webnovel
#ACTION
#MYSTERY
#REVENGE
#DETEKTIF

Before The Dawn

Apa jadinya jika seorang penyidik kepolisian, mendapat telepon dari pria misterius yang memberitahukan tentang kasus pembunuhan yang sedang berlangsung? Hal seperti itulah yang menimpa Arvin Theodore. Seorang penyidik kepolisian nomor satu di unitnya. Entah membawa tujuan apa, seorang pria misterius memberitahukan secara langsung mengenai kasus pembunuhan yang sedang atau akan terjadi. Di satu sisi memang terlihat menguntungkan, tapi di sisi lainnya justru mengundang banyak tanda tanya. Hingga pada akhirnya, melibatkan Arvin dengan pembunuhan berantai yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki julukan The Dawn. Pemburuan sebulan tiga mayat pada tanggal-tanggal tertentu, sudah menjadi ciri khas pembunuh yang satu ini. Dia mengeksekusi korban secara brutal. Pun meninggalkan tanda seolah memberi pesan peringatan. Dalam proses penyelidikan yang Arvin dan rekan-rekannya lakukan, justru menggiring mereka pada kelompok bernama Black Alpha. Sebuah kelompok kejahatan bawah tanah yang ternyata memiliki benang merah dengan apa yang terjadi enam belas tahun silam. Tragedi yang coba Arvin lupakan selama ini, justru kembali menghantuinya. --- Author Note: Cerita ini hanya fiksi. Jika terdapat kesamaan nama tokoh, pangkat, latar tempat dan kejadian/kasus. Itu murni atas ketidaksengajaan penulis. Pun penulis tidak memiliki tujuan tertentu atau hubungannya dengan pekerjaan dari instansi terkait.

Rryuna · Horror
Not enough ratings
248 Chs
#ACTION
#MYSTERY
#REVENGE
#DETEKTIF

Bab 245: Tewas

Darren terus memacu kendaraannya lebih cepat dari sebelumnya. Entah mengapa, perasaan pria itu menjadi tidak enak. Padahal beberapa waktu lalu, dia tidak merasa seperti itu. Suasana hatinya justru tampak baik-baik saja.

 

Bahkan, kabar mengenai penculikan terhadap Aerilyn pun tidak membuatnya goyah. Meski ya, sudah bisa ditebak jika saat ini pihak Damian dan juga Black Alpha pasti sudah sangat kalang kabut dibuatnya. Darren justru tampak tak peduli sama sekali.

 

Akan tetapi, perasaannya justru dibuat tak karuan dalam sekejap. Entah akan hal apa, yang jelas untuk saat ini, pikirannya hanya tertuju pada Kelompok Domino. Lebih tepatnya pada sang adik.

 

Sesuatu pasti telah terjadi di markas. Sesuatu yang pastinya bukan hal baik. Sang adik mungkin saja telah berulah, dan justru membahayakan dirinya sendiri.