1 - PROLOG -

Semacam surat yang usai dirangkai, namun tak sempat terkirim. Semacam luka yang begitu perih, namun tak mampu diobati. Semacam penantian yang tak kunjung usai, namun harapan tetap ada.

- Kinanti Larasati -

🍃🍃🍃

Hidupku tak semenarik kisah novel yang akhirnya akan bahagia. Hidupku selalu berujung penantian. Entah kapan penantian itu berakhir. Setelah tiada pun mungkin harus melakukan penantian. Tak perlu kalian tau penantian apa yang kumaksudkan, tetapi satu hal yang harus kalian tau kalau aku hanya manusia biasa yang penuh dengan derita. Ya, aku Kinanti Larasati. Orang tuaku? Entah ada di mana. Yang kudengar, mereka menelantarkanku di panti asuhan yang sekarang aku tinggali, Panti Asuhan 'Jiwa Kasih'. Umurku sekarang 20 tahun. Sekarang aku bekerja di sebuah kafe yang lumayan ramai dikunjungi anak muda seusiaku. Kadang aku berpikir, akankah hidupku nanti sama seperti mereka yang dapat menikmati hidup ini?

Aku berencana ingin meninggalkan panti untuk mengaduh nasib di sebuah negeri yang begitu ingin kukunjungi. Tetapi karna biayaku yang belum cukup, maka aku terpaksa harus masih menatap di panti ini. Bunda Riana, pemilik panti ini begitu menyayangiku dan semua anak yang ada di panti ini. Karena bunda, aku masih bisa merasakan kasih sayang dan belaian lembut dari tangan seorang ibu. Walaupun ia bukan ibu kandungku, tetapi percayalah aku begitu menyayanginya. Umurnya pun sudah tidak muda lagi, mungkin sekitar 45 tahunan. Bunda tidak pernah membeda-bedakan kami semua.

🍃🍃🍃

avataravatar
Next chapter