Hanggono menatap kepergian Pak Angga dan Damar yang meninggalkan pekarangan rumahnya. Begitu mobil yang mereka tumpangi melewati pagar rumahnya, Hanggono segera mengeluarkan ponselnya. Ia kemudian menelpon seseorang yang pernah menjadi bawahannya.
"Selamat malam, Dirga," sapa Hanggono ketika bawahannya itu mengangkat panggilannya.
"Malam, Pak. Tumben sekali Bapak menghubungi saya malam-malam begini. Ada apa, Pak?"
"Saya dengar, kamu pernah bekerja untuk Tubagus Haryo Pradana. Betul?"
Dirga terdiam sejenak begitu mendengar pertanyaan yang baru saja diajukan mantan atasaanya itu. Namun sumpah militer membuatnya tidak bisa berkutik. "Betul, Pak."
"Kamu bisa bantu saya?"
"Apa yang bisa saya bantu, Pak?" Dirga menjawab dengan sedikit ragu.
"Kalau kamu pernah bekerja bersama Haryo, pasti kamu juga kenal dekat orang-orang yang selalu ada di sekitarnya, kan. Saya ingin kamu mengirimkan informasi tentang Asisten Pribadi Haryo."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com