webnovel

Biarkan Mata Berbicara

Berawal dari kisah cintanya Anjani semasa SMK , yang takut untuk jatuh cinta, semua itu dikarenakan dia selalu melihat konflik antara kedua orang tuanya . Obsesinya untuk menjauhi arti cinta yang akhirnya membuat dia terpuruk akan cintanya sendiri. Ketika Anjani belajar untuk mencintai seseorang , Anjanipun menjalani kisah nya , ternyata dia hidup terombang ambing oleh bayangan dari pria yang dia cintai , membuatnya menjadi depresi dan mengambil jalan terakhir untuk masa depannya . " Akankah aku mengakhiri hidup ku ? atau aku harus bangun dari tidur panjangku ??... Anjani berkata dalam hati , matanya memandang lautan luas yang berada dihadapannya . cerita Anjani ini adalah awal novel saya, mohon kawan kawan berikan ulasan , saran dan kritiknya ya... agar saya bisa lebih baik lagi dalam menulis dan bercerita..(◍•ᴗ•◍) terima kasih , salam hormat penuh cinta dari saya. Chandrawati.

Chandrawati · Urban
Not enough ratings
239 Chs

Jumpa Pertama...

Semua Telah Kembali..

Bulan dan bintang seakan mengantar kami pulang kembali kerumah.

Walaupun sesungguhnya ada perasaan takut di hatiku, tapi aku mencoba tetap tenang bersama dengannya.

Kami sekarang bisa tertawa bersama, dan saling bercengkerama sambil saling menggemgam tangan.

Seakan akan dunia ini , hanya milik kami berdua.

" Anjani , kira kira kita hari ini sekolah apa engga ya.... hahahahaahaha...

masalahnya jam segini gue masih nyetir , gue takut tidur di sekolah nanti.... hahahaaha"

Pertanyaan yang dia ucapkan kepadaku , ada benarnya...

Sanggupkah mata ini mengikuti pelajaran sekolah hari ini ?

Hmmmmm..... ku bergumam dalam hati...

tidak mengerti apa yang ada diotaknya kini.

" Jangan lo bilang hari ini mau bolos lagi Antoni..."

Gue mau kerja , jadi gue musti dapat nilai yang bagus ...

Gue ga mau lulus sekolah ini , jadi pengangguran abadi !

Kujawab dia dengan nada sedikit kesal dan curiga kepadanya.

Aku takut dia berfikiran konyol lagi hari ini.

" Anjani , kalo lo mau kerja , lo bisa kerja di perusahaan Bokap gue.

Karena nanti toh perusahaan itu akan jadi milik gue.

jadi lo sama gue tetep bersama sama ok !

Sombong sekali perkataannya....

membuat ku menjadi sedikit benci jadinya.

" Engga mau ....!

Gue ga mau berurusan dengan keluarga lo.

Gue ga mau dibilang parasit.

Lebih baik gaji kecil tapi dari keringat sendiri dari pada gaji besar tapi hidup laksana parasit.

Nada ku pun semakin keki dibuatnya.

" Woow... wow.... jangan marah duluu sayaang.., Gue cium lagi nih pipinya..!

Rayuan gombal mulai keluar dari bibirnya dengan tatapan manja dia membujukku.

" Gue tau lo itu cewek yang berotak encer , justru itu , gue ga mau kepinteran lo itu buat perusahaan lain.

Gue mau kita berdua bangun perusahaan gue biar tambah maju dan maju lagi.

Buat warisan anak anak kita juga kan nanti..."

Kutatap wajahnya dengan tertawa kecil , karena aku tidak pernah berfikir dia akan sejauh ini kata katanya.

" Heheheheehe... Lo gila yaa..!"

Pemikiran lo dah terlalu jauh . Gue aja masih mikir ini pulang gimana...eeeeh.. Elo malah mikir tentang anak anak haahaaaha...

Kujawabnya dengan tawa dan canda kepadanya.

" Antoni Jangan terlalu bermimpi , gue takut nanti kalau lo terbangun tidak sesuai dengan harapan , jujur gue takut Antoni..."

Kupegang erat tangannya dan kukatakan ketakutan ku kepadanya.

Sesungguhnya aku tidak berniat sama sekali untuk berfikir tentang semua ini.

Terlalu jauh bagiku untuk merencanakan semuanya.

Yang saat ini sedang kupikirkan hanyalah mama....

Aku ingin ketemu dengan mama , tapi tidak tahu harus bagaimana....

Sampai detik ini aku sama sekali belum cerita tentang masalahku kepada Antoni.

Diapun tidak menanyakan sama sekali tentang itu kepadaku .

Dari caranya seperti ini kepadaku , Aku semakin tahu sikapnya padaku.

Dia menghormati semua keputusanku , dan dia sangat mempercayaiku .

Didalam matanya aku melihat , binar binar keseriusan didalam hidupnya .

