webnovel

kebohongan yang terbongkar

"Aku pulang...." Sambil membuka sepatuku dan menyimpan nya di rak sepatu

"Owh...,anak ku sudah pulang. Bagaimana hari ini? Apa baik-baik saja?" mama bertanya pada ku dengan mata berbinar-binar dan senyum yang aneh.

"Hari apa ini? Kenapa tiba-tiba aneh sekali? Biasa juga gak pernah seperti ini? Apa lagi senyum mama itu mencurigakan sekali"

"Apa yang salah? Mama menanyakan keadaan anak nya kan tidak salah"

"Ya..., memang tidak salah. Tapi aku punya firasat aneh tentang ini" Melewati mama dan menuju ketangga arah ke kamarku untuk mengganti baju

"Jeclyn...." Kata seorang pria yang tepat berdiri di depan ku

"A....A.....apa-apaaan ini...papa?" Aku kaget dan mundur beberapa langkah menjauh dari papa ku

"Bagaimana? Papa mu jadi tampak lebih muda kan?" Kata mama berjalan kearah papa dan memengangi rambut papa

" Rambut apa itu?" Tanya ku sambil menunjuk kearah papa, rambut nya tak jelas.belah kearah samping,tengah atau apa lah? Gaya bapak-bapak yang biasa membelah rambut nya kearah samping sekarang malah terlihat seperti Albert.rambut berantakan dan tidak jelas bentuk rambut nya

" Kata mama mu ini lagi model. Model rambut anak zaman sekarang, jadi berasa muda kembali" Sambil menaiki sebelah kera kemeja nya

"Ya..., tadi mama lihat seseorang yang berdiri di depan gerbang sekolah itu lho"

Tunggu dulu yang di gerbang sekolah? Sekolah ku? Itu...,Albert? Mama mengikuti ku ? pantasan aku merasa ada yang mengikuti ku. Ternyata itu mama..., dan mama juga melihat aku berpelukan dengan Albert? Akh....., aku malu sekali. Muka dan badan ku memanas karenan malu

"Mirip berandalan!!!" kata ku dan berlari melewati kedua orang tua ku, aku berlari menuju kamar menyembuyikan muka ku di balik bantal

"Kenapa dia? Apa benaran aku mirip berandalan?"

"hahahaha.... Itu masalah anak muda jaman sekarang papa. Papa tetap keren kok"

apa mama melihat nya? Ah..., bagaimana ini? Itu kan tidak sengaja. Aku meloncat-loncat sambil memengang bantal dan menyembunyikan muka ku yang merah di balik bantal karena malu. Aku tidak ingin turun rasa nya

"Papa kenapa rambut mu begitu?" Tanya Declyn

"bagaimana? Apa kah terlihat lebih muda?"

"Ya..., dan juga terlihat seperti mafia" Declyn menjawab sambil menyuapi makanan ke mulut nya

"Jadi Jeclyn..., kau sudah sampai tahap mana bersama laki-laki itu?"

"A...A...apa? Uhuk .... Uhuk ....." Aku tersedak mendengar pertanyaan mama

"Apa sudah sampai tahap ciu...."

"A...A..ku sudah kenyang aku kembali ke kamar untuk mengerjakan tugas" Aku berlari dari ruang makan ke kamar ku

Hm...., matahari sudah terbit saja padahal aku kan masih ingin tidur. Kring... kring..... suara telpon berbunyi. Siapa si yang pagi-pagi telpon? Benar-benar tidak tau waktu ya?

"Hallo..., siapa ini pagi-pagi menelpon. Ini masih pagi.... , ada apa menelpon ku?"

"Owh...., kau bilang masih pagi? Cepat bangun!!!! Aku tunggu 10 menit dari sekarang"

"Tunggu... kau ..A....l.." "Tut....tutut........."

