1. Ini Kisah ku.

1. Ini kisahku

Ditemani rinai hujan malam ini, langkah kakiku begitu lunglai, ku tatap langit kilat menyambar-nyambar, guruhpun bersahutan tanda hujan deras akan turun, aku berjalan tertatih dengan hati perih, mengenang nasib dirantau orang, ya ... hari ini untuk kesekian kalinya aku gagal tes di sebuah perusahaan.

Aku akui wajahku tidaklah cantik, nilai akademikku juga pas-pasan, tinggiku juga dibawah standar yaitu 148cm dengan berat badan 38kg, aku begitu mungil bukan?, namun meski fisikku mungil namun cita-citaku setinggi langit, cita-citaku ingin membahagiakan ibukku.

Aku terlahir dari keluarga broken home, kata ibukku ayah pergi meninggalkan ibu sejak aku 7 bulan didalam kandungan, entah apa masalah mereka akupun tak tahu, yang aku tahu pasti, sampai diusiaku saat ini sekalipun belum pernah menatap wajah ayahku, hanya dari foto pernikahan ibu dan ayahlah aku bisa mengetahui wajah beliau.

Ayah ... dimana kamu? aku butuh bahumu untuk sejenak lepaskan sedihku, sebab bahu ibu sudah terlalu ringkih untuk menampung air mataku, apa salahku ayah! sehingga engkau meninggalkan aku tanpa pesan! apakah engkau tidak rindu tentang aku darah dagingmu.

Hatiku menjerit pilu, airmatapun luruh membasahi kedua pipiku, deras air mataku disambut oleh derasnya hujan malam ini.

Kupacu langkah kaki dengan cepat ingin segera berteduh di halte depan kawasan industri ini.

Alhamdulillah ... sampai sudah aku dihalte yang sangat sunyi, sambil menunggu hujan turun aku menunggu mobil angkutan umum, lalu duduk di halte ini.

Namaku Sarah umurku 18 tahun dibatam sudah 6 bulan dan belum mendapatkan pekerjaan, disini aku tinggal menumpang di rumah tanteku, tante dan suaminya memiliki usaha sembako.

Sambil menunggu mobil aku menimang-nimang surat lamaran pekerjaan yang basah oleh guyuran hujan, tiba-tiba aku merasa merinding, bulu kuduk meremang, dan aroma bunga melati menyapa indra penciuman.

Karena merasa sangat merinding aku berdiri sambil sesekali berjinjit dan berjalan keluar dari halte, pas membalikkan badan kearah halte spontanitas aku mundur selangkah sebab di halte sudah ada perempuan berambut panjang duduk disana.

Aku bertanya dalam hati darimana datangnya perempuan itu? saat aku sedang bingung sambil berfikir, tiba-tiba aku lihat perempuan itu melambaikan tangan kearahku, seperti di tarik oleh aliran magnet kakiku melangkah mendekati.

"Siapa namamu?" kudengar suara berat perempuan itu menyapaku.

"Na ... namaku Sarah!" Aku menjawab dengan gugup.

"Besok kamu datang ke PT D&D jam 7 malam, dan ini bed name untukmu sama pas card, mulai besok kamu masuk jam 7 malam, kamu di jemput oleh bas dan pulang di anter oleh bas itu juga, ingat hanya pake bas Nuansa ingat-ingat namanya bas Nuansa!" dia bicara sambil menundukkan kepala, suaranya berat penuh getaran aku terima bad name dan pas card yang dia berikan.

"Aku menunggu basnya dimana kak?" tanyaku

"Di jalan raya dekat rumahmu! Ingat! bas Nuansa! Jangan sampai tertukar, simpan bad name itu kalau ada yang nanya kamu bilang saja kamu sudah diterima kerja di PT D&D"

Aku memasukkan bed name dan pas card yang wanita itu kasih kedalam tas, hatiku sangat bahagia sebab aku besok kerja, aku sama sekali belum pernah kerja di PT dan inilah pengalaman pertamaku.

Setelah selesai aku menyimpan bad name itu, wanita itu sudah pergi, karena hatiku sangat bahagia sampai lupa bilang terimakasih ataupun bertanya dimana PT D&D itu