webnovel

Kok Bisa ?

"Lagi apa bu ?"

Tanya Nadya yang menghampiri Aileen diluar, Aileen terlihat duduk diteras dan hal itu membuat Nadya tersenyum konyol.

"Ngapain sih ya ampun kasihan sekali sayang ku satu ini"

Ucap Nadya yang kemudian duduk di samping Aileen, keduanya tersenyum bersamaan.

"Kamu ngapain, kok malah duduk disini, bukannya masuk kan kita ada di dalam"

"Disini saja, aku lagi nunggu makanan datang, tadi Rasya pesan makanan buat aku sama dia"

"Oh .... pantas saja, Rasya lapar juga ya ternyata"

"Ya iyalah, dia kan juga sama makhluk hidup ya butuh makan dong"

Nadya tersenyum dan mengangguk, itu memang benar dan Nadya hanya mencari topik pembicaraan saja saat ini.

"Udah habis makanannya ?"

"Udah dong, makanan segitu gak akan susah buat dihabiskan"

Aileen menggeleng, kadang Aileen heran dengan mereka yang banyak makan, sering kali Aileen merasa kenyang hanya karena melihat mereka makan.

"Mau kemana habis ini ?"

"Kemana, aku juga gak tahu, belum tanya yang lain soalnya"

"Pulang aja ya"

"Kok pulang ?"

"Ya kan gak ada tujuan Nad, ya udah pulang aja kan di rumah aku juga bisa kalau cuma kumpul"

"Ya bosan dong Leen, setiap hari di rumah terus, sekali-sekali jalan keluar kan gak ada salahnya juga"

"Ya pergi juga kan gak ada tujuan"

"Ya kan bisa difikirkan dulu, kamu kenapa sih, udah gak suka lagi jalan sama kita ?"

Aileen tersenyum dan menggeleng, bagaimana mungkin Aileen seperti itu, Aileen hanya malas saja sekarang.

"Kamu mau kembali sama sahabat kamu yang dulu ya ?"

Aileen mengernyit dan terdiam menatap Nadya, untuk apa bertanya seperti itu, tidak ada gunanya juga pertanyaannya tidak penting untuk Aileen jawab.

"Iya kan ?"

"Apa sih Nad, jahat banget fikirannya, memang aku seperti itu orangnya ?"

"Ya kali aja, soalnya kamu malas sekali sekarang jalan sama kita"

Aikeen menghembuskan nafasnya sekaligus, terserah pemikiran Nadya saja, Aileen enggan untuk meresponnya.

"Kangen kan, ya udah kalau kangen kamu temui saja, kita gak akan larang kok"

"Kok diperpanjang sih, Nadya aku gak lagi bahas mereka ya, kenapa kamu jadi nyambung ke mereka, heran aku"

Nadya diam, lagian Aileen malas-malasan seperti itu jalan sama mereka, ya biarkan saja Nadya juga memgungkapkan apa yang ada dalam fikirannya.

"Permisi, pesanan atas nama Rasya"

Aileen mengangguk lantas bangkit membawa pesanannya itu.

"Sudah dibayar kan pak ?"

"Sudah bu"

"Ok, terimakasih"

"Sama-sama, permisi bu"

Aileen mengangguk lantas berbalik dan berjalan masuk, Nadya mengernyit dan menggeleng, bisa sekali Aileen mengabaikannya seperti itu.

"Menyebalkan sekali anak itu"

Aileen berjalan menghampiri Rasya dan Marsya disana, mereka sedang duduk bersama di tempat kasir.

"Maaf, ini pesanan kamu tadi"

Aileen menyimpannya di meja, Rasya tersenyum dan langsung membukanya.

Aileen melirik Marsya yang justru berlalu pergi meninggalkan keduanya, Aileen menghembuskan nafasnya perlahan, apa pun itu untuk saat ini Aileen tidak ingin memperdulikannya sama sekali.

"Mau makan disini ?"

"Ya udah makan saja, sama saja kan ?"

Rasya mengangguk, Aileen turut duduk dan mengambil yang diberikan Rasya.

Aileen melihat Marsya dan Nadya yang kembali masuk, tapi Aileen malas untuk menewari mereka makan, lagi pula mereka sudah makan lebih dulu berarti mereka sudah kenyang sekarang.

"Teman kamu udah habis ya makanannya ?"

"Katanya udah, mereka kan kalau makan cepat banget"

Rasya mengangguk, keduanya menikmati hidangannya dengan tenang, makanan yang dipesan Rasya memang enak menurut Aileen.

