webnovel

BLUE LOTUS : THE FOUR KINGDOMS

Akibat dosa yang diperbuatnya di masa sekarang memicu kemarahan Dewa, Amilyn harus membayarnya dengan menjalani kehidupan kedua di dunia yang sama sekali asing dan dengan identitas yang berbeda. Kisahnya dimulai saat ia harus menjadi seorang Nona Cenayang untuk Kerajaan Shyma. Ini novel pertama gue dengan tema kerajaan (Fiksi Fantasi) yang BERAT, TRAGIS dan SEDIH! Bagi yang suka mengumpat, demen baperan sama galau, doyan mewek, gak tega'an atau pengen baca cerita berbau-bau pelakor zaman kerajaan hayuuukks buruan merapat, hahahhaa! Setidaknya baca beberapa part dulu sebelum menilai ceritanya bagaimana. Lalu tolong jangan lupa bantu vote serta komennya ya my precious readers, supaya author makin semangat nulis part selanjutnya dan rajin up~~ **Please, DILARANG keras plagiat dalam bentuk apa pun! ^^

Angie_C1991 · Fantasy
Not enough ratings
6 Chs

BERTAHAN

Shu sudah selesai mengolesi obat pada kedua betis Lyn.

"Sebaiknya Anda beristirahat, Nona Lyn. Saya akan memerintahkan beberapa pelayan untuk berjaga di luar pintu, jika Anda membutuhkan sesuatu Anda dapat membunyikan lonceng yang ada samping kanan tempat tidur."

Lyn tersadar akan lamunannya lalu memandang Shu. Gadis itu masih ingin menanyakan banyak hal, terlebih lagi ia tak ingin Shu pergi meninggalkannya, Lyn merasa takut jika sendirian.

Seakan mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh Lyn, Shu berkata, "Saya akan datang kembali setelah waktu makan malam untuk memeriksa keadaan Anda, Nona. Kemudian, mengenai pertemuan dengan Yang Mulia, beliau akan menunggu sampai kedua kakimu sembuh dan Anda cukup sehat untuk keluar dari kamar ini. Mungkin tiga atau empat hari ke depan. Saya mohon Anda dapat mempersiapkan diri Anda."

Mau tak mau Lyn pun mengangguk walaupun ia merasa sedih.

Shu lalu membungkuk ke arah Lyn dan pergi meninggalkan gadis itu seorang diri di kamarnya yang terasa asing. Tak lama kemudian, hanya selang sepuluh menit dari kepergian Shu, pintu kayu diketuk dan datanglah dua orang pelayan wanita berwajah cantik membawakan Lyn bubur untuk makan siangnya. Jelas bahwa Shu-lah yang memerintahkan mereka.

Dengan ramah dan sopan kedua wanita itu melayani Lyn selama ia makan. Gadis itu baru sadar bahwa ia kelaparan, bubur dimangkuk pun habis dilahapnya tanpa sisa. Menurut Lyn, itu bubur terlezat yang pernah dia makan seumur hidupnya.

Menjelang sore, ada tiga orang pelayan wanita yang datang kembali untuk memandikan Lyn dan mengurus luka-lukanya. Lyn duduk di atas sebuah tandu emas menyerupai tempat duduk yang diangkut oleh empat orang pelayan pria, sementara pelayan-pelayan wanita mengikuti dari belakang. Mereka mengantarkan Lyn ke depan pintu geser besar, yang mana di balik pintu tersebut terdapat sebuah pemandian tertutup khusus para wanita anggota kerajaan.

Saat pintu geser dibuka, hawa dari sebuah kolam sumber mata air panas menyeruak. Tandu lalu dibawa ke tepian kolam berbatu berukuran cukup luas. Di dalam kolam itu pun sudah terdapat bermacam-macam kelopak bunga yang disebarkan menyeluruh mengingat saat itu sedang musim semi. Lyn tak bisa membayangkan pekerjaan para pelayan yang membersihkan kolam tersebut sehabis digunakan, karena sepertinya tidak mungkin setiap hari anggota kerajaan mandi dengan kelopak-kelopak bunga yang sama.

Setelah membantu menurunkan Lyn dari tandu ke tepian kolam yang kering, agar Lyn duduk di sana, para pengawal pria pun keluar sambil membawa tandu bersama mereka, kini di pemandian hanya ada Lyn dan tiga orang pelayan wanita.

Satu pelayan wanita menutup pintu geser rapat-rapat, dan dua sisanya berniat membuka pakaian Lyn.

"A-aku bisa sendiri!" teriak Lyn tampak malu. Ia merasa tidak nyaman jika ada orang lain yang melihatnya tak berbusana. "Aku akan mandi tanpa bantuan kalian. Aku hanya perlu kalian membantuku untuk sampai lebih dekat ke kolam, setelah itu tolong keluarlah dan tunggu di depan pintu sampai aku panggil kembali. Lagipula hanya kakiku yang terluka, tanganku tidak."