"Apa-apaan ini? Seenak nya menelpon dan seenak nya mematikan telponnya. Selain devil juga tidak tau waktu. Mengesalkan" Segera aku mengambil baju dan masuk ke kamar mandi

"Kau sudah bangun? Semakin hari semakin cepat saja? Waw...,kencan di pagi hari" kata mama yang sedang membereskan piring dengan tawa nya

"Bu...bukan begitu. Pokok nya dia bukan pacar ku" Aku memilih berlalu dengan rambut basah dan seragam yang berantakan. Baju tidak ku masukan ke rok ku,bahkan aku belum sempat menyisir rambut ku. 10 menit Cuma cukup untuk aku mandi belum lagi di perjalanan. Aku mengambil sepatu dari rak ,memakai nya dan tidak mengikat tali sepatu lagi. Aku membuka pintu pagar ku sambil menutup mata karena mengantuk

"Bukan nya rumah mu yang ini? Kenapa kau keluar dari sana?" Kata seorang laki-laki sambil menunjuk rumah yang berada di sebelah rumah Jeclyn

"K.....k...kau.... Kenapa bisa ke sini?" Aku kaget karena melihat Albert berada di sebelah rumah ku

"Kau selalu terlambat, apa bangun pagi begitu sudah untuk mu? Kau membohongi ku tentang rumah mu? " Mendekati Jeclyn dengan tangan kedua tangan nya yang di selipkan di saku celana nya, menyondong kan tubuh, membuat Jeclyn menyampingkan muka dan terjepit antara pagar rumah nya dan Albert

"I....itu....." Sambil berpikir aku memutar kan bola mata ku

"Ah...., Jeclyn belum berangkat dan ada teman nya ya?" Kata mama yang sedang berdiri di depan pintu sambil memengang sebuah pisau.

"Pagi bi..." Sapa Albert sambil menjauhi Jeclyn

"Kau orang yang waktu itu? Iya benar kau anak yang itu. Apa kalian pacaran?"

"Ma...." Teriak ku

"Nama saya Albert. Ah..., Jesica... maksud ku Jeclyn kami berdua...."

"Hanya teman" Potong ku

"Kami berdua punya hubungan khusus"Senyum Albert kearah ku

"A.....A...pa maksud mu?"Tanya ku pada Albert

"Maaf bi, mungkin aku akan sering menjemput Jeclyn"

"Ah..., tidak apa-apa. Kalau perlu sekali-sekali mampir lah ke sini"

Mati lah aku kali ini,semua ke bohongan ku terbongkar, dan apa maksud dari kata- kata nya punya hubungan khusus? Aku rasa dia pasti ingin mempermain kan ku lebih...lebih... dan lebih parah dari sebelum nya. Habis lah aku pagi hari ini,dengan tampang berantakan, rambut yang tak di sisir dan mood yang rusak. Bad day

"Kami pergi dulu bi" Sambil tersenyum dia menyapa mama ku dan merangkul ku di depan mama. Aku berusaha menurun kan tangan nya dari bahu ku, tapi tangan nya malah semakin erat mencenkram bahu ku, rasa dingin itu sangat menusuk sampai ketulang-tulang ku, sampai saat ini.. aku masih bisa merasakan dingin ini.

"Le...lepas kan!!! Apa yang kau lakukan dan apa yang kau bicarakan dengan mama ku. Kita tidak memiliki hubungan khusus"

" Kita kan memang punya hubungan khusus, kau mainan ku. Aku tidak mungkin mengatakan kau mainan ku di depan ibu mu. Dan lagi...apa itu Jesica? Dan di mana alamat rumah mu? Kau membohongi ku Jeclyn? Ah...., aku tidak bisa percaya ini. Kau benar-benar membohongi ku" Albert berjalan dengan cepat meninggal kan Jeclyn

"Tunggu.....,kenapa kau jalan cepat sekali si? Tunggu !!!!" aku mengejar Albert dengan tergesa-gesa

BRUKKKK...

Aku menumbur seorang laki-laki dengan seragam sekolah lain , karena jalan terlalu cepat untuk mengejar Albert aku tidak melihat ada seseorang yang keluar dari pembelokan dan langsung menabrak nya. Buku dan bekal makanan nya jatuh berantakan. Bekal nya bakal tumpah keluar dari tempat makan nya. Ah..., apa yang ku lakukan si?

"Maaf kan aku. Aku tergesa-gesa jadi tidak melihat mu keluar dari pembelokan dan menabrak mu" Sambil membereskan buku yang berserakan jatuh

"Ah..., tidak apa-apa. Oh..., ya buku yang kemarin..." Belum selesai bicara ada sesorang yang memotong pembicaraan

"Hei..,kau kenapa di situ? Apa kau mau melariakan diri?" Teriak Albert dari kejauhan

"Ah..., sungguh sangat menganggu. Aku pergi dulu ya. Ini untuk mu" Aku membuka tas ku dan mengambil bekal makanan ku dan memberikan kepada nya dan berlari kearah Albert

"Bukan kah itu Albert? Jadi Albert mengenal wanita itu"

"Kenapa kau selalu begitu lama?" Tanya Albert

"Kau yang jalan terlalau cepat!" Aku menjawab nya sambil membereskan tas ku yang tadi terbuka

"Kau pasti lebih menderita setelah membohongi ku. Kau sudah sarapan?"

