webnovel

chapter 4 - Hancur

Akhir-akhir ini sarah jadi sering mengunjungiku, dia sering kali datang kerumahku, hampir setiap hari dia menemuiku dan memaksaku untuk belajar dengannya.

aku duduk dikasurku membaca buku yang dipinjamkan oleh sarah.

'tok tok tok' suara ketukan pintu.

kenapa ada yang mengetok malam-malam begini. pikirku, aku berjalan kepintu dan membukakan pintu, aku melihat sarah berdiri didepan pintuku.

"sarah, ada perlu apa malam-malam begini?" ucapku.

sarah diam, dia tidak menjawab pertanyaanku, aku tidak bisa melihat wajahnya karena dia menundukan pandangannya ketanah.

ada apa dengannya. pikirku.

sarah mengangkat kepalanya, wajahnya dipenuhi dengan bercak darah, aku tidak menyadari bahwa baju penuh dengan bercak-bercak darah.

"hey, apa yang terjadi denganmu?" tanyaku, aku memegang bahunya dan menggoyangkannya.

"mereka dibunuh..." ucap sarah. Matanya seperti ingin menangis, tapi tidak ada air mata yang keluar dari matanya.

"siapa? mereka siapa?" tanyaku.

"mereka..." ucap sarah.

saat itu aku mendengar suara hentakan kaki yang sedang berlari dari kejauhan, sarah mulai menggigil.

"M-M-mmereka datang!!!" teriak sarah. Dia bersembunyi dibelakangku memegang bajuku dengan tangannya yang gemetaran.

aku fokus mendengarkan suara hentakan kaki yang sedang berlari, ini sepertinya bukan hanya satu orang, ada lebih dari 5 orang sepertinya.

nyala api terlihat di ujung jalan dari tempatku berdiri, aku melihat seseorang dengan baju prajurit membawa tombak dan pedang bersama mereka.

"INI DIA RUMAHNYA, BAKAR HABIS!!!" ucap salah satu pasukan, sepertinya dia adalah pemimpin kelompok ini.

aku menarik sarah dan membawanya kesebuah gunung yang ada didekat rumahku, melihat mereka membakar rumahku sampai menjadi kumpulan arang yang berserakan.

"TEMUKAN WANITA ITU SEGERA!!!" ucap pimpinan kelompok itu, mereka mulai berjalan kearah tempatku bersembunyi.

aku berlari menuju kedalam hutan dan menemukan sebuah goa kecil di balik semak-semak.

aku memasuki goa itu, melihat sarah dalam keadaan tidak sadarkan diri, aku pun membaringkannya ke tanah, menyelimutinya dengan bajuku.

sepertinya elemen mereka adalah api...jika aku memaksa melawan mungkin bisa, tapi bisa jadi seluruh hutan terbakar karena api yang ku serang dengan anginku. pikirku.

____________

aku terbawa kesebuah flashback ingatanku.

aku yang berumur 7 tahun duduk disebuah bukit kecil sambil melatih sihir anginku, saat ku dengar teriakan seorang gadis dari bawah tempatku latihan.

"HAHAHAHA, LIAT DIA. SEORANG PENYIHIR AIR YANG TIDAK BERGUNA, HAHAHAHAHA." ucap salah satu bocah laki-laki yang berdiri didepan gadis.

bocah laki-laki dan teman nya menertawakan gadis kecil ini, gadis kecil menangis dan pasrah, dia tidak melawan sama sekali.

aku untuk beberapa saat hanya menonton aksi pembullian ini, saat ku sadar aku harus mempraktekan sihirku ke manusia.

aku berdiri dengan tongkat sihir kecilku, mengarahkannya ke bocah laki-laki yang berbicara tadi.

roh angin--terbanglah!--serang mereka yang salah. ucapku.

sebuah bola angin terbang cepat kearah kepala bocah itu, dia terhempas ketanah.

bocah laki-laki itu melihat sekelilingnya, dia menyadari dan melihatku diatas, dia mengangkat tongkat sihir kecilnya, dan merapalkan sihir.

roh api--bakarlah!--bakar mereka yang bisa hangus. ucap bocah laki-laki itu.

sebuah bola api terbang kearahku, itu mengenaiku. Aku terseluncur dari atas bukit dan jatuh kebawah.

aku berlari kedekat gadis kecil yang habis dibully.

"Hahahaha, jangan bilang kamu menyukainya?" ucap bocah laki-laki itu. "mau jadi pahlawan? mimpimu ketinggian hahahahaha"

aku melindungi gadis kecil ini dibelakangku, sebuah bola api melesat kearahku, aku merapal sihirku dengan cepat.

bola api dan bola angin saling berlawanan, tapi yang terjadi adalah menyebarnya api kesemua arah tidak beraturan.

api terlempar kearah gadis kecil, saat aku ingin menghalaunya, aku sudah terlambat.

kaki gadis kecil ini terkena api, api itu membuat luka bakar kecil dikakinya.

gadis kecil menjerit. "AAAAAA,SAKIT!!!"

saat itu tiba-tiba kemarahanku memuncak, melihat kearah kumpulan bocah laki-laki tadi.

"roh angin--buatlah mereka yang berdosa menjadi sebuah angin" aku tiba-tiba merapalkan sihir.

sebuah angin biru melesat kearah kumpulan bocah laki-laki, membuat mereka terlempar jauh, itu hampir sekitar 3km jauhnya.

aku melihat ke gadis kecil, lukanya sudah sembuh, tapi bekas lukanya menempel dikakinya.

"t-t-terimakasih..." ucap gadis kecil, suaranya gemetaran.

"sama-sama"

aku meninggalkannya dan berlari kerumah.