"Perbaiki diri mu, karena jalan kehidupan ini masih panjang, Apakah itu arti dari kalimat yang kau ucapkan?". Tanya rosa, dan langsung diberikan dua jempol oleh bayu.
"Ye... Benar!" ucap rosa.
Masihkah tawa dan kebahagian menyertai kehidupan nya?
"aku juga mempunyai kisah menyedihkan di balik diri ku, aku dikucilkan oleh teman-teman ku, awalnya aku tak begitu memikirkannya. Namun, manusia ada batas nya. Aku beranikan diri menanyai apa sebabnya mereka mengucilkan ku. Apa yang kudapat dari jawaban mereka? (Berhenti mengatur nafas nya) mereka bilang karena aku pintar. Sungguh jawaban yang konyol, lalu aku mengetahui apa yang sebenarnya, mereka mengucilkan ku karena mereka iri atas diriku yang mereka angap pintar, padahal aku pintar tak lah dari lahir, aku selalu belajar, karena aku tau sepintarnya orang kalau tak belajar ia akan menjadi orang yang bodoh dalam berpikir. Lalu aku katakan pada mereka, aku pintar karena aku berusaha, harusnya kalian tergerak untuk melebihku. Ucap ku pada mereka, namun apa yang terjadi, satu pukulan mendarat dipipi ku, aku tersungkur kelantai, dan lebih parahnya lagi ke esokan hari-nya aku lebih dikucilkan, aku benar-benar tak mempunyai teman di dekatku". Ucap nya sambil membayangkan masa itu.
Ia tak tau apa yang salah dari-nya.
"Dalam menyikapi ini bayu. bukankah diam adalah suatu yang benar, kadang ucapan tak lebih dari sebuah tombak yang menusuk hati orang yang kau ajak bicara, sifat manusia begitu banyak jenisnya, ada yang menerima perkataan mu, ada yang acuh, atau ada juga yang membenci perkataan mu itu, diam adalah solusi terbaik untuk membuat masalah tak menjadi besar". Kini rosa berbalik menasehatinya.
"Rupanya aku salah selama ini" ucapnya didalam hati, lalu merenungi, dan mencaci maki diri sendiri. "dasar kau bodoh bayu!". Memarahi diri sendir didalam hati.
Bila kata tak bisa membuat semua menjadi meredah, cukup diam dan lihat dulu keadaan, jika sedikit mendingin berilah nasehat yang tak menusuk kehati Namun memberi solusi.
"Kau masih sama bayu". Kata rosa dalam hati-nya, lalu bersender dibahu bayu, menatapi kolam kecil yang ada didepan-nya, sinar matahari dipantulkan air kolam, seperti cermin menyilaukan mata kedua-nya.
Mengelus rambut rosa, sesekali ia ciumi rambut itu.
"Pekan depan aku ingin mengajak mu ke suatu tempat, apakah kau ada waktu untuk itu" ajak bayu, dan tatapan mata nya begitu tajam mentap setiap wajah ayu rosa.
"baiklah asal semua itu tak buruk". Ucapnya.
Bulan agustus, akhir pekan, mereka berjalan kesuatu tempat yang belum pernah didatangi, membawa bebrapa batang kembang api.
Di lapangan yang luas, ia dan rosa mulai menyalakan kembang api itu.
"Dorrr! Dorrr! Dor!rr"
bunyi kembang api meledak di langit malam, dari ledakan itu muncul warna-warna indah dilangit malam.
"Kembang api itu indah kan rosa? Tanya bayu sambil memegangi batangan kembang api itu.
"iya" jawab rosa dan masih melihat kembang api.
"Namun saat ia hilang, rasa-nya ada yang lain didalam diri".
"Dorrr! Dorrr! Dorrr!"
"Seperti ada suatu yang hilang".
"Namun kenangan akan itu, maksudku kenangan tentang kita yang pernah melihat kembang api dimalam ini akan terus melekat dalam ingatan".
Mendengar ucapan bayu itu, rosa pun seketika menoleh ke arah bayu, dan mulai menatapi bayu, yang sedang asik melihat kembang api.
"Kau bagai kembang api bayu." Kata rosa dengan suara kecil.
"Ah... Apa yang kau katakan tadi, aku tak mendengarkannya?".
"Tak ada kok" ucapnya dengan tersenyum ke bayu.