webnovel

Chapter 5 - Goa

aku menunggu sarah bangun, aku melihat keluar goa, hujan sangat deras diluar. Benar-benar dingin, aku harap aku bisa menggunakan semua jenis sihir.

aku berbaring disamping sarah dalam keadaan tanpa baju.

____________________

terbangun dari tidurku, melihat sarah yang masih terbaring ditanah goa yang kasar.

aku bangun duduk. Merasakan ada hawa panas dibelakangku, aku pun memalingkan pandanganku kebelakang.

berapa terkejutnya aku saat melihat sebuat hewan dengan bulu putih dan telinga berawarna merah, hewan ini seperti sebuah bola, bulat dengan bulu-bulu yang menyelimutinya dan juga telinga merahnya.

"AHH" teriakku. Aku melindungi sarah dibelakangku.

"Huss!Huss!" ucapku. Berusaha mengusir hewan ini,

"Pata?" ucap hewan ini. dia menatapku dan menggelengkan kepalanya.

tenanglah, aku mengirimnya untukmu. ucap penasihat.

"mengirimnya untukku?kamu ingin menambah bebanku?"

bukankah kamu memintanya?

"aku memintanya? sejak kapan?"

semburan api kecil keluar dari mulut hewan kecil ini.

dia bisa mengeluarkan api. pikirku.

aku mengarahkan kayu ranting ke depannya. "hey hewan kecil, semburkan api ke kayu ini"

"Pata!" dia menyemburkan api ke ranting ini. Membuat ranting terbakar.

Hebat, aku membutuhkannya sekarang. pikirku.

"siapa namamu hewan kecil?" tanyaku.

"Pata!"

"dari tadi kamu hanya mengucap pata, pata dan pata"

"Pata pata~"

"baiklah!,aku akan memanggilmu pata!" ucapku.

"PATA!!!"

"bisakah kamu tunggu disini? aku akan mengambil kayu diluar"

aku berlari keluar dalam keadaan yang masih hujan, tanpa baju dengan celana ku yang sudah tersobek.

bisikan ini benar-benar menolongku, apa memang benar aku harus mengikuti perkataannya. pikirku.

aku kembali dalam keadaan badan yang basah kuyup, dengan membawa potongan kayu ranting di tanganku.

aku menghidupkan sebuah api unggun didekatku dan sarah, sarah masih terbaring ditanah, dia masih belum sadarkan diri.

beberapa saat setelah api unggun hidup, sarah perlahan membuka matanya. "Pluto...kenapa aku disini..."

"maaf..."

"dimana kita pluto?"

"kita di goa" ucapku sambil perlahan mengambil bajuku darinya.

dia terdiam saat aku mengambil bajuku. "J-j-jangan bilang kamu melakukan itu kepadaku!!??" ucap sarah. pipinya memerah.

"apa maksudmu? aku hanya menutup badanmu supaya kamu tidak kedinginan" ucapku.

"APA ITU DI SAMPINGMU!!!" teriak sarah.

"oh ini?" ucapku. "Namanya pata,dia yang menyalakan api unggun ini"

"B-b-b-bukannya itu hewan legendaris!?"

"hewan legendaris?" ucapku. "apa maksudmu?"

"aku pernah belajar tentang macam-macam hewan legendaris di sekolahku" ucap sarah. "benar...namanya adalah patarasa sang penghancur..."

"kamu yakin ini hewan legendaris?" ucapku.

"AKU YAKIN!!" ucap sarah. "BAGAIMANA KAMU BISA MENDAPATKANNYA?!"

"saat aku tadi tertidur, dia sudah ada disini" ucapku. "daripada itu...ini benar-benar KEREN!!!!!"

"Aku dapat hewan legendaris~aku dapat hewan legendaris~" aku bernyanyi sambil bergoyang di atas api unggun.

"Pata!Pata!Pata!"

"HAHAHAHAHAHA PATA PATA!" ucapku.

sarah tertawa terbahak-bahak. "akhirnya kamu tersenyum juga, sarah." ucapku.

pipinya memerah, dia memalingkan pandangannya berusaha menghindari kontak mata denganku.

hujan sudah reda, langit gelap dan hawa terasa sangat dingin bahkan saat api unggun menyala di depan kami.

"kamu baik-baik saja?" ucapku.

"i-iya..." ucap sarah.

dia nampak benar-benar kedinginan, tapi aku bingung harus melakukan apa, aku melepaskan bajuku.

"jangan lakukan itu sekarang..." ucap sarah. Pipinya memerah dan bibirnya sedikit keriting.

"apa maksudmu, aku hanya ingin kam menutup badanmu dengan baju ini" ucapku.

"BODOH!" ucap sarah. Dia menarik bajuku dan berbaring sambil menutup badannya dengan bajuku.

"selamat malam sarah..."

sarah hanya diam, dia sepertinya sudah pergi ke dunia mimpi, aku bergegas mencari bahan-bahan kayu bakar lagi didepan goa.

aku menggoyangkan pohon dengan sihir ku dan membuat rantingnya berjatuhan.

setelah sudah banyak ranting ku kumpul kan aku kembali kedalam goa dan membakar ranting itu.

aku beberapa kali berolahraga seperti push up, sit up, dan memukul dinding goa.