"Gimana jadinya, kamu mau tetap disini kalau mereka pulang ?"

"Enggak, kamu saja yang ikut kita"

"Memangnya mau kemana ?"

"Kemana saja asalkan jalan, mereka enggan pulang katanya"

Rasya mengangguk, mungkin boleh juga Rasya ikut mereka, lagi pula Butik sudah ada yang urus.

"Mau gak ?"

"Mau, aku ikut, tapi kamu di mobil aku ya"

Aileen mengangguk pasti, itu tidak sulit, Aileen hanya tinggal duduk mau masuk ke mobil mana pun juga.

Ditengah menikmati makanannya, Aileen merasakan ponselnya yang bergetar, Aileen mengeluarkannya dan membaca pesan masuknya.

Aileen mengernyit, dari mana Nio mendapatkan kontaknya, matanya terpejam beberapa saat.

Baru tadi Nadya membahas mereka, dan sekarang Aileen mendapatkan pesan dari Arsenio.

"Kenapa Leen ?"

Aileen menoleh dan menggeleng seraya tersenyum, Aileen enggan menanggapi pesannya itu.

Aileen akan bertanya pada mamahnya nanti, karena Arsenio pasti menadapatkan kontaknya dari mamahnya itu.

Menyebalkan sekali, kenapa harus memberikan kontak Aileen tanpa izin.

Aileen melahap kembali makanannya setelah menyimpan ponselnya, Rasya melihat perubahan di wajah Aileen, kelihatannya Aileen sedang kesal saat ini.

"Yakin kamu gak apa-apa ?"

"Enggak, memangnya kenapa ?"

"Tanya saja, kalau memang ada masalah, kamu bisa cerita sama aku, jangan sungkan"

Aileen mengangguk, nanti saja karena sekarang Aileen sedang tidak ingin banyak bicara.

Aileen hanya ingin menikmati makanannya saja, agar cepat habis dan cepat santai lagi.

"Kalian belum selesai ?"

Keduanya menoleh dan melihat Putri disana, mungkin Putri akan mengajak untuk melanjutkan perjalanannya.

"Kamu mau pergi sekarang ?"

"Enggak, kamu kan masih makan, santai saja"

Aileen mengangguk, baguslah kalau memang mengerti, Putri memperhatikan keduanya, mereka memang cocok kalau bersama.

Dan Putri yakin kalau Rasya lelaki baik untuk Aileen, apa mungkin jika Marsya tega mengambil Rasya dari Aileen, dan ya memang Aileen dan Rasya belum memiliki status apa pun.

Tapi bukankah Marsya tahu jika mereka berua dikenalkan oleh orang tuanya masing-masing, itu berarti mereka setuju dengan perjodohan itu.

"Put, aku boleh ikut ya sama kalian ?"

"Ikut, memangnya gak sibuk ?"

"Enggak, lumayan santai, jadi bisa ikut kalian dulu, itu juga kalau boleh"

"Ya bolehlah, kenapa gak boleh ?"

"Tapi Aileen nanti sama aku ya, gak sama kalian"

"Terserah, kita ngerti kok, tenang saja"

Ketiganya tersenyum bersamaan, Aileen menggeleng memangnya apa yang Putri mengerti itu.

"Rasya, kamu tahu tempat santai yang enak buat sekarang ?"

"Kemana ya, gak begitu tahu sih, tapi nanti kan bisa sekalian mikir dan lihat-lihat di jalan, pasti nemu kok"

"Iya juga sih"

"Makanya kalau gak punya tujuan itu gak usah ngajak pergi, bingung sendiri kan ?"

"Biar saja, kamu bilang gitu kan karena tidur kamu yang terganggu kan ?"

Aileen hanya tersenyum menanggapi kalimat Putri, itu memang benar, Aileen memang terganggu oleh kedatangan mereka.

Ponsel Aileen kembali bergetar, dan Aileen pun membukanya, pesan Arsenio kembali masuk.

Untuk apa lelaki itu meminta bertemu, Aileen sudah bilang tidak ingin berurusan lagi dengan mereka.

Menyebalkan sekali, sekarang Aileen terganggu juga oleh Arsenio, Aileen melepas sendoknya dan berkutat dengan ponselnya.

Rasya tak bisa menghindar untuk tidak memperhatikan Aileen, Rasya penasaran dengan apa yang masuk ke ponsel Aileen sekarang.