webnovel

Senang

Mereka telah sampai di Butik Rasya, dan memang ada mobil Rasya disana, pilihan mereka tidak salah saat ini.

Mereka turun dan memasuki Butik, tidak sulit untuk bisa langsung melihat Rasya disana.

Rasya bangkit dan tersenyum pada mereka semua, tidak ada informasi jika mereka akan datang sekarang, tapi itu bukan masalah karena Rasya tidak sedang sibuk.

"Apa kabar ?"

Tanya Aileen, Rasya tersenyum dan mengangguk, tentu saja kabarnya baik dan bahkan semakin baik setelah melihat Aileen sekarang.

"Sengaja kesini ?"

Aileen mengangguk pasti, meski sebenarnya Aileen dipaksa untuk datang kesana.

"Mau disini, masuk aja kalau mau disini"

"Kemana ?"

"Kesana, biar bisa lebih tenang"

Aileen mengangguk, terserah saja Aileen akan ikut saja mau bagaimana juga.

"Ayo masuk saja"

Aileen mengangguk, merrka lantas mengikuti Rasya memasuki ruangannya, ternyata disana cukup luas juga dan memang nyaman.

"Duduk, gak ada apa-apa pesan aja ya"

"Pesan apa, yang banyak sekalian"

Ucap Indri, Rasya tersenyum dan mengangguk, itu bukan masalah, Rasya akan memesan apa pun yang mereka inginkan sekarang.

Tamunya harus jadi nomor satu, Rasya akan membuatnya senyaman mungkin.

"Aku keluar dulu ya"

Indry mengangguk, Rasya lantas pergi meninggalkan mereka.

"Bagus juga ya ini ruangan"

"Iya, Rasya bisa banget mengaturnya"

Aileen melirik Marsya, perhatian Aileen kerap tertuju pada Marsya, entah kenapa Aileen merasa terganggu dengan sosok Marsya.

"Kayanya aku betah deh disini"

Ucap Putri, sepertinya kalimat itu disetujui oleh yang lainnya, tempat Rasya bisa menjadi tempat pilihan untuk mereka bersantai.

"Leen, kamu suka gak ?"

"Sukalah, ini nyakan kok, kalau tidur disini pasti nyenyak"

"iyalah, tenang aja kali sebentar lagi juga kan kamu jadi nyonya Rasya"

Celetukan Nadya kembali membuat Aileen melirik Marsya, wanita itu tampak menghindari tatapan Aileen.

Dan itu sangatlah membuat Aileen tidak nyaman, keyakinannya tentang perasaan Marsya terhadap Rasya semakin kuat saja.

Putri tampak mengusap tangan Aileen, tentu saja Putri ingat dengan apa yang sempat dikatakan Aileen di mobil tadi, dan Putri juga melihat rekasi Marsya barusan.

Aileen tersenyum dan mengangkat kedua bahunya sekilas, biarkan saja Aileen juga tidak melakukan apa-apa terhadap Rasya.

"Tunggu ya, sebentar lagi diantar"

Rasya telah kembali memasuki ruangan, turut duduk bersama mereka semua, Rasya mulai berbincang disana.

Kesempatan sekali ada mereka sekarang, Rasya jadi tidak merasa kesepian lagi, sejak tadi Rasya hanya diam saja menunggu pelanggan yang tak kunjung datang.

"Gimana, banyak yang beli ?"

Tanya Marsya, Rasya menggeleng, belum untuk saat ini, tapi tidak tahu kalau sebentar lagi.

"Sabar saja, mungkin mereka masih diperjalanan belum sampai kesini"

"Gak apa-apa, kalian datang kesini buat belanja kan ?"

Aileen tersenyum dan menggeleng, bisa sekali Rasya berfikir seperti itu.

"Rasya gak niat buat ketemu Aileen hari ini ?"

"Nanti saja, baru mau malam, tapi kan sudah keburu datang sekarang"

Nadya mengangguk, benar juga memang, sepertinya kedatangan mereka sekarang memang dinantikan oleh Rasya.

"Seriusan sengaja kesini ?"

"Ya iyalah Sya, kan sengaja biar kalian bisa makin dekat lagi"

Aileen mengernyit dan menatap Putri dengan kesal, kenapa harus berkata seperti itu, apa Putri lupa dengan keberadaan Marsya.

"Gak apa-apa kali Leen, kan memang benar"

Tambah Marsya, Aileen tersenyum menanggapinya, terserah saja yang penting Aileen tidak bermaksud lain.

