webnovel

Black Hunter Origin

Sebuah kesah Isekai dengan latar belakang dunia fantasi, apa yang anda fikirkan? Klisyei? Membosankan? Atau sudah terlalu biasa? Terserah anda ingin menganggapnya seperti apa. Tetapi, ini adalah kesah Isekai pertama daripada Malaysia, jadi tidak ada salahnya jika ianya Klisyei bukan? Ringkasnya: Cerita ini berfokus kepada Madou Gaikuro, seorang pelajar sekolah menengah dan Otaku biasa yang secara tiba-tiba dibawa ke dunia lain dan diberikan gelaran berserta tanggungjawab sebagai seorang pahlawan. Jika anda berfikir bahawa perjuangan menjadi pahlawan itu mudah, maka anda sangat-sangat salah. Kesah ini akan mengubah sudut pandang anda terhadap kehidupan di dunia asing, kerana tidak semuanya akan berjalan dengan lancar. Walaupun memiliki kekuatan agung, dia tetap perlu melalui banyak kegagalan hanya untuk mencapai satu kejayaan. Ini adalah kesah mengenai perjalanannya untuk menjadi seorang pahlawan sejati. Bagaimana kesahnya akan berjalan? Baca saja dan ketahui ianya sendiri.

Kaitou_X · Fantasy
Not enough ratings
13 Chs

Side Chapter 1: Pembalasan.

Tepat disebuah lorong yang gelap, kelihatan seseorang yang berjalan dengan agak tidak stabil. Tangannya menyentuh dinding agar dapat membantunya menahan berat tubuhnya daripada jatuh.

Orang itu adalah seorang lelaki berusia sekitar 20-an dan mengenakan pakaian formal berwarna ungu dan pink, dia adalah sang pengacara.

Dagunya berwarna merah padam, itu pastinya dikeranakan tumbukan yang dirinya terima daripada Gaikuro.

Sepertinya perasaannya saat ini sedang kacau sehingga dapat dilihat dengan jelas dari riak wajahnya.

Sambil masih lagi berpaut pada dinding, dirinya mula merungut sendirian demi melampiaskan kebenciannya.

"Takguna betul, bagaimana pula tempat itu boleh didatangi oleh sang Holy Hero? Apatah lagi ada dua?! Sedikit lagi, saya betul-betul sangat hampir untuk mendapatkan kekuatan pahlawan!"

"Mengapa..."

"Mengapa kedua budak-budak hingusan seperti itu yang terpilih?!!"

Dengan nada jengkel, dirinya masih melanjutkan perkataannya dan terus merungut mengenai rancangannya digagalkan.

"Kenapa! Kenapa! Kenapa! Kenapa! Kenapa! Kenapa! Kenapa! Kenapa! Kenapa! Kenapa! Kenapa! Kenapa! Kenapa! Kenapa! Kenapa! Kenapa! Kenapaaaaaaaaaa...!!!"

"Saya memilih kelayakan yang jauh lebih baik daripada keduanya, dan saya juga lebih baik daripada si banduan bertopeng itu! Jadi mengapa mereka yang dipilih!!!"

Dalam saat sang pengacara itu masih lagi tidak dapat menerima kenyataan sambil menyangkal segalanya, sesuatu membalas komentarnya.

"Kerana kau jelas tidak layak" Kata suatu suara yang muncul secara tiba-tiba.

Sang pengacara langsung terdiam kerana terkejut, dirinya terdiam kerana mendengar seseorang/ sesuatu [?] secara tiba-tiba menjawab rungutannya. Dirinya sebenarnya tidak berharap agar ada yang membalas keluhannya itu dan terlebih lagi sumber suara itu bahkan tidak terasa.

Seolah-olah ada sesuatu yang bercakap di sebelahnya tetapi tidak ada apa-apa di sisinya, kehadiran suara itu bagaikan muncul daripada kekosongan dan langsung mencapai ke telinganya.

Hanya mereka yang mahir dengan teknik penyusupan sahaja yang mampu melakukan hal ini, dan kebiasaannya mereka adalah Assassin.

Sang pengacara langsung cemas, cemas kerana merasa bahwa sumber suara itu adalah milik seorang Assassin yang sangat mahir kerana mampu menyembunyikan kehadirannya sehingga tidak terlihat seperti ini. Dia menggeletar, peluhnya keluar dengan banyak, dan dirinya berusaha untuk mencari sumber suara itu dengan melihat kearah sekelilingnya tetapi dia langsung tidak melihat sesiapa.

