"Arrrggghhh!!! " teriak bhie di lantai atas kampusnya yang telah sepi sambil mengcak-acak rambutnya.
Dia sama sekali tidak pernah menyangka jika akan cepat terkenal seperti sekarang ini di kampusnya karena dekat dengan seorang dosen yang itupun sangat terpaksa karena suatu kejadian tidak terduga.
"Bhie, selamat ya " tiba-tiba ada seorang teman satu kelasnya yang baru saja masuk ke dalam toilet bicara pada bhie sambil tersenyum.
Bhie mengerutkan dahinya, "selamat buat apa? "
"Tadi pak rektor masuk ke kelas dan bilang kalau kamu sama pak alan pacaran, seminggu lagi kalian tunangan dan selesai ujian acara pernikahanya "
Bhie mematung mendengar ucapan teman sekelasnya itu dan lalu menoleh ke arah malla yang mulutnya menganga untuk waktu yang lama, seolah sedang memberitahukan pada bhie jika dia terkejut sekali mendengar rencana yang tidak pernah bhie katakan padanya dan bhie mengatakannya pada orang lain.
"Terserah " ucap bhie sambil menarik nafasnya dalam-dalam.
Karena dia pun tidak tahu akan ada rencana seperti itu dari pihak keluarga pak alan, semuanya sudah terlanjur tahu karena ternyata pak rektor sendiri yang mengatakannya pada semua teman bhie di kelas.
"Bisa-bisa pak rektor kasih pengumuman sendirian sama teman-teman!! " bhie bicara sambil terkesal mengepalkan kedua tangannya jika harus mengingat perkataan teman satu kelasnya tadi.
"Aku kan jadi tidak punya muka untuk bertemu semua teman-teman di kelasku! "
Bhie mengusap wajahnya yang masih kesal dan nafasnya pun terengah-engah karena emosi jiwa yang melandanya kali ini.
"Sekola bertahun-tahun... " dia menghitung dengan jarinya, "ujung-ujungnya menikah juga "
"Semua gara-gara malla! "
Bhie lalu terduduk di atas lantainya dan melihat langit yang siang ini cerah dan awan putihnya terlihat sangat jelas dan putih bersih. Dia lalu melamunkan pikirannya kali ini meratapi masa depannya yang sudah terlihat jelas olehnya akan sedikit menyuramkan.
"Kamu nggak bilang pacaran sama pak alan! " cetus malla dengan wajahnya yang memperlihatkan rasa keterkejutannya.
"Gila yah, berita sebesar ini kamu sembunyiin dari aku " ucap malla lagi.
"Padahal aku nggak ada satupun rahasia yang disimpan sendiri, pasti selalu cerita sama kamu! "
"Bukan begitu... " bhie menjawab dengan perasaan bersalah, "ini kejadiannya singkat "
"Sesingkat apa sih? "
"Terjadi dua belas jam yang lalu " bhie memperlihatkan barisan giginya yang putih dan rapi.
Malla lalu mencoba menghitung waktu yang bhie sebutkan tadi dan lalu membulatkan kedua matanya.
"Jangan bilang... " ucapannya terhenti dengan kedua matanya yang lalu menatap ke arah bhie.
"Jangan-jangan lelaki tua yang kamu bilang tadi itu... " mulut malla menganga kedua tangannya tidak bisa berhenti bergerak karena dia sudah bisa menebak apa yang akan menjadi jawaban bhie.
"Apa?? " bhie lalu bertanya tentang apa yang dipikirkan oleh malla kali ini.
"Kamu semalam diantar sama pak alan? " malla malah balik bertanya.
Bhie hanya menjawabnya dengan anggukan di kepalanya tidak mengeluarkan suaranya sedkitpun.
"Nah, tebakanku benar " malla bicara sambil menganggukkan kepalanya.
Dia senang dan terlihat bangga sekali dengan tebakannya yang benar, karena itu seperti menambahkan satu kepintarannya bermain tebak-tebakan walaupun nilai akademisnya jauh dari standar dan dia selalu mengikuti remedial di semua mata kuliah.
"Kalian ketemu di tempat itu, terus kamu dalam keadaan mabuk dan pak alan juga. Ketahuan sama umma kamu lagi menginap di hotel dan umma kamu ngamuk minta pak alan bertanggung jawab nikahin kamu... "
"Eh, apaan ini udah mulai kacau! " dengan cepat bhie menutup mulut malla yang asal bicara.
