webnovel

Benvolio

Bagaimana jadinya jika dua keluarga dari konglomerat kaya bersatu? Apa jadinya dunia dibuatnya? Yang satu berlatar belakang seorang Mafia paling berbahaya di Italia dan yang satu lagi Kepala jaksa terkenal di Indonesia. Tidak cukup dengan mereka berdua, disini ada agen CIA terbaik di generasinya dan masih banyak orang hebat lainnya yang juga sama kayanya. Benvolio Constanzo, lahir di Indonesia dan merupakan seorang mafia paling berbahaya di Italia. Dia juga pengusaha sekaligus pengacara yang handal. Dia adalah salah satu pemeran penggerak ekonomi dunia. Tunggu apalagi?! ayo ikuti terus ceritanya!

Chasalla16 · Realistic
Not enough ratings
359 Chs

VERASHA

Ruang Pasien Chamomile, Markas Utama CNY Company.

Ruangan benuansa bunga chamomile berwarna putih gading ini tempat dimana Biserka palsu berada---Verasha, rekan sekaligus adiknya Biserka dan Mataya.

Ruangan ini dilengkapi dengan berbagai macam alat yang memadai, bahkan ranjang pasien nya pun memakai ranjang pasien elektronik yang digerakkan dengan remote sebagaimana kebanyakan ruang pasien di berbagai rumah sakit besar pada umumnya.

Di ruangan ini juga di lengkapi dengan fitur smart room dimana segala sistemnya menggunakan sistem teknologi yang canggih dan pintar.

Di Markas Utama CNY Company yang didirikan oleh Mataya ini memiliki dua lantai yang digunakan sebagai tempat pengobatan pribadi. Satu lantai digunakan sebagai ruang rawat pasien dan satu lantai lagi digunakan sebagai tempat operasi, ruang bedah, dan ruang persalinan.

Mataya juga merekrut para dokter handal mulai dari yang umum hingga spesialis. Dia juga merekrut banyak professor dari berbagai dunia untuk membantu penelitiannya dan juga memberikan pelatihan tambahan serta bantuan untuk para dokter di sana.

Kehidupan semua orang yang di rekrut nya sangatlah terjamin bahkan Mataya juga menyediakan asuransi khusus dengan nilai yang sangat fantastis untuk setiap orang yang bekerja dengannya. Hal ini dia lakukan untuk menyejahterakan orang-orang berbakat dan berkeahlian yang mengabdi pada dirinya.

Kembali ke Ruang Pasien, terlihat dua orang perempuan saling berhadapan satu sama lain. Mereka adalah Biserka dan Verasha. Setelah kehebohan karena munculnya Biserka dengan keadaan sehat secara tiba-tiba di markas utama. Lalu keributan antara Biserka dengan Vla hingga perselisihan antara Callista dengan Vla, Biserka akhirnya bisa menemui rekan sekaligus adiknya saat ini.

Biserka menemui Verasha terlebih dulu karena dirinya belum diizinkan untuk menemui Mataya oleh Vla jika Mataya belum juga siuman.

Biserka tersenyum hangat saat dirinya dapat berjumpa kembali dengan Verasha.

"Hai, jalang. Bagaimana keadaanmu?"

Verasha terkekeh mendengar ucapa Biserka, "Sudah kubilang, bukan? Sesama jalang jangan berkata seperti itu."

"Maafkan aku, Ver. Maafkan aku karena sudah melibatkanmu kedalam misiku yang berbahaya ini. jika saja sejak awal aku tahu akan ada ledakan bom di tempat itu, aku—" Verasha memegang tangan Biserka untuk menenangkannya.

"Hei, Kak." Verasha terkekeh sendiri saat dirinya memanggil Biserka dengan panggilan kakak.

Walaupun usianya hanya terpaut tiga tahun dengan Biserka dan Mataya, akan tetapi Biserka tidak mengizinkan Verasha untuk memanggilnya kakak. Selain untuk menghindari kecurigaan orang lain dan membongkar identitasnya, juga agar mereka bisa lebih akrab satu sama lain.

"Sudah kubilang jangan memanggilku kakak. Aku tidak setua itu ya, Ver!" gumamnya bercanda.

"Jangan menyalahkan dirimu. Aku juga membantumu dan ikut serta dalam misimu karena kemauanku dan juga perintah Mama agar kita bisa saling menjaga satu sama lain, bukan?" Verasha mendesis gemas.

Biserka menganggukan kepala setuju, "Ya, tapi aku tetap tidak bisa melindungimu, bukan?"

Verasha menggelengkan kepalanya, "Walaupun kau gagal, tetapi Mataya yang memback-up nya, bukan?"

"Kalian benar-benar sepasang anak kembar yang sangat hebat," lanjutnya tersenyum.

Biserka kembali terkekeh mendengar ucapan Verasha mengenai dirinya dan Mataya, "Ya, pada akhirnya Mataya yang selalu menyelamatkan. Dia yang hebat, bukan aku."

"Lalu ucapan Vla mengenai diriku benar, bukan? Bahwa aku hanyalah seorang jalang dan parasit yang selalu saja merugikan saudara kembarnya." nadanya getir saat mengucapkan itu semua.

Verasha sama sekali tidak setuju dengan ucapan Biserka mengenai dirinya sendiri. "Kau bukan seorang parasit, Biserka. Sama sekali bukan. Jangan pernah mengatakan itu lagi pada dirimu sendiri. Kau hanya akan menyakiti dirimu sendiri."