Mendengar perintah Lyn, semua pelayan memasang wajah bingung. Mereka saling menatap satu sama lain, sebab tak biasanya anggota kerajaan seperti Ratu atau Putri mandi seorang diri dan tidak dikelilingi para pelayan yang siap siaga. Ditambah lagi, Lyn dianggap sebagai orang penting Istana, posisinya bisa saja disetarakan dengan Putri Kerajaan.

Akhirnya salah seorang pelayan angkat bicara sambil membungkuk kepada Lyn.

"Maaf, Nona. Kami tidak bisa meninggalkan Anda sendirian. Kami yang akan memandikan Anda dan ini sudah termasuk perintah dari Yang Mulia. Jika kami melanggarnya, kami akan terkena masalah."

Lyn menatap para pelayan di hadapannya dengan ragu-ragu, kemudian menghela napas.

"Baiklah... Aku tak mau membuat kalian dalam kesulitan, karena ini perintah Yang Mulia..."

Mendadak Lyn merasa kesal dengan Raja dari kerajaan tersebut yang menurutnya punya terlalu banyak aturan. Tapi mau bagaimana lagi, ini zaman kerajaan bukan zaman modern.

Para pelayan pun tersenyum lalu membantu mempersiapkan Lyn untuk mandi dan masuk ke dalam kolam. Rambut panjang hitamnya kini digelung ke atas dan tubuhnya dibasuh secara hati-hati. Lyn yang malu, berendam agak dalam sampai hanya menyisakan bagian pundak ke atas saja di permukaan air. Sesekali ia memperhatikan tato teratai biru dilengan kirinya dan tenggelam dalam pikiran.

Entah kenapa saat masuk ke dalam kolam tadi, ia tiba-tiba teringat saat terakhirnya sebelum masuk ke dimensi ini, sebuah ingatan satu-satunya yang masih jelas dibenak Lyn selain fakta bahwa dirinya berasal dari dunia lain di masa depan.

Saat itu tubuhnya tenggelam di sebuah danau yang dingin, ia jatuh seketika dalam kegelapan. Sepertinya telah terjadi sesuatu, tapi Lyn tak bisa mengingatnya. Ia merasa itu merupakan suatu peristiwa penting dan mungkin kejadian itu juga yang mengakibatkan kakinya terluka.

Lalu ia mengingat bahwa tubuhnya berada semakin jauh dari permukaan air dan saat hampir menyentuh dasar danau, ia tak sadarkan diri.

Begitu gadis itu bangun dia sudah ada di dunia yang berbeda.

Apa aku bisa bertahan di sini...? Gumam Lyn.

Ia melamun sambil memainkan sekumpulan kelopak bunga di hadapannya, kemudian menangkupkan satu di antara kelopak bunga tersebut dengan kedua tangan, kelopak itu pun terlihat terombang-ambing oleh air di dalam tangan Lyn.

Tak lama air merembes dari sela-sela jari gadis itu, sampai akhirnya tak bersisa dan meninggalkan kelopak bunga tersebut sendirian. Setelah cukup lama bergeming, Lyn lalu mengambil kelopak itu dan menempatkannya kembali di antara kelopak-kelopak bunga lain.

Ya, tak ada cara lain. Apapun yang terjadi nanti, aku harus bertahan sampai aku menemukan jalan untuk kembali ke dunia asalku. Kata Lyn, wajahnya dipenuhi tekad.

I don't know whether this strory of mine about Blue Lotus : The Four Kingdom drawing interest of you or not. From what I can see, there is no feedback yet (like review, comment, gift etc) for my story and it made me think that this story isn't worth it to continue here. Sorry. But if you really like or appreciate the author's hardwork, please, before I decide to drop this story permanently, you can give me any feedback so I will consider to post/upload each part on schedule later. Even two or three supports from you are precious guys! So please let me know~ Thanks.

Saya tidak tahu apakah cerita saya tentang Teratai Biru : Empat Kerajaan menarik minat kalian atau tidak. Dari yang saya lihat, masih belum ada feedback apapun (seperti review, komen, gift dll) untuk cerita saya dan itu membuat saya berpikir bahwa cerita ini tak setimpal untuk dilanjutkan disini. Maaf. Tetapi jika kalian suka atau menghargai kerja keras Penulis, tolong, sebelum saya benar-benar memutuskan menghentikan cerita ini secara permanen, kalian bisa memberikan saya feedback apapun jadi saya akan mempertimbangkan untuk post/upload setiap part sesuai jadwal nantinya. Bahkan dua atau tiga komen dukungan dari kalian begitu berharga guys! Maka tolong biarkan saya tahu~ Terimakasih.

Angie_C1991creators' thoughts