webnovel

Bangsat Boys

Jeka pemuda badung ketua geng Bangsat Boys tengah mengalami patah hati akut. Pada suatu hari ia bertemu dengan gadis polos bernama Unaya. Kesepakatan yang tak terduga terjadi, terlibatlah mereka dalam sebuah hubungan pacaran kontrak. Hubungan yang mulanya hanya berlandaskan saling menguntungkan tiba-tiba berubah menjadi hubungan rumit dan menyesakkan. Dan disinilah titik balik leader Bangsat Boys bermula.

nyenyee_ · Urban
Not enough ratings
69 Chs

Kecoa

Setelah mengantar Unaya pulang, Jeka langsung otw ke rumah untuk memastikan jika Yeri baik-baik saja. Pemuda itu mengendarai motor dengan ugal-ugalan hingga sampai di rumah dengan cepat. Setelah memarkirkan motornya asal, Jeka nyelonong masuk begitu saja tanpa menghiraukan panggilan Papa-nya. Kebetulan Pablo dan Sonia tengah ngobrol di ruang tamu, lebih tepatnya mengobrolkan soal gadis yang katanya membuat Jeka berubah.

"Lihat kan Pa, Jeka makin kurang ajar". Kata Sonia yang membuat Pablo mengalihkan tatapannya pada sang istri.

"Kan emang dia udah begitu dari dulu. Mama jangan suka membesar-besarkan sesuatu. Papa sama Yeri udah ketemu langsung sama pacar barunya Jeka. Dia baik kok". Sahut Pablo yang memang sudah pernah berinteraksi dengan Unaya. Dan menurut lelaki itu Unaya tidak seperti apa yang diceritakan oleh istrinya.

"Papa gak tahu cerita yang sebenarnya. Cewek itu udah rebut Jeka dari Helen, pokoknya Mama gak suka sama cewek itu!". Sonia mendengus malas. Pablo hanya mampu menghembuskan nafasnya