"Kau sendiri bukan, yang mengatakan untuk tidak membiarkan orang lain merendahkan kita dan jangan membiarkan diri kita menerima hinaan itu? Kemana Biserka yang seperti itu? Kau tahu, kau juga berharga Biserka. Sama berharganya dengan Mataya."

Mata Biserka mulai berkaca-kaca, dia sedang bersusah payah menahan air matanya agar tidak mengalir turun membasahi wajahnya.

Verasha yang melihat Biserka mulai mengeluarkan air matanya berkata, "Hei, apakah ini Biserka, kakaku yang kukenal? Mengapa kau menangis? Kau cengeng sekali."

Biserka segera mengadahkan kepalanya agar air matanya tidak jadi turun dan mengusap pelan wajahnya dengan tissue. "Siapa yang menangis? Aku tidak menangis, ada sesuatu yang masuk ke dalam mataku, tahu!" Biserka mengelak ucapan Verasha.

"Cih," Verasha mendesis gemas.

"Apakah sakit?" tanya Biserka pada Verasha.

Verasha mengernyitkan dahinya bingung dengan pertanyaan Biserka, "Apanya yang sakit?"

"Apakah sakit terkena ledakan granat secara langsung seperti itu?" Biserka memperjelas pertanyaannya kepada Verasha.

Verasha mengedikkan bahunya, "Kau coba saja rasakan sendiri."

"Entahlah, aku tidak tahu pasti yang aku rasakan saat terkena granat saat itu. Tapi rasanya aku sudah pasrah untuk menemui ajalku," lanjutnya.

"Setidaknya kau mendapatkan sebuah pengalaman dari insiden itu, bukan?" Biserka tertawa.

"Ya, simulasi menjemput ajal." Verasha ikut tertawa.

"Oh, ya Ver, kudengar dari Vla kau tidak mau berbicara sepatah kata pun sejak dirimu siuman. Apakah itu benar? Kenapa?" tanya Biserka lagi menanyakan alasannya tidak mau berbicara sepatah kata pun dan dengan siapapun sejak dirinya tersadar dari koma.

"Karena aku tidak mau saja. Tidak ada alasan khusus lainnya," ujarnya singkat dan jujur.

"Cih, kau ini kebiasaan," jawab Biserka malas.

"Biserka, aku belum melihat Mataya sejak diriku siuman dan dia juga belum mengunjungiku. Apa dia sudah tahu kalau aku bukan dirimu?" Verasha balas bertanya kepada Biserka.

"Tidak, dia belum tahu, melihat dari reaksi Vla yang sangat marah saat melihatku beberapa saat yang lalu," jawab Biserka mengingat-ingat situasi sebelumnya.

"Lalu mengapa dia tidak mengunjungi ruangan ini?" tanya Verasha lagi.

"Karena ada sesuatu yang buruk yang menimpanya… dia kecelakaan. Kondisinya sangat kacau dan kehilangan banyak sekali darah karena luka di sekujur tubuhnya yang terus saja merembaskan darah," gumam Biserka pelan.

"Ya, Tuhan! Maafkan aku Bis. Aku telah menuduhnya sebelum tahu situasi apa yang sedang terjadi pada dirinya. Bagaimana keadaan nya saat ini?"

Biserka menghelakan napas berat, "Masih belum sadarkan diri dan masih menggunakan bantuan masker oksigen."

"Ya, Tuhan! Semoga dia cepat pulih dan melewati masa kritisnya," ujar Verasha mendoakan kesembuhan Mataya.

"Aamiiin," jawab Biserka mengaminkan perkataan Verasha untuk kesembuhan Mataya.

Di pikiran Verasha, tiba-tiba terlintas kejadian pada malam dimana dirinya terkena ledakan granat. Verasha lalu teringat akan seseorang yang berteriak sesaat sebelum granat itu mengenai dirinya.

"Bis, tiba-tiba aku teringat pada malam kejadian buruk menimpaku itu."

"Sebaiknya kau harus melupakannya, Ver. Agar tidak menimbulkan trauma untukmu."

Verasha menggeleng, "Bukan itu maksduku."

Biserka mengernyitkan alisnya, "Lalu apa?"

"Aku teringat kepada seorang pria misterius yang meneriaku sebelum akhirnya granat itu mengenai diriku," desisnya.

"Seorang pria misterius?" ujar Biserka heran dan penasaran.

-bersambung-

*Note*

Halo semuanya! Apa kabar? Aku harap kalian baik-baik saja dan semoga hari kalian menyenangkan.

Aku ingin meminta tolong kepada kalian jika menyukai ceritaku tolong memberikan ulasan terhadap karyaku ini ya dan tambahkan juga ke koleksi kalian agar tidak ketinggalan update!^^

Feel free untuk memberikan saran dan komentar kalian juga^^

Dan jangan lupa untuk menshare cerita ini jika menurut kalian cerita ini menarik^^

Mohon maaf sebelumnya, jika karyaku ini masih banyak kesalahan ataupun alur ceritanya yang tidak sesuai ekspetasi kalian. Namun, sekali lagi, jika kalian mempunyai saran dan kritikan untukku ataupun karyaku jangan sungkan ya untuk memberitahuku di kolom komentar. Aku akan sangat berterimakasih kepada kalian^^

Aku juga ingin mengucapkan terimakasihku dengan setulus tulusnya kepada para pembaca yang setia membaca karyaku sampai di chapter 28 ini. Kuharap kalian tidak bosan dan menemaniku hingga akhir cerita ini^^

Aku akan berusaha semaksimalku untuk karya ini^^

Salam hangat

Chasalla

#Jadwal update: Sabtu & Minggu.