Yang ada hanyalah kekosongan dan keheningan yang menegangkan, sampailah...

"Apa yang kau cari!"

Suara itu muncul lagi dan saat itu juga pemilik daripada suara itu langsung muncul tepat dihadapan sangat pengacara.

Pandangan mata mereka langsung bertembung dan sang pengacara langsung jatuh terduduk.

"A-apa... Mengapa awak berada di sini!!"

Sang pengacara mengenali sosok yang merupakan sumber suara itu. Itu adalah sosok yang belum lama ini dirinya temui, sosok yang telah menakutkan dirinya sebelum ini, itu jugalah sosok yang baru sahaja menghancurkan seluruh bangunan Colosseum... Sosok itu adalah lelaki bertopeng.

"K-k-k... Kenapa awak kemari!!" Tanya sang pengacara dengan ketakutan.

"Pembalasan!" Jawapan singkat daripada lelaki bertopeng.

"P-pembalasan?"

"Aku benci bila ada yang berani menginjak-nginjak kepala ku" nyata lelaki bertopeng dengan nada dingin.

Mendengar hal itu sangat pengacara langsung menjangkakan apa yang akan terjadi kepada diri jika tertangkap olehnya. Itu adalah sosok yang mampu menghancurkan seluruh bangunan gergasi sendiri, dan dirinya telah pun meracuni dan menginjak-nginjak kepala sosok tersebut sebelum ini.

Sang pengacara sekarang sangat menyesali tindakannya itu, tetapi sekarang sudah terlambat untuk menyesal. Jika dirinya tidak melarikan diri sekarang dirinya pasti akan dihabisi.

Menyedari hal itu, sang pengacara langsung memikirkan caranya untuk melarikan diri.

Dirinya pun langsung mencuba untuk mengambil sesuatu daripada kantong bajunya, tapi...

Krakkk! [Bunyi sesuatu patah]

Lelaki bertopeng langsung menangkap lengan sang pengacara. Lelaki bertopeng itu mencengkam lengan sang pengacara dengan sangat-sangat kuat sehingga dapat didengari bunyi tulangnya remuk.

Rasa sakit akibat lengannya dipatahkan langsung merebak ke sekelunjur tubuh badan sang pengacara dan dirinya merespon hal itu dengan teriakan kesakitan.

"Aaaaarrrrrhhhhhhhhhhh..."

Teriakan itu menenangkan sedikit mentalnya tetapi rasa sakitnya masih ada dan terus berlarutan.

Matanya berair kerana rasa sakit yang dirasakannya, pandangannya menjadi sedikit tidak jelas kerana hal itu tetapi dirinya masih lagi dapat melihat sosok lelaki bertopeng yang tepat dihadapannya.

Dia melihat kearah bahagian wajah sosok yang berada di hadapannya itu dan dirinya langsung menyesali melakukan perkara itu.

Apa yang dirinya lihat pastinya bukan wajah lelaki itu kerana dia memakai topeng, walaupun bentuk topeng itu tidaklah begitu menakutkan tetap saja dirinya menyesali melihat kearah itu.

Dibahagian mata topeng tersebut mengeluarkan cahaya berwarna merah darah, ditambah dengan pakaian berwarna serban hitam yang dimiliki oleh lelaki itu, ia membuatkan orang-orang dengan sekali pandang dapat menyangka bahawa itu adalah bayang seekor monster yang harus darah.

Sang pengacara ketakutan, dirinya sangat takut dan berharap agar dirinya dapat lari tetapi lengannya ditangkap dan dirinya tidak dapat kemana-mana.

Lalu, saat itu jugalah lelaki bertopeng itu melakukan tindakannya yang lain.

Dengan mudahnya, lelaki bertopeng itu langsung menarik lengan sang pengacara sehingga putus.

Tepat setelah melihat lengannya dicabut, rasa sakit yang teramat sangat langsung menyerang diri sang pengacara dan dirinya pun berguling-guling kesakitan sambil darah dan air matanya tumpah kemana-mana. Dan dirinya sekali lagi berteriak kesakitan.

"Aarhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh.....!!!"

Rasa sakit tersebut sangat-sangatlah menyeksa, tetapi dia tetap mencuba untuk menahannya dan menstabilkan fikirannya.

Dia menyedari bahawa dirinya pasti akan mati, tetapi tetap saja dirinya tidak mahu menerima sahaja perkara itu. Lalu dikeranakan lengannya yang sebelum ini menahannya daripada melarikan diri telahpun dicabut, dirinya mencuba untuk berdiri dan melarikan diri.

