webnovel

Tidak Suka

Aileen tak henti tertawa memdengar cerita Rasya, sejak sampai di Butik Rasya, Aileen sudah sempat melihat-lihat semua koleksi yang disana.

Aileen menyukai semuanya, sepertinya Aileen akan datang ke Butik Rasya kalau memang membutuhkan pakaian dan lainnya.

Aileen terdiam di ruangan Rasya seraya meninggu Rasya selesai dengan kesibukannya, Aileen juga meneliti semua yang ada di ruangan Rasya, rapi sekali dimata Aileen.

Setelah cukup lama menunggu, Rasya akhirnya masuk dan menemani Aileen disana.

Keduanya saling bertukar cerita, tapi Aileen lebih banyak mendengarkan cerita Rasya dari pada sibuk bercerita tentang dirinya.

Aileen merasa kisah Rasya sangat menarik, lucu dan sepertinya sangat membahagiakan.

Aileen meminta Rasya terus dan terus bercerita, meski Rasya sudah meminta untuk jeda dan meminta Aileen yang balik bercerita, tapi Aileen tidak mau, Aileen akan menunggu saja sampai Rasya kembali bercerita.

"Udahlah kering nih tenggorokan"

"Jangan, baru juga setengah umur, setengah lagi belum"

Rasya tersenyum dan menggeleng, haruskah selesai semuanya hari ini, apakah esok lusa mereka tidak akan bertemu lagi.

Rasya menghembuskan nafasnya sekaligus, Raysa senang karena Aileen terlihat bahagia saat ini, tapi Rasya juga sudah lelah bercerita banyak hal pada Aileen.

"Ayo, Sya"

"Apa lagi, kan semua udah aku ceritakan"

"Bohong, pasti masih banyak, sekarang kamu umur berapa ?"

"25"

"Iya, kamu baru cerita sampai umur 20, berarti masih ada 5 tahun lagi"

"Aileen, serak nanti suara ku"

Aileen sedikit tertawa mendengarnya, lalu apa kabar dengan Aileen yang sejak tadi tidak bisa berhenti tertawa.

"permisi, Pak"

Keduanya menoleh, Aileen kembali melirik Rasya dan mengangkat kedua bahunya.

"Sebentar ya"

"Ok"

Rasya bangkit dan berlalu membukakan pintu.

"Kenapa ?"

"Indah bilang ada Pak Tama di Butik sana, menunggu Pak Rasya dan juga Bu Marsya"

"Marsya ?"

"Marsya apa siapa .... pokoknya yang akan jadi model besok"

Rasya mengangguk, memang benar Marsya, tapi Rasya belum buat janji dengan Marsya.

"Baiklah, terimakasih ya"

"Sama-sama, permisi"

"Iya silahkan"

Rasya kembali menutup pintunya dan kembali ke tempat duduknya.

"Ada apa ?"

"Pak Tama minta bertemu Marsya sekarang"

"Marsya .... ada apa dengan Marsya ?"

"Marsya kan yang jadi brand ambassador aku kali ini, jadi Pak Tama minta ketemu buat acara besok"

"Marysa pergi loh, ada acara keluarga dia hari ini"

"Kapan dia pulang"

"Besok pagi, coba aja ditelepon dulu, kali bisa pulang lebih dulu"

Rasya mengernyit, lalu bagaimana kalau baru pulang besok pagi.

"Di telepon dulu, siapa tahu bisa"

Rasya mengangguk setuju, Aileen terdiam membiarkan Rasya dengan urusannya sendiri.

Aileen mengeluarkan ponselnya, rasanya terlalu bosan jika hanya mendengarkan pembicaraan Rasya dan Marsya saja.

Bukankah Aileen juga memiliki sahabat, apa salahnya kalau sekedar chat dengan mereka sekarang, sambil menunggu Rasya selesai dengan panggilannya.

Aileen tersenyum sendiri, fokus dengan chatnya itu, rasanya begitu mudah bagi Aileen mendapatkan kesenangan.

Memiliki sahabat seperti mereka sangat membuat hidup Aileen berwarna, mereka selalu bisa memposisikan diri untuk jadi seperti apa yang Aileen butuhkan.

Saat mereka telah sebesar sekarang, tapi kerap kali candaan mereka masih saja seperti anak kecil

Dibalik semua itu memang selalu menjadi kenangan manis dari cerita kebersamaan mereka, Aileen tidak pernah mau kehilangan mereka, jika itu sampai terjadi sudah pasti Aileen akan kacau lagi.

