"Begitu, ya?" Keisha tersenyum mencoba untuk tidak terlihat mencurigakan di hadapan semua orang.
"Ya," sahut Pramudya pula. "Aku cukup mengenal perusahaan itu dan bosnya, Kei."
"Yaah, ayah saya pernah mengatakan hal serupa."
"Begitulah," kata Pramudya. "Jika bos perusahaan itu datang ke satu acara, ayahmu pasti akan diajak sebab Pak Kurnia itu seorang yang sangat dipercaya oleh bosnya."
"Wow…" Seta Adiprana mengangguk-angguk. "Sepertinya orang tuamu bukanlah orang sembarangan, Kei."
"Aah, tidak," Keisha tersenyum sembari menggaruk-garuk kepalanya. "Pak Seta hanya terlalu memuji saja. Kami hanya orang biasa yang datang dari pedalaman Lampung, itu saja."
"Nah," sahut Pramudya pula sembari tertawa-tawa pelan. "Itu pula yang membuatmu istimewa, Kei, juga ayahmu itu."
"Istimewa?" ulang Keisha, ia tahu Pramudya hanya sekadar bergurau saja.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com