Sudah hampir dua minggu lebih Suzy tidak bertemu Park Ji Min disekolah maupun di rumah. Ia dan Bangtan Flowers sibuk dengan training dan juga sudah mulai mempersiapkan debut mereka. Tapi Jimin tidak pernah lupa untuk menghubunginya lewat pesan maupun video call.
Suzy sedang melakukan pekerjaannya di restaurant seperti biasanya. Ia melayani tamu-tamu dan menerima pesanan mereka.
Suzy keluar dari restaurant saat mereka sudah tutup dan waktu menunjukkan pukul 11 malam. Setelah memastikan semuanya terkunci dengan rapat, Suzy pamit dengan teman-teman karyawannya karena mereka beda arah. Ia pergi ke halte bus terdekat.
Suzy duduk disamping seseorang yang lengkap mengenakan baju serba hitam, topi dan juga masker. Orang itu seperti menoleh ke arahnya dan saat itu Suzy terkejut karena orang itu menepuknya, hampir saja Suzy teriak kalau orang itu tidak membuka maskernya setengah.
Dia Park Ji Min, Suzy spontan langsung memeluknya. Ia pun tidak tahu bahwa ternyata dirinya merindukan Jimin hingga ia lupa kalau mereka ada dihalte bus.
"maaf", Suzy melepas pelukannya.
"aku yang seharusnya meminta maaf. aku benar-benar sibuk dan tidak bisa menemuimu", kata Jimin dengan nada yang sedih.
"tidak apa, aku tidak keberatan menunggumu. Tapi bagaimana dengan sekolahmu kalau kau tidak pernah masuk?".
"tidak perlu khawatir, kami tetap sekolah namun hanya tempatnya yang berbeda. Karena Shinhwa , orang tua kami yang mendirikan maka itu ada cara khusus dan kami tetap bersekolah seperti kalian", ujar Jimin menjelaskan dan ia menutup kembali wajahnya.
"Oh baiklah. Pantas saja kalian tidak pernah muncul lagi. Bagaimana kabar yang lain?".
"semuanya baik-baik saja dan sangat bersemangat mempersiapkan semuanya. Mulai bulan besok kita akan mulai rekaman dan juga shooting video. Karena untuk debut ya banyak sekali yang harus disiapkan".
Suzy memperhatikan Jimin dengan seksama walaupun ia hanya bisa melihat mata Jimin yang sangat bersemangat saat menceritakan itu semua.
"apa kau mulai diikuti paparazi? jadi harus mengenakan masker, topi dan baju seperti ini?".
Baru Jimin mau menjawab ada taksi yang lewat dan ia langsung memberhentikan Taksi itu dan membawa Suzy masuk kedalam.
"kenapa harus naik taksi? mahal", bisik Suzy.
"kau lupa ya? bahwa aku masih anak dari seorang konglomerat di korea?", kata Jimin sambil terkekeh sendiri melihat ekspresi Suzy.
Mereka hanya sempat ngobrol bagaimana kegiatan Jimin dan juga seperti apa training Jimin dan tidak terasa mobil taksi sudah berada didepan rumah Madam Jane.
"aku harus kembali ke asrama", ujar Jimin dengan nada yang sedih lagi. Ia menatap Suzy dan mengelus pipi Suzy, ia sangat rindu dengan perempuan ini namun ia pun harus kembali.
Suzy melemparkan senyuman, sekalipun sebenarnya ia sedih karena kurang waktu untuk mengobrol dengan Jimin, "tidak apa. Semangat dan sampaikan salamku kepada yang lain. Aku mendukungmu", ucap Suzy lalu mereka berpisah.
Suzy menatap mobil taksi semakin lama semakin menjauh dari pandangannya dan menghilang dipersimpangan, membawa pujaan hatinya pergi dan entah kapan ia bisa mencuri waktu untuk bersamanya lagi.
***
Jimin, RM, Manager dan juga CEO dari perusahaan mereka berkumpul untuk membicarakan hubungan Jimin dengan perempuan. Hal ini serius bagi orang-orang yang ingin debut. Dimana mereka akan menjadi sorotan banyak orang dan juga idol bagi banyak orang khususnya perempuan.
Jimin hanya bisa memandang sepatunya, ia merasa seperti ada beban berat dipundaknya dan membuatnya tidak bisa mengangkat kepalanya.
Ia tidak mengerti apa yang ia rasakan. Ia sedih sekaligus marah pada dirinya sendiri.
"lalu menurut Pak Byun dan juga Pak Hyun Jun mengenai hal ini?", tanya RM setelah menjelaskan hubungan Jimin dengan Suzy.
"memang benar, tidak ada dikontrak larangan kalian memiliki hubungan asmara tapi mulai dari debut, kalian akan tidak punya waktu bahkan untuk keluarga kalian sendiri? Apa kau tidak memikirkan perasaan pasanganmu yang selalu kau tinggal untuk konser dimana-dimana? shooting diberbagai kota. Dan target kita adalah membuat kalian go internasional", ujar Pak Hyun Jun selaku CEO dari perusahaan ini dan beliau yang akan mendukung Bangtan Flowers untuk meraih kesuksessan sebagai idol.
