webnovel

Calon Mertua

Bhie berjalan menyusuri koridor menuju ke kelasnya dengan perasaan aneh pagi ini.

Semua orang memandanginya dengan sangat aneh kali ini, membuatnya bertanya-tanya apa kesalahan yang sudah dia buat di kampus.

"Kenapa dengan semua orang? " bhie menggerutu seraya melanjutkan langkahnya menuju ke sebuah kelas.

"Bhie!!! " teriak seseorang yang suaranya sangat dia kenal.

Bhie berbalik dan melihat sosok malla yang tengah berlari ke arahnya dengan kedua tangannya yang membawa tas dan buku-buku.

"Kamu masih berani panggil-panggil nama aku? " bhie bertanya dengan nada ketus.

Dia masih merasa kesal karena kejadian kemarin yang malla buat dan akhirnya dia harus mendapat masalah besar dengan pak alan.

"Itu bukan salah aku, bhie " malla membela diri, "aku kan bilang kamu tungguin aku mau ke toilet "

"Wah, hebat! " bhie tertawa kecil tetapi wajahnya merah dan terlihat kesal.

"Kamu di toilet ngapain sampai dua jam? " suaranya naik beberapa oktaf.

"Jangan keras-keras bhie... " malla dengan cepat menutupi bibir bhie dengan satu tangannya.

"Nanti mereka semua dengar "

"Biarin semuanya dengar, kalau perlu sampai ke telinga tetangga-tetangga aku yang ngomongin aku anak binal karena pulang malam dengan keadaan mabuk diantar laki-laki yang usianya lebih tua! "

Kedua alis mata malla terangkat dan bola matanya dengan tajam menatap ke arah bhie yang walaupun dia sudah menutup mulutnya tapi masih dapat bicara.

"Bhie jorok ini! " malla mengambil tisu dari dalam tas nya dan mengelap air liur bhie yang menempel di telapak tangannya.

"Lagian aku kan nggak kasih kamu minuman beralkohol " lagi-lagi malla sedang mencoba membela diri dan mengatakan bahwa dia tidak bersalah.

"Terus minuman soda milik kamu itu apa? " nada bicara bhie masih ketus.

"Minuman soda... " malla mengerutkan dahinya.

Dia lalu memandangi bhie, "kamu minum punyaku? "

"Iya "

"Pantesan " malla menganggukkan kepalanya dan dia terlihat sekali sedang menahan tawanya.

"Kenapa? " tanya bhie.

"Aku kan sudah bilang sama kamu kemarin, jangan minum apapun apalagi di kasih sama orang tidak kamu kenal " jawabnya, "nggak sopan sih minum air punya orang, udah itu tanpa ijin yang punya lagi! "

"Kenapa jadi aku yang salah " komentar bhie.

"Ya salah kamu lah, aku kan udah bilang jangan minum apapun malah kamu minum! " jawab malla.

"Aku tahu kamu nggak pernah minum alkohol makanya aku bilang kayak gitu, ngapain juga aku jerumusin teman baik " ucap malla lagi, "nggak tega aku, cuma kamu teman satu-satunya yang paling polos jadi kamu tidak boleh ternoda! "

Mendengar penjelasan malla, bhie sedikit luluh dan sebenarnya dia selalu percaya dengan apa yang malla katakan karena mereka sudah berteman sangat lama.

"Sekarang kamu bilang kemarin pergi kemana? " tanya bhie, "ke toilet sampai dua jam "

Malla nyengir, satu tangannnya merangkul pundak bhie, "yakin mau dengar? "

"Yakinlah, sekarang ini kekesalan aku sama kamu belum hilang gara-gara kemarin! " jawab bhie sambil memperlihatkan wajahnya yang serius.

"Aku di telpon pacarku " jawabnya dengan suara sangat pelan bahkan hampir berbisik.

"Dia bilang kangen banget sama aku dan sudah nggak tahan... "

"Iya, iya sudah berhenti " bhie dengan cepat menyela dan menghentikan ucapan malla.

"Kamu itu tega ninggalin teman demi pacar! " cetus bhie, "kalau sekali lagi aku di jebak seperti kemarin, kamu tunggu saja pemutusan kontrak persahabatan kita "

Malla menarik ujung bibirnya ke atas mendengar pernyataan bhie dan satu tangannya dia simpann di keningnya.

"Siap, bos "

"Eh, tapi tunggu dulu " ucap malla lagi, "memangnya siapa laki-laki yang antar kamu pulang? "

Bhie menarik nafasnya dan seketika wajahnya cemberut mendengar pertanyaan malla kali ini.