"Lagi pada kosong ya, makanya bisa kumpul seperti sekarang ?"

"Kebetulan aja Sya, makanya kan mumpung lagi sama-sama kosong ya kita jalan aja"

Rasya mengangguk pasti, tapi apa harus sepagi itu mereka datang.

Rasya tersenyum saat bertemu tatap dengan Aileen, kedatangan Aileen sangat memberi semangat buat Rasya sekarang.

"Kapan mau ada acara lagi, Sya ?"

"Nanti saja kalau bajunya udah jadi"

"Udah proses memangnya ?"

"Udah dong, aku gak pernah buang waktu untuk bisnis"

"Ah udahlah Leen, memang udah cocok deh, Rasya udah siap jadi suami"

"Diam deh, berisik banget"

Aileen tampak mencubit tangan Nadya, menyebalkan sekali kalimatnya itu.

Rasya senang mendengarnya, berarti memang mereka juga bisa menilainya.

Semoga saja Aileen mau menerimanya, Rasya akan semakin senang lagi jika keinginannya benar-benar terwujud.

"Permisi"

Mereka menoleh bersamaan, tentu saja itu adalah pesanan yang mereka tunggu.

"Masuk saja"

Ucap Rasya, mereka menerima makanannya dengan cepat, baik sekali karena benar-benar memesankan makanan begitu banyak.

"Makasih ya"

"Sama-sama"

Rasya meminta pekerjanya untuk kembali keluar saja, Rasya juga mempersilahkan mereka untuk menikmati makanannya.

"Makasih loh bos Butik, baik banget"

Rasya mengangguk menjawab ucapan Nadya, Aileen sedikit menjitak kepalanya karena begitu saja melahapa makanannya.

Memalukan sekali sahabatnya itu, datang hanya untuk meminta makan saja, apa di rumahnya tidak ada makana, sampai harus datang ke tempat Rasya hanya untuk makan.

"Gak apa-apa kali, kan Rasya yang ngasih bukan kita yang minta"

"Ya sama aja kan"

"Ribet ah sama kamu, mau gak, kalau mau makan kalau gak mau ya gak usah protes juga, repot banget"

"Udahlah, kenapa sih malah ribut tinggal makan juga"

Rasya menengahi, Nadya mengangguk setuju, memang menyebalkan Aileen itu, tinggal makan saja masih harus berisik.

Nadya anteng melahap makananya, diikuti oleh yang lainnya, sedangkan Aileen masih saja diam karena merasa malu dengan kelakuan temannya itu.

Rasya mengangkat kedua alisnya saat Aileen melihat kearahnya, rasanya memang canggung jika ingin mendekati Aileen sekarang.

Mereka akan sibuk menggoda, dan Aileen pasti akan terganggu dengan hal itu.

"Udah sana ngobrol ah,gak usah tatap-tatapan gitu, kita gak keberatan kok kalau kalian asyik berdua"

Pitri sedikit mendorong Aileen untuk pergi dari tempatnya, Aileen berdecak dan memejamkan matanya sesaat.

Menyesal rasanya Aileen ikut sekarang, lebih baik Aileen diam saja di rumah dan masih setia dengan tidurnya.

Dari pada datang bersama mereka, dan akhirnya hanya membuat Aileen bingung sendiri sekarang.

"Sya, Aileen selalu inginnya didahului, kamu ajak dia pergi aja dari sini, kita gak apa-apa kok"

"Benarkah ?"

"Ya tentu saja, silahkan bawa ya"

Rasya tersenyum dan bangkit, setelah mendapatkan dukungan sepertinya Rasya tidak ragu lagi untuk bisa berdua dengan Aileen.

"Ayo kesana"

"Kemana ?"

"Keluar, kamu mau makanannya, bawa saja"

Aileen mengeleng, makanan itu tidak berhasil menggodanya sekarang.

Rasya lantas menarik Aileen pergi dari mereka semua, sebelum waktu habis dan mereka akan kembali pergi.

Putri melirik Marsya yang juga menatap kepergian Aileen dan Rasya, mungkin Putri sudah termakan dengan ceritaan Aileen di mobil.

Karena perasaannya jadi selalu ingin memperhatikan Marsya, tapi tidak tentu juga jika apa yang ada difikiran Aileen itu benar adanya.

Marsya mungkin hanya mengagumi Rasya saja sekarang, dan tidak berniat untuk merebut lelaki itu dari Aileen.