"Aileen"

Aileen menolah dan mengangkat kedua alisnya.

"Aku harus ke Butik satunya, kamu mau ikut"

"Katanya harus sama Marsya"

"Marsya gak bisa pulang, dia baru pulang besok subuh"

Aileen mengangguk, Aileen sudah tahu itu karena memang itu sudah menjadi jadwal rutin keluarga Marsya.

"Jadi bagaimana ?"

"Gak tahu, makanya aku mau temui Tama dulu sekarang, nanti baru dibicarakan harus seperti apa"

"Ya udah"

"Kamu ikut ?"

"Ayo kalau memang boleh"

"Bolehlah"

Rasya lantas bangkit dan berjalan keluar ruangan diikuti oleh Aileen, keduanya meninggalkan Butik untuk pergi ke Butik lainnya.

Sekarang Aileen hafal dua Butik milik Rasya, sepertinya memang Aileen yang kurang gaul, karena Butik ini sering kali dilewatinya ketika pergi bersama sahabatnya.

Aileen tidak pernah mampir, kalau suka belanja kesana pasti sudah bertemu Rasya sejak dulu.

"Kamu mau nunggu disini atau mau masuk ?"

"Gimana bagusnya aja, kalau memqng harus disini ya udah disini aja, sama aja kan"

"Iya sih, tapi mending masuk deh, ngapain disini bengong sendirian"

"Ya udah, ayo masuk juga mau mau aja"

Rasya mengangguk dan membawa Aileen masuk untuk menemui Tama, Tama yang melihat kedatangan Rasya bersama Aileen itu terdiam memperhatikan keduanya

Tama masih sangat mengingat bagaiman wajah Marsya, dan kali ini yang berjalan dengan Rasya bukanlah Marsya.

"Maksudnya apa nih, main-main ?"

Rasya menggeleng, pertanyaan Tama membuat Aileen bingung, kenapa main-main.

"Mana Marsya ?"

"Maesya gak ada, lagi diluar kota dan pulangnya baru besok"

"Yaaah .... gimana dong, persiapannya harus dari sekarang, giaman sih, kamu gak kasih tahu ?"

"Makanya itu lupa"

Tama berdecak mendengar jawaban Rasya, bagaimana bisa lupa, bukankah ini bukan acara yang pertama kalinya.

"Bagaimana dong ?"

"Ya bagaimana, malah nanya lagi, kamu yang punya acara juga"

Rasya terdiam, benar juga ini adalah acara Rasya, Tama pasti akan ikut apa pun yang jadi keputusan Rasya nantinya.

"Lagian ini siapa yang dibawa ?"

Aileen melirik Rasya, begitu juga sebaliknya.

Rasya tersenyum dan kembaki melirik Tama.

"Dia ?"

"Iyalah, lalu siapa lagi"

"Aileen, ya dialah orangnya yang sempat buat kamu salah paham"

Tama terdiam menatap Aileen, Tama mengerti apa yang dimaksud oleh Rasya.

Aileen meliriknga sekilas, merasa terlalu intin diperhatikan, Aileen bergeser perlahan kebelakang Rasya.

Aileen tidak suka tatapan seperti itu, dan seharusnya Tama tidak melihat Aileen sampai seperti itu.

"Udah dong cukup, kebiasaan nih ah, bikin risih orang aja"

Tama tersenyum dan menggeleng, sebagian wanita akan suka diperhatikan seperti itu.

Sebagian wanita justru akan tebar pesona jika ada yang begitu memperhatikannya.

"Santai saja nona"

Ucap Tama, Rasya melirik Aileen dibelakangnya yang juga melirik dirinya.

"Pulang"

Aileen berucap tanpa bersuara, Rasya terdjam beberapa saat dan mengangguk setuju.

"Nanti balik lagi ya, atar pulang dulu"

"Ok, gak masalah, bawa kabar baik kalau balik lagi"

Rasya mengangguk dan membawa Aileen keluar, Aileen tak berniat untuk berpamitan pada Tama disana.

"Sorry ya, Tama memang suka seperti itu"

Aileen hanya tersenyum menjawab ucapan Rasya, biarkan saja Aileen juga tidak peduli itu, Aileen tidak mengenalnya jadi untuk apa memikirkannya.

Yang penting sekarang Aileen tak lagi jadi pusat tatapan Tama, bagi Aileen hal seperti itu sangatlah menyebalkan dan Aileen sangat membencinya.

Sejak dulu Aileen memang tak suka diperhatikan seperti itu, oleh siapa pun.