2 STILL MINE

"Aku mau." Jawab Jean cepat.

Jean mungkin sudah gila, tapi dia hanya ingin terlepas dari jerat Dominic. Dan mungkin akan mulai mencoba untuk mencintai Chanyeol kembali.

"Benarkah?" Tanya Chanyeol memastikan, takut jika ia salah dengar.

Dengan senyum yang dia paksakan, Jean mengangguk. "Ya."

Otak Chanyeol meloding jawaban Jean dengan lambat. Karena dia benar-benar takut jika jawaban Jean itu hanyalah hayalannya saja.

"Je.. Aku tidak salah dengar kan? Kamu tadi bilang yes kan? Atau aku salah dengar." Chanyeol benar-benar tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

"Kamu tidak salah dengar." Jean mencoba untuk tersenyum selebar mungkin.

"Benarkah?" Chanyeol lagi-lagi bertanya untuk memastikan.

Jean kesal karena mengulang kata nya. Dia pun mencubit lengan Chanyeol dengan keras.

"Aw.. Sakit Je." Chanyeol mengusap lengannya bekas cubitan Jean.

"Berati kamu lagi tidak berhayal. Ayo pulang. Alexy pasti sedang menunggu." Jean berdiri dan hendak meninggalkan Chanyeol. Tapi Chanyeol segera menarik tangan Jean hingga Jean jatuh terduduk dipangkuan Chanyeol.

Chanyeol memeluk tubuh Jean dengan erat. Perasaan nya begitu bahagia karena Jean sekarang benar-benar miliknya. Tidak peduli bagaimana Jean di masalalu, bagaimana cerita Jean dengan Dominic, Chanyeol tetap mencintai Jean, sahabat, sekaligus cinta pertamanya.

"Terimakasih, terimakasih. Aku janji tidak akan membuatmu menangis. Aku janji akan menjaga kamu dan juga Alexy." Janji Chanyeol.

Kali ini, dibalik punggung Chanyeol, Jean tidak tersenyum. Entah kenapa ada sesuatu yang membuat bibirnya tidak bisa kembali memaksakan untuk terangkat.

"Yuk pulang."

Chanyeol mengantar Jean pulang. Di dalam perjalanan Jean hanya berdiam diri, tidak ada jawaban apapun yang Chanyeol lontarkan. Chanyeol mengerti jika Jean saat ini masih terkejut karena karena lamarannya yang terkesan terburu-buru dan diwaktu yang tidak tepat. Tapi Chanyeol sudah terlalu lama menyimpan perasaannya. Dan janjinya untuk membahagiakan Jean adalah prioritas utamanya.

#####

Jean kembali kerutinitas barunya. Menjadi petinggi di perusahaan milik daddy nya. Jean sama sekali tidak kesulitan meskipun ini baru pertama kali dia menjajak sebagai petinggi. Jangankan menjadi petinggi, bekerja di kantor besar pun tidak pernah dia bayangkan. Kehidupannya bagaikan mimpi disiang hari.

"Lexy, jangan lari-larian, nanti kamu terjatuh." Kata Jean memperingati Alexy yang berlari di se penjuru ruangan. Jean sengaja membawa Alexy ke kantornya, karena Jean tidak mau jika Alexy merasa jika Jean tidak memperhatikan nya.

Pintu terketuk, dan tidak lama sosok pria yang sangat-sangat ingin Jean hindari datang ke kantornya. Dominic Archer, datang dengan membawa sesuatu di tangannya.

"Apa yang kau lakukan disini." Jean geram karena Dominic terus saja datang ke kantornya.

"Apa kau lupa, aku ada kepentingan pekerjaan. Dan apa kau tahu, Anderson menerima proposal milik perusahaan ku. Jadi, kita adalah partner kerja, Ms Anderson." Dominic duduk tepat di depan Jean.

Jean memijat pelipisnya yang tiba-tiba terasa sakit. Jean bingung kenapa Phillip menerima proposal Dominic, sedangkan Phillip tahu jika Jean tidak mau berdekatan dengan Dominic.

"Bersikaplah profesional, Ms Anderson." Dominic memangku dagunya dengan kedua tangannya diatas meja. Matanya menatap Jean lekat dengan sudut bibir terangkat.

"Mom.. Lapar." Alexy mencairkan atmosfer panas yang ada di ruangan itu. Jean sedikit melupakan Alexy yang berada dalam satu ruangan dengan mereka.

"Hai.. Mau makan? Lihat, yuk kita makan bersama." Dominic mengajak Alexy berbicara dan mengangkat jinjingan yang ternyata adalah makanan.

Air liur Alexy menetes melihat gambar ayam goreng di tas itu. "Haha.. Sudah aku duga, dia pasti menyukainya. Sama denganku." Dominic menatap Jean dengan seri bgai nya saat mengucapkan kata 'sama denganku'

Jean kesal mendengar itu, tapi kalau boleh jujur, hampir seratus persen sifat Alexy menurun dari ayahnya.