Dia berjalan lemas menuju ke dalam kelasnya dan sampai di tempat duduk, menyimpan tasnya dan menenggelamkan wajahnya diantara kedua tangannya yang sudah berada di atas meja.

"Bhie ayo bilang siapa? " malla mengguncang-guncang tubuh bhie dengan pelan.

"Sebelum dosen yang paling ngebosenin itu masuk "

Bhie masih tidak mau untuk bicara walaupun malla sudah membujuknya kali ini, dia sepertinya sudah tidak mau membicarakan hal yang sudah menyulitkan hidupnya kali ini.

"Bhie, pak alan datang! " malla bicara sambil menyikutkan satu tangannya ke arah bhie.

Malla membulatkan kedua matanya melihat bhie yang sepertinya tidak mereaksi tindakannya.

"Bhie kamu tidur? " tanya malla melihat tubuh bhie sama sekali tidak bergerak sedikit pun dan dia mendengar dengkuran sahabatnya itu.

"Kamu kenapa bhie? " malla kebingungan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal melihat kelakuan aneh sahabatnya untuk yang pertama kali setelah bertahun-tahun bersahabat.

"Kamu sehat kan? " malla semakin bingung ketika melihat pak alan yang sudah masuk ke dalam kelas dan melihat bhie yang menyembunyikan wajahnya di atas meja karena tertidur.

"Mati deh kamu bhie! " cetus malla.

Dia melihat sosok laki-laki yang menjadi dosennya itu berjalan ke arah mejanya dan bhie. Malla juga berusaha membangunkan bhie dengan menarik kecil lengan baju bhie, tapi sahabatnya itu tidak bergeming seperti sudah berhari-hari tidak tidur pulas.

"Mungkin bhie sakit pak " ucap malla pelan ketika sosok dosennya itu sudah berdiri di samping mejanya.

"Tidak perlu di bangunkan " ucapan pak alan yang pelan tapi masih dapat malla dengar itu membuatnya sangat terkejut.

Dia juga dengan sengaja menyimpan selembar kertas kosong di atas meja bhie hanya untuk mengatakan itu pada malla dan kembali ke tempatnya mengajar seperti biasanya tanpa terganggu dengan bhie yang tertidur di kelas.

"Itu beneran pak alan? " malla bertanya pada dirinya sendiri tidak percaya melihat sikap dosen yang paling tidak dia suka begitu baik pada saahabatnya yang tertidur.

Karena dia terkenal paling kejam, jangankan tertidur ketika dia sedang mengajar malla dulu pernah kena hukuman yang memalukan ketika dia tidak bisa menahan rasa kantuknya dan menguap yang tertangkap oleh pak alan.

Seluruh kampus tahu jika dia sedang mendapatkan hukuman, karena pak alan memintanya membasuh muka di toilet yang khusus untuk para dosen.

"Kenapa bhie tidak mendapat hukuman! " celetuknya dalam hati yang membuat perasaan irinya muncul karena dosen menyebalkan itu memberikan pengecualian pada murid yang pintar walaupun sudah melakukan kesalahan.

"Kamu nggak tidur semalam bhie? " tanya malla.

Dia melihat sahabatnya itu mencuci muka di toilet mahasiswi di kampus setelah jam pelajaran selesai.

"Sebentar " jawab bhie sambil menyeka air yang membasahi wajahnya.

"Bhie, selamat ya " tiba-tiba ada seorang teman satu kelasnya yang baru saja masuk ke dalam toilet bicara pada bhie sambil tersenyum.

Bhie mengerutkan dahinya, "selamat buat apa? "

"Tadi pak rektor masuk ke kelas dan bilang kalau kamu sama pak alan pacaran, seminggu lagi kalian tunangan dan selesai ujian acara pernikahanya "

Bhie mematung mendengar ucapan teman sekelasnya itu dan lalu menoleh ke arah malla yang mulutnya menganga untuk waktu yang lama, seolah sedang memberitahukan pada bhie jika dia terkejut sekali mendengar rencana yang tidak pernah bhie katakan padanya dan bhie mengatakannya pada orang lain.

"Terserah " ucap bhie sambil menarik nafasnya dalam-dalam.

Karena dia pun tidak tahu akan ada rencana seperti itu dari pihak keluarga pak alan, semuanya sudah terlanjur tahu karena ternyata pak rektor sendiri yang mengatakannya pada semua teman bhie di kelas...