Nathan. Nama itu akhir-akhir ini banyak sekali hadir di pikiran Devan. Nathan yang membuat remaja mungil itu kesal, Nathan yang membuat remaja itu marah, atau yang terakhir Nathan yang malah membuat Devan kebingungan dengan sikapnya.
Devan jelas tau jika Nathan penuh dengan tipu muslihat, hanya saja kali ini sudah terlalu parah. Memikirkan tentang isu yang di sangkut pautkan oleh pria penguasa itu. Sebuah ketertarikan yang di koarkan terlalu keras hingga semua orang tertarik untuk mengomentari, yang jelas dengan nada sumbang.
Remaja itu pun mendudukkan diri pada lantai ubin, menyandarkan tubuh belakangnya di tepian ranjang. Keringat yang mengucur deras di tubuh panasnya itu berusaha di redam.
Menghembuskan napas panjang. Kepala Devan pun mendongak dengan kedua matanya yang terpejam erat. Seharian ini adalah yang cukup berat untuk di lalui. Rencana terburu-buru untuk menunjukkan kedekatannya sendiri dengan orang lain rupanya tak sesuai bayangan, Nathan hanya cuek menanggapi.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com