"Nggak ada hotel dan tidur bersama seperti yang ada di otak kamu! " bhie membulatkan kedua matanya.
"Aku nggak mesum kayak kamu sama pacar kamu! "
Malla tertawa mendengar perkataan bhie yang menyindir tentang dirinya, "jangan di sembunyiin nggak apa-apa jujur aja "
"Aku juga nggak bakalan bilang ke semua orang " sambungnya, "tapi kamu mesti cepat-cepat nikah karena aku yakin bulan depan kamu tekdung! "
"Habisnya kamu polos belum pernah pakai alat kontrasepsi "
"Ini kalau ngomong suka seenaknya! " bhie memukul kecil lengan malla dengan buku yang di pegangnya.
"Tapi itu artinya gosip pak alan bohong dong? " tanya malla.
"Gosip yang mana? "
"Yang katanya dia nggak pernah suka sama perempuan " jawab malla, "mau yang cantik, seksi, menawan dan lain-lain, dia sama sekali tidak tertarik "
"Mana aku tahu " bhie mengangkat kedua bahunya, dia lalu mendekat ke arah malla untuk membisikkan sesuatu yang penting.
"Tapi waktu pak rektor kerumah, dia bilang semua kakak perempuannya sudah menikah termasuk adiknya juga. Dia itu anak laki-laki satu-satunya kalau sampai sekarang belum menikah coba kamu pikir kenapa? "
"Jawabannya antara dia pernah trauma karena disakiti sama perempuan atau dia emang suka sama laki-laki juga! "
Malla menutup mulutnya agar tawa yang keluar dari mulutnya tidak terdengar keras oleh semua orang.
"Gokil emang kamu bhie, calon suami kamu sendiri aja kamu omongin kayak gini! " cetus malla sambil tertawa dalam gelengan kepalanya.
"Kamu lihat aja nanti " malla jadi ikutan berbisik ke arah bhie, "kalau malam pertama kamu dia nggak seheboh laki-laki perkasa itu artinya kemungkinan kedua yang benar! "
"Laki-laki setrauma apapun kalau lihat wanita muda, cantik badan bagus kayak kamu kalau dia normal pasti sayang buat di anggurin... "
"Kecuali dia emang kalau dia sama sekali nggak tertarik sama kamu " sambung malla.
Bhie menarik nafasnya, "lagian juga siapa yang mau menikah malla "
"Kemarin karena dipaksa mengaku jadi kami itu cuma terpaksa bilang kalau kami dekat "
"Rencananya nanti kalau sudah agak reda ceritanya kami putus gara-gara aku yang manja dan cemburuan "
"Jadi nggak sampai menikah juga "
"Dasar hidup dosen sejarah " malla menggelengkan kepalanya, "isinya pasti penuh dengan cerita dan semuanya mengagumkan! "
"Terserah kamu aja bhie " dia merangkul tangan bhie, "asal jangan kamu yang sakit hati nantinya, kamu suka dia enggak kayak waktu kita SMA dulu "
"Laki-laki itu banyak yang nggak peka " sambung malla, "makanya aku akhirnya jatuh cinta sama pacarku dhan "
"Aku suka sama laki-laki ganteng, tapi aku tidak percaya pernikahan " ucap bhie pelan.
"Iya aku tahu, dan kamu tahu juga kalau aku tidak suka laki-laki "
Bhie memperlihatkan senyumannya karena cuma dia yang tahu jika sahabat cantiknya itu memiliki seorang kekasih yang juga seorang wanita. Dia tidak pernah mempermasalahkannya ketika malla memutuskan hal seperti itu untuk kehidupan cintanya.
Hal yang terpenting dulu dia sudah pernah memperingatkan sahabatnya, dan semua keputusan ada di tangan malla dia tidak akan pernah ikut campur di dalamnya namun selalu berusaha menjadi sahabat yang terbaik.
Sedang kuat-kuatnya bhie melamun di lantai atas kampusnya, ponsel bhie berdering membuyarkan semua lamunannya.
"Coba aku lihat dengan teliti siapa yang menelpon kali ini " bhie menggosok matanya pelan melihat nama yang tertera di ponselnya kali ini.
"Beneran ini pak alan? " dia tidak percaya dengan nama yang menghubungi ponselnya kali ini dan ketakutan sekali untuk menerimanya.
"Pasti dia mau marah gara-gara semua orang tahu kita sedang ada hubungan! "
Nyali bhie seketika menciut dan enggan untuk menerima telpon dari dosennya itu...