webnovel

PENYELIDIKAN

Gedung perusahaan ADY'R (ADIYAKSA RUBBY) grup..

"Terakhir berita yang saya dengar, mayat anak itu tidak ditemukan.. apa masih ada kemungkinan dia selamat??" Seorang bawahan melapor pada Hanggono, ia adalah supir yang meloloskan diri dari peristiwa naas yang terjadi 9 tahun lalu.

Laki-laki itu menghela nafas panjang, sepertinya menyingkirkan anak itu tidak semudah yang ia pikir. Padahal rencana itu sudah ia jalankan dari awal mula ia mengetahui bahwa wanita itu hamil, namun dari masih dalam kandungan hingga usia 8 tahun bahkan sekarang sudah 17 tahun Hanggono masih dihantui rasa was-was akan hadirnya anak yang akan merebut posisi Zean dalam keluarga Adiyaksa tersebut.

"Apa keluarga dokter itu masih melakukan penyelidikan juga.. ??" Hanggono Berusaha lebih tenang.

"Sepertinya tidak tuan, Mereka sudah mulai menerima keputusan polisi..!!"

"Bagus... Kita harus lebih dulu menemukan anak itu sebelum mereka kembali melakukan penyelidikan."

"Lalu bagaimana dengan istri dokter itu, bukankah bahaya jika dia masih hidup..??" Bawahan itu mengingatkan.

"Tidak... Selama Anggara tidak tahu dan tidak ada yang memberitahunya!!" karena sepertinya dia juga tidak mengingat rupa wanita itu.. kecuali.... Wanita itu yang lebih dulu menemukan Anggara."

"Sepertinya tidak akan pernah terjadi tuan..!! karna Kabar baiknya.. wanita itu memang sudah lama mengalami depresi berat, apalagi sejak kehilangan putrinya Depresinya semakin meningkat bahkan nyaris mengalami gangguan jiwa. Dan sejak peristiwa itu juga Dokter tersebut tidak pernah membawa istrinya keluar rumah lagi..!!"

Hanggono sedikit terkejut..

"Benarkah.. ??"

"Benar tuan.. bisa dibilang ia melakukan tahanan rumah."

"Menyedihkan juga..!! baiklah fokuskan saja pada pencarian anak itu, jangan berhenti sebelum ada bukti dan kejelasan tentang kematiannya. Saya ingin data yang real untuk memastikan bahwa posisi Zean tetap aman."

"Baik tuan.. saya permisi !!"

Tiba-tiba suara handphone berbunyi, dilayar tersebut terpampang nama Hanin memanggil..

"Sayang.." laki-laki itu menjawab panggilannya.

"Paman... Hiks..!! Temui aku ditempat biasa.." panggilan pun berakhir.

Hanggono langsung bangkit dan turun menuju basemen.

Kring kring kring kring...

Bel tanda istirahat berbunyi, sebagian murid keluar dari ruang kelas tak terkecuali Lian yang saat itu langsung menuju kamar mandi..

Didepan kaca besar wastafel Lian sedang mencuci wajahnya namun tiba-tiba,

"Apa seorang pelajar itu harus sesexy ini..??" Zean menyandarkan punggungnya pada tembok belakang Lian, sedang kedua tangannya ia masukkan kesaku celana.

Lian langsung menoleh kebelakang, wajahnya yang basah dengan tetesan air yang menempel seakan menambah kevulgaran otak Zean.

"Apa seorang tuan muda dari keluarga terhormat harus sekurang ajar ini..??" Lian balas meledek seraya bersedekap tangan.

"Ohh... Menarik sekali, siapa yang kau bilang kurang ajar.. !!" Zean berjalan pelan mendekati Lian dengan tatapan mata yang tajam.

"Uupppzzz.. apa aku salah bicara.. ?? Oh.. tidak.. aku sangat takut.. !!" Ejek Lian lagi dengan satu tangannya menutupi mulut.