"Lexy, kita makan dirumah saja." Jean menolak makanan yang dibawa oleh Dominic.

"Lexy mau makan itu." Alexy memanyunkan bibirnya gemas.

"Apa kau memperlakukan anak yang menggemaskan ini dengan keras, Ms Flo?" Dominic menggendong Alexy.

"Turunkan dia, kau tidak perlu mencampuri urusanku. Memangnya kau siapa." Jean mencoba merebut Alexy di gendongan Dominic. Tapi Dominic tetap kekeh tidak memberikan Alexy kepada Jean.

"Tentu saja ini urusanku. Apa kau lupa siapa aku? Dan urusanku dengan Alexy?" Jawaban Dominic membuat Jean diam tidak bisa berkata apa-apanya lagi. Memang benar, jika menyangkut Alexy, seharusnya memang urusan Dominic juga.

"Turunkan. Aku tidak peduli. Dan jika sudah tidak ada urusan, pergilah." Jean mengusir Dominic.

Tapi bukan Dominic jika apa yang dia mau tidak ia dapatkan. Dominic tetap menggendong Alexy dan menghindari Jean. Dan Jean tidak menyerah untuk merebut kembali Alexy. Sampai saat kaki Jean tersandung kaki Dominic, Jean hampir terjatuh. Untuk saja Dominic dengan sigap memegang pinggang Jean. Tapi jarak mereka sangat dekat, sampai-sampai Jean sulit bernafas.

Cup

Dominic mencium pipi Jean dengan sengaja di depan Alexy. Jean kesal karena Dominic menciumnya pipinya. Ingin sekali Jean mendorong Dominic, tapi sayang ada Alexy bersamanya.

"Harum, sama seperti dulu." Goda Dominic dengan seringai nya.

"Kau-" Jean ingin sekali memaki Dominic, tapi ia urungkan karena lagi-lagi ada Alexy.

Dominic tahu jika Jean sedang menahan diri untuk tidak memakinya. Dan Dominic merasa tertolong dengan adanya Jean.

"Lexy turun." Jean akhirnya meminta Alexy untuk turun dari Dominic.

"Tidak mau, wlee." Alexy malah menjulurkan lidahnya kepada Jean. Dan enggak untuk turun dari Dominic.

"See, dia sangat menikmati kebersamaan denganku." Dominic merasa menang.

"Lepaskan." Jean tidak mau menyerah.

"Sudahlah, kita makan siang bersama, lalu Alexy akan aku lepaskan." Dominic menengahi.

Jean membuang nafasnya kasar. Akhirnya dia menyerah untuk membiarkan Dominic bersama Alexy. Jika dilihat Alexy memang nyaman berada di dalam gendongan Dominic. Entahlah mungkin karena Dominic ayah kandungnya jadi Alexy bisa merasakan itu. Jika sedang bersama Chanyeol, Alexy memang akrab. Tapi jika Jean ingin menggendong Alexy dia langsung menjulurkan tangannya dan langsung berpindah. Tapi bersama Dominic, sekarang Alexy seperti tidak ingin dilepaskan.

Akhirnya mereka pun makan siang bersama di dalam ruangan kantor Jean. Dengan Alexy yang masih terus bergelanyut pada Dominic., seolah enggan untuk dilepaskan.

"Lexy setelah makan langsung pulang ya. Nanti Mom belikan boneka, Oke." Jean membujuk Alexy agar bisa lepas dari Dominic.

"Tidak mau." Tolaknya langsung.

"Lexy." Suara Jean menunggi.

"Tidak mau... Lexy masih mau bersama Daddy." Kata Lexy membuat suasana di dalam ruangan menjadi sunyi.

"Lexy masuk mau bersama daddy." Kini Alexy merangkul leher Dominic.

Jean dan Dominic terdiam setelah mendengar Alexy memanggil Dominic dengan panggilan daddy.

Apakah Dominic sudah mengatakan kepada Alexy jika dirinya adalah ayah kandung dari Alexy?

###

Usia Alexy berusia lima tahu lebih. Tapi anak seusia dirinya sudah mengetahui jika ayah kandungnya tidak berada di sampingnya. Meskipun Jean berbohong kepada anak itu, dan mengatakan jika Chanyeol adalah anaknya, tapi Alexy tahu jika Chanyeol itu bukan ayah kandungnya.

Lalu darimana Alexy mengetahui itu semua? Entahlah, mungkin kembali lagi ke feeling seorang anak.

Lalu bagaimana Alexy bisa mengetahui jika Dominic adalah ayah kandungnya? Apakah dari feeling nya?

Nyatanya Alexy mengetahui Dominic adalah ayahnya pada saat Chanyeol, Jean dan Phillip membicarakan Dominic. Mereka membicarakan tentang kehadiran Dominic. Dan orang dewasa itu menganggap jika Alexy sedang tidur, nyatanya Alexy sudah terbangun dan mendengar ucapan mereka. Tapi tidak tahu kenapa Alexy diam. Apakah anak sekecil itu bisa mengetahui situasi yang ada?

avataravatar
Next chapter