"Park Ji Min, kau masih begjtu muda, dan perempuanmu juga masih muda. Mimpimu ada didepan mata, hanya bagaimana kau memperjuangkannya. kau harus membicarakannya dengan perempuanmu. Seberapa siap ia melakukan hubungan yang akan menjadi sangat jauh dan tidak memiliki waktu? kami tidak melarang, tapi kami ingin kau bijak dalam hal ini dan tidak merepotkan member yang lain", tambah Pak Byun selaku manager mereka.
Air mata Jimin mengalir ikut menyalahkan dirinya, RM mengusap pundaknya, mengerti bagaimana perasaannya sekarang. Jimin hanya bisa menyerap kata-kata namun tidak dapat membalasnya.
"jadi sekarang yang harus kau lakukan, harus menanyakan kepada perempuanmu, apa kalian siap menjalani hubungan jarak jauh, dari segi waktu maupun jarak. Dan selama masa debut, kalian tidak boleh sampai ketahuan paparazi karena kau tahu konsekuensinya", ujar Pak Hyun Jun.
Lalu setelah selesai, semua keluar dari ruangan itu kecuali Jimin dan RM. Jimin masih dalam isak tangisnya. Ia menyalahkan dirinya memulai hubungan ini dengan Suzy. Ia menyalahkan dirinya tidak bisa menahan perasaannya sendiri.
RM memeluknya dan membawanya pergi kekamarnya untuk menenangkan diri. Jimin mengikuti saja dan tidak memperhatikan sekitarnya. Member Bangtan Flowers yang lain benar-benar sedih akan kondisi Jimin.
"bagaimana Hyeong hasilnya?", tanya Jung Kook saat RM duduk disofa dan mereka berkumpul diruang tengah bersama-sama kecuali Jimin yang berada dikamar.
"Mereka tidak ada yang melarang Jimin ataupun menyuruhnya untuk putus", semua merasa lega, "tapi Jimin bisa sesedih itu karena ia sadar walaupun mereka masih berpacaran, Suzy akan tersakiti karena mereka harus backstreet dan juga menjalani hubungan jarak jauh dari segi jarak maupun waktu karena kita akan banyak konser dan juga pergi keluar negeri atau keluar kota".
"ya benar juga, Jimin pasti menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa menahan dirinya", ujar J-hope.
"kurasa Suzy akan menjadi wanita yang kuat", kata V, "kalian tahu bagaimana Suzy menahan semua caci maki maupun hidup menjadi anak seorang assisten dan bahkan ia kerja disamping membantu ibunya", V percaya Suzy tidak mudah tersakiti.
"iya aku paham. Tapi coba kau bayangkan, kau memiliki pacar tapi pacar itu menjadi milik ribuan orang-orang, ya itupun kalau kita benar-benar sesukses itu sih", tambah Jin yang langsung merasa terlalu percaya diri.
Suga mengusap pundak Jin, "sudah-sudah. banyak yang kita fikirkan saat ini. dan mental kita juga sudah terkuras. lebih baik kita istirahat".
Semua pun setuju dan pergi kekamar masing-masing. Jung Kook yang satu kamar dengan Jimin langsung memeluk Hyeongnya yang masih menangis sambil memeluk guling.
"Hyeong, aku percaya bahwa Suzy tidak selemah itu", ujar Jung Kook.
"maksudmu?".
"apa kau hanya akan menyerah dengan hubungan ini? kau harus benar-benar bertanya dengan Suzy. kalian harus membuat perjanjian dan komitmen".
Jimin memeluk Jung Kook, "terima kasih atas dukunganmu Kookie. tapi aku akan memikirkan bagaimana bicara dengan Suzy", Jimin berusaha menghentikan tangisannya.
Tidak lama kemudian V masuk dan ikut memeluk Jimin dan ternyata semuanya masuk kekamar Jimin dan ikut memberikan pelukan dan dukungannya kepada Jimin.
"ku harap bahwa Suzy tidak kecewa ya", ujar Jin.
Jimin merapihkan rambutnya dan berusaha duduk. Wajahnya benar-benar sembab. Mereka semua tertawa dan coba menggoda Jimin.
"entah kenapa, aku punya perasaan yang baik untuk hubungan kalian", ujar Suga bergaya bisa menerawang masa depan.
Jimin tersenyum, "tidaklah. Aku tidak ingin menyakitinya. Perempuan mana yang akan sanggup menjalani hubungan dengan laki-laki yang tidak akan ada disampingnya dan laki-laki itu akan memiliki perempuan-perempuan disampingnya dan dia sudah tidak bisa berlaku kasar lagi untuk menghindari perempuan-perempuan itu".
Jung Kook memeluknya lagi untuk memberikan kekuatan karena Jimin sudah mulai menangis lagi. Mereka semua berusaha menghibur Jimin pada hari itu. Jimin yang merasa bersyukur memiliki sahabat-sahabat yang selalu mendukungnya semakin merasa bersalah karena Suzy akan melewati hal itu sendirian. Jimin tidak ingin Suzy menderita sendirian. Jimin ingin membuatnya bahagia, Jimin ingin membuat Suzy bangga padanya entah itu sebagai pacar maupun bukan. Jimin ingin memberikan yang terbaik untuk Suzy.
***
huaaa sedih ngebayangin jadi Jimin maupun jadi Suzy:"( kalian pernah punya masa sulit gak sama pacar kalian? huhu