Laki-laki tersebut langsung menarik pinggang Lian hingga keduanya sangat dekat, dengan refleks Lian menarik tangan kanan Zean dan melintirnya kebelakang dengan tangan kiri hampir mencekik leher laki-laki itu dengan posisi Lian ada dibelakangnya.

"Awww...!!' Zean menjerit kesakitan.

"Owhhh.. apa tuan muda sangat lemah.. ??" Lian kembali mengejek, namun tiba-tiba Zean memutarkan badannya seraya menarik tangan Lian yang menekan lehernya itu hingga posisinya berubah. Kini Lian yang menjadi tawanan Zean..

"Anda sangat Lincah, Aku suka gadis yang aktif seperti mu.. pasti sangat memuaskan..!!" Bisiknya seduktif, seraya mengelus bibir Lian dan meniup telinganya.

"Br*ngsek..!! Dasar kurang ajar..!! Lepaskan aku..!!"

"Hhaa lepaskan.. ?? Bukan kah pagi itu Anda begitu bersemangat.. kenapa sekarang begitu ketakutan."

"Sialan, aku pikir dia anak rumahan ternyata jago beladiri juga. Kalo kaya gini caranya pertahanan ku bisa jebol.." Rutuknya membatin.

"Kenapa diam.. ?? Menyesal karna sudah salah pilih orang ??"

"Baiklah.. aku minta maaf..!!" Lian menyerah.

"Apa.. ?? Aku tidak dengar.. bisa bicara lebih keras..!!"

"AKU MINTA MAAF..!! Puass.. !!"

Zean tertawa dengan puas karna ia pikir sudah bisa menaklukkan gadis itu, ia pun segera melepaskan Lian. Namun tiba-tiba..

BUUKKK !! Lian langsung meninju perut Zean, hingga laki-laki itu sempoyongan.

"Ini bayaran karna sudah berani masuk ke toilet perempuan.." Dan..

PLAAKKK !! Lian juga menampar pipi Zean hingga sudut bibirnya berdarah.

"Dan Ini untuk membalas kelakuan kurang ajarmu padaku..!! Kamu pikir aku tulus minta maaf.. ?? Jangan harap!!" Lian kemudian pergi meninggalkan Zean, sedang laki-laki itu hanya tersenyum lebar seraya mengusap darah disudut mulutnya.

"Aku bersumpah tidak akan pernah melepaskanmu.." batinnya.

Mansion Hanggono..

"Paman harus menjelaskan padaku.. kenapa aku sampai sekarang masih belum bisa hamil anak mas Angga.. Hhaa..?? Bagaimana jika suatu saat dia mengetahui kalau Zean bukan anak kandungnya..?? Apalagi anak dari wanita itu belum bisa dipastikan dia mati... Aahhhh.. kepalaku rasanya ingin pecah..!!" Hanin seakan kalut menghadapi masalah yang menimpanya.

"Huussttt... Sayang.. tenang saja, ini hanya masalah waktu. Oleh sebab itu kamu harus secepatnya menurunkan Anggara dari posisinya, berikan Zean kedudukan dalam perusahaan dengan begitu kita akan lebih mudah mengontrol keadaan."

"Bagaimana caranya.. paman tau sendiri aku tidak diizinkan ikut campur dalam perusahaan, harusnya paman yang bisa membujuk mas Angga.."

"Wanita bodoh.. itu mudah saja, tanpa kamu harus turun ke perusahaan.. tapi.."

Hanggono membisikkan sesuatu ditelinga wanita itu.

"Bagaimana.. ?! Kamu setuju.. ??" Ucapnya seraya merangkul tubuh Hanin.

"Apa itu tidak berbahaya..." Wanita itu ragu.

"Ayolah Sayang... Kita sudah sejauh ini, selangkah lagi kita akan bisa mendapatkan semua kekayaan Anggara. Kita bertiga akan hidup bahagia selamanya.."