Tetapi disaat dirinya baru sahaja berdiri dan membalikkan diri untuk mengambil langkah pertamanya...

"Huh...!?"

Dirinya kembali terjatuh tersungkur ke atas tanah. Dirinya sendiri hairan, tidak merasakan bahawa ada sesuatu yang menghalang langkahnya sebelum ini tetapi dirinya tetapi tersungkur.

Langkah pertamanya gagal dan dirinya tidak mengerti mengapa hal itu berlaku. Lalu saat dirinya menoleh ke arah kakinya dirinya langsung sedar mengenai apakah alasannya dirinya tersungkur.

Tidak ada sebarang masalah dengan kakinya, ia masih lagi berada di posisinya saat sang pengacara mencuba untuk melarikan diri. Yah, itulah masalahnya. Posisi kakinya masih lagi sama meskipun setelah sang pengacara tersungkur. Itu kerana kakinya sudah tidak lagi tercantum dengan dirinya, ianya telah terputus.

Dapat diketahui bahawa itu juga hasil daripada tindakan lelaki bertopeng sebagai pencegahan menghalang sang pengacara melarikan diri lagi.

Dan serta merta teriakan kesakitan kembali kedengaran.

"Aarhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh.....!!!"

Dihadapkan dengan kesakitan yang terus-terusan sang pengacara mula kehilangan harapan dan mula jatuh ke dalam ke dalam keputus-asaan.

Lalu dirinya melihat kearah sosok lelaki bertopeng dan apa yang dirinya lihat masih lagi sama. Iaitu sosok monster- tidak, sosok itu lebih mirip iblis saat ini.

Melihat kearah itu kini telah mengembalikan semula semangat sang pengacara untuk melarikan diri, rasa takutnya kini melampaui keputus-asaannya sehingga dirinya kembali berusaha untuk untuk melarikan diri.

Dirinya yang dilumuri darah kerana telah kehilangan kedua kaki dan sebelah lengannya dengan sedaya upaya mencuba untuk menyeret seluruh tubuhnya dengan satu-satu lengannya yang tertinggal untuk menjauhi sosok lelaki bertopeng itu. Tetapi...

Sosok yang ditakuti olehnya itupun secara tiba-tiba menghilang dan kembali muncul tepat dihadapan sang pengacara.

Lalu lelaki bertopeng itu mencengkam bahagian kepada sang pengacara dan mengangkatnya ke udara.

Lemas dengan segala keputus-asaan yang terus menimpanya, sang pengacara melakukan upaya terakhirnya.

"M-maafkan saya" ucap sang pengacara dengan tangisan putus asa.

"Saya betul-betul minta maaff! Saya betul-betul menyesal!! Maafkan saya! Tolonglah!"

Dengan penuh penyesalan dan keinginan untuk hidupnya diampuni, sang pengacara mengucapkan permintaan maafnya dengan sepenuh hati.

Dirinya menangis, memohon, merayu dan mengemis untuk hidupnya. Mungkin ini adalah pemohon paling murni dari hati yang pernah diri minta sepanjang hidupnya, mungkin dirinya betul-betul menyesali segalanya saat ini.

Tapi...

"Ditolak"

Semua pemohon itu langsung tidak dipedulikan oleh lelaki bertopeng, dan dengan mudahnya dibalas dengan satu kata.

Sang pengacara langsung hancur secara fizikal dan mental, permintaan paling diinginkan sepanjang hidupnya ditolak secara mentah-mentah dihadapan wajahnya. Kali ini dirinya betul-betul sudah tidak memiliki sebarang pilihan dan hanya mampu pasrah dengan nasib yang menantinya.

"Ah hahaha... ha ha ha ha ha..."

Lalu, sang pengacara pun menjadi gila dan hanya mampu ketawa hampa sambil tubuhnya diseret seperti beg sampah oleh lelaki bertopeng.

Kedua-duanya pun menghilang didalam kegelapan lorong... Dan tidak ada yang lagi yang tersisa di tempat itu selain tawa hampa di sepanjang lorong tersebut.

Side Chapter 1: Pembalasan.

~The End~

Yah... Chapter ini adalah tambahan cerita agar saya dapat menampilkan sifat kejam milik lelaki bertopeng, kerana dimasa hadapan watak ini akan cukup berpengaruh pada alur cerita.

Kaitou_Xcreators' thoughts