Arni menemukan sang ayah sedang berada di dekat kolam ikan hias di taman samping kiri rumah mereka tersebut. Cahaya sang mentari yang menyinari menjelang sore itu terhalang ketinggian atap rumah itu sendiri, sehingga taman di halaman samping itu menjadi terlindung dan teduh.
Untuk sesaat, Arni berdiri saja di ambang pintu kaca itu sembari memandangi punggung sang ayah.
Dimas Aerlangga belum menyadari kehadiran anak gadisnya itu di sana. Ia masih asyik menebarkan pelet makanan bagi ikan-ikan hias di kolam dangkal.
Arni terlihat bimbang. Jika ia bertanya nanti, lalu akan seperti apa reaksi sang ayah? Atau, reaksinya sendiri seandainya sang ayah membantah dengan semua apa yang sudah disampaikan Tommy kepadanya? Atau, bila memang sang ayah mengakuinya, apa yang harus aku lakukan?
Banyak hal kini berkecamuk di dalam kepala gadis manis itu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com