"Bertiga.. ?? Paman masih suka membawa wanita lain ke sini tapi masih bilang kita bertiga..??" Wanita itu kembali gusar.

"Hanin sayang.. paman sengaja tidak menikah dan tidak memiliki Ikatan dengan wanita lain hanya karna setia menunggumu.. paman rela melajang sampai sekarang, sekalipun paman tidur dengan wanita lain tapi di hati paman tetap mencintai Hanin. Paman tersiksa harus melihat kamu bermesraan dengan Anggara.." Hanggono sudah mulai melakukan rayuan mautnya.

"Suruh siapa paman malah menggoda istri keponakan sendiri..??" Wanita itu tersenyum dengan nakal.

Sesuai kesepakatan sebelumnya Hanin merupakan suruhan sang paman untuk menikah dengan Anggara, karna dengan begitu Hanggono bisa mengendalikan hidup keponakannya itu melalui orang dalam. Oleh sebab itu ia menipu Anggara dengan membayar dokter kandungan untuk memvonisnya mandul, sedangkan Hanin ia suruh untuk memakai alat kontrasepsi hingga tidak terjadi kehamilan dengan harapan Anggara mau membagi hartanya dengan sang paman jika ia tidak bisa mendapatkan keturunan.

Namun diluar rencana Anggara justru memperkosa seorang gadis hingga hamil, Hanggono pun merubah rencananya. Tanpa disangka ia justru terpikat dengan istri keponakannya sendiri, hingga ia memutuskan untuk bisa mendapatkan anak dari wanita tersebut untuk memperkuat posisinya. Karna sudah bisa dipastikan Anggara akan menyerahkan semua hartanya kepada Zean yang dengan polosnya diakui sebagai darah dagingnya sendiri. Dan keduanya masih menjalani hubungan terlarang itu sampai sekarang, tentunya tanpa sepengetahuan keponakannya tersebut.

"Karna kamu sangat menggoda sayang...!!"

Keduanya sudah mulai terbawa suasana.

Beberapa menit kemudian..

"Tapi paman aku ingin hamil anak mas Angga untuk memperkuat posisi kita. Kenapa tidak bisa.. bukankah paman bilang alat itu hanya berlaku sampai 8 tahun saja..??"

"Sudahlah sayang, kita masih punya Zean.. lagi pula usiamu sudah kepala 4, itu hanya kemungkinan dokter saja. Kita Harus fokus pada rencana kita..!! Laki-laki itu kembali menarik Hanin.

Disebuah restoran ruang VVIP..

"Daddy.. ini tuan James.. tuan James ini Daddy..!!" Kenza memperkenalkan seorang detektif handal yang sudah ia sewa beberapa tahun lalu untuk menyelidiki kasus pemerkosaan yang terjadi pada Intan sang Mommy 17 tahun silam beserta kasus penculikan Berlian 9 tahun lalu.

dr. Bryan terlihat bingung karena sebelumnya Kenza tidak pernah menceritakan Laki-laki tersebut kepada nya.

"Saya seorang detektif yang disewa anak Anda beberapa tahun lalu untuk menyelidiki kasus yang menimpa istri dan putri Anda ??" James mengulurkan tangannya pada dr. Bryan.

"Oh.. saya Bryan.." responnya seraya menyambut uluran tangan detektif tersebut.

"Ini alasan Kenza menghentikan penyelidikan kemarin Dad.. karna ternyata ada orang yang sudah memata-matai keluarga kita sejak lama.." Kenza menjelaskan kepada sang Daddy maksud tujuan memperkenalkan keduanya.

"Maksud kamu.. ??" dr. Bryan masih terlihat bingung.

"Yang menjadi dalang Dibalik kasus yang menimpa Istri dan putri tuan adalah orang yang sama, tujuan mereka adalah ingin melenyapkan Anak tersebut." James ikut menjelaskan, namun dr. Bryan justru semakin bingung mulutnya masih menganga.