"Tentu saja belum.., belum"

Albert berjalan menuju kantin yang di ikuti oleh Jeclyn dari belakang, karena lapar Jeclyn mendahului Albert memesan makanan terlebih dahulu, dan mencari tempat duduk yang kosong untuk di duduki. Hm...ini pertama kali nya aku makan makanan di kantin. Biasa nya aku selalu bawa bekal tapi seperti nya ini enak,sambil mengangkat sendok

Albert tiba-tiba datang dan menghentak meja dan menaruh makanan di meja yang di duduki Jeclyn . orang-orang yang berada dan duduk di dekat mereka langsung membawa makanan mereka dan berjalan menjauh, meja-meja di sekitar mereka jadi kosong.

Mereka lebih memilih bersempit-sempitan , yang harus nya tempat duduk hanya bisa di duduki 5-8 orang jadi duduki oleh 10-12 orang , dari pada harus duduk di dekat Albert. Bahkan ada yang duduk di lantai. Sedangkan Jeclyn yang mengangkat sendok dan baru saja ingin memasukan sendok itu ke mulut nya terkejut dan menjatuh kan sendok yang di pengang nya. Aku melihat kearah sekeliling ,apa kondisi seperti ini sering terjadi saat Albert berada di sini?

"Apa perlu sekaget itu? Bukan kah hal ini sudah biasa nona? " Dengan cuek Albert mengangkat sendok dan menyuapi ke mulut nya sendiri

" Tentu saja kaget" Berdiri dari kursi dan mulai melangkah meninggalkan meja

"kau mau kemana?"

"Tentu saja mengambil sendok,sendok ku kan terjatuh karena kaget"

"Tidak usah, kau duduk saja" Sambil menarik tangan Jeclyn,menarik nya duduk. Sedangkan tangan lain nya memengang sendok dan menyuapi sendok yang penuh makanan itu ke mulut nya

"Hei ...., kau" Panggil Albet pada siswa laki-laki yang akan berjalan melewati Albert "A...a...aku?" Tanya murid laki-laki itu

"Iya..., kau sini!" Dengan ketakutan murid itu berjalan mendekati Albert

"Kau ambil lagi yang baru" Albert mengambil sendok yang ada di nampan murid itu,dan murid itu entah berpikir apa ? dia masih berdiri di dekat Albert

"Kenapa kau masih berdiri di sini? Pergi lah!" Mendorongnya dan murid itu,murid laki-laki itu hampir menjatuh kan makanan nya

"Hei .., nona . bukan nya kau sudah biasa di layani seperti ini kan dirumah? Bukan nya kau nona besar ? Hei ..., kau ambil kan minum" Menyuruh orang yang sedang berdiri di dekat mereka

"Sudah hentikan!!!!" Aku sudah tidak tahan lagi , aku berjalan meninggal kan Albert

"Mau kemana? Aku kan tidak menyuruh mu pergi nona. Jangan sia-sia kan makanan!!!!" Menarik Jeclyn higga Jeclyn kembali duduk dan memakan makanan nya

Aku benar-benar tak tahan , aku ingin marah tapi aku menahan nya. Aku tidak pernah di perlakukan gini dengan mama dan papa ku. Aku juga tidak ingin menjadi nona besar , tiba- tiba saja air mataku mengalir karena sudah tak tahan untuk menahan marah ku. Aku menahan diri untuk tidak menangis di depan nya,sambil mengunyah makanan aku menahan tangis yang akan mengalir, tapi terlambat si Albert sudah melihat tetesan air mata ku.

"Ka...kau... kenapa menangis? Kalau kau tidak ingin makan lagi, ya sudah tinggalkan saja.kita ke gudang" Albert melembut kan suara nya dan bicara dengan gugup. Mungkin merasa bersalah pada Jeclyn, Albert masih menatap wajah Jeclyn mencari jawaban dari pertanyaan nya dan juga ada rasa sedikit bersalah di wajah nya