Layaknya seorang pria yang sudah berumur , dia ingin menata masa depannya dengan planing yang bahagia.

Sungguh beruntung dia memilihku untuk menjadi pendampingnya.

Tapi sayang....

terlalu dini bagiku untuk mengikuti jalan pikirannya.

Ketakutanku mulai muncul saat kulihat rumah Antoni sudah semakin dekat di hadapanku .

Tubuh ini rasanya mulai gemetar , karena aku takut bertemu dengan wanita itu....

Ingin rasa hati ini , aku meminta kepada Antoni agar dia lebih baik mengantarku pulang kerumah.

tapi , akupun masih takut untuk pulang ketemu papa dan mama .

" Huuuuufffff... " kutarik nafasku dalam dalam dan ku buang dengan perlahan.

ku raih tangan antoni yang sedang ingin mematikan mobil dan ku berkata kepadanya...

" Antoni , gue takut ketemu nyokap lo , dan gue takut kalo tidur di kamar lo lagi...."

kulihat wajahnya , dengan harapan dia melihat ketakutan di jiwa ku ini.

" Anjani , gue dah bilang sama lo , ini rumah gue , dan dia bukan ibu gue....

dia tidak ada hak untuk ngurusin hidup gue .

Di genggamnya erat tanganku , dan didekatkannya wajahnya ke wajahku seraya dia bercerita agar aku mempercayainya .

" Sesungguhnya Bokap gue dah membayar ginjalnya dengan harga yang mahal "

Sontak aku terperanjat mendengar kisah hidupnya , ternyata masalah ini yang dimaksud oleh dia berhutang budi .

Antoni masih terus bercerita kepadaku , meyakinkanku untuk bisa mempercayainya.

" Dan kalo dia mengikuti perjanjian pun dia tidak bisa tinggal disini.

Sudah bertahun tahun dia menunggu bokap gue untuk menikah dengannya .

Tapi bokap gue tidak pernah mencintainya sedikitpun "

Demua Kejujurannya membuat diriku tenang bersamanya .

Antoni menatap ku , dan dia mengecup keningku seraya berkata....

" Anjani , inget janji gue , gue ngga akan sengsarain hidup lo... sesusah apapun hidup gue.. percayalah , gue akan selalu berusaha buat ngebahagiain dirilo ".

Akupun tersenyum bahagia mendengar kata kata itu , karena rangkaian kata itu membuat diri ini terasa bagaikan seorang putri yang sangat dimanja.

Tuhan , apakah ini yang namanya cinta...

Perasaan ku begitu bahagia dan berbunga bunga , padahal itu hanya rangkaian kata kata yang dia telah ucapkan kepadaku .

tapi telah membuat ku berangan angan terlampau jauh.

Aku merasakan terbang di awan hingga takut turun ke bumi lagi.

" Ayo turun.... dan kita lekas istirahat masih bisa kita tidur 3 jam lagi sebelum kita siap siap berangkat kesekolah "

Antoni membangunkan ku dari lamunan bahagiaku . Dia menyadarkan ku bahwa aku yang meminta , harus sekolah pagi hari ini.

Antoni menggandeng tanganku untuk masuk kedalam rumah menuju kamarnya.

Tidak seperti sebelumnya , saat aku masuk kedalam rumahnya untuk yang pertama kali.

Aku masuk dengan rasa ketakutan dan dia menarik ku dengan paksa.

Kini dia menarik ku untuk masuk kekamarnya dan aku mengikutinya dengan perasaan nyaman dan bahagia.

Entah sampai kapan semua ini harus ku lalui.

sedikit rasa gundah gulana di jiwa ini. karena aku belum bertemu dengan ayah Antoni .

Apa yang akan terjadi jika , aku bertemu dengannya.....

Apakah dia akan menerimaku , atau malah akan mengusir kami Berdua.

Beribu pertanyaan mulai berkecamuk di kepalaku .

Perasaan ku belum tenang jika semua masalah ini belum selesai.

" Hei Anjani.... jangan ngelamun terus , ayuk tidur.. setidaknya kita masih beristirahat walau hanya tinggal 2 jam lagi , gue sudah pasang alarm supaya kita jangan telat bangun.

ok... tidur ya sayangku...."

Antoni mencium keningku lalu dia pindah kesofa yang bersebelahan dengan tempat tidur ini.

Dia memberikan tempat tidur ini untuk ku , dan dia membiarkan dirinya tidur di sofa.

Walaupun kami tidur dalam 1 kamar , tapi kami saling menjaga satu sama lain

Ingin ku bertanya kepadanya , mau sampai kapan kita seperti ini....?

Ku dekap muka ku dengan bantal dan ku berkata dalam bantal...

" Tuhaaan.... apa yang sesungguhnya terjadi dalam hidup ku kini "

Akhirnya akupun terlelap , karena aku merasakan badanku terlalu lelah dalam , melewati hari ini berdua dengan Antoni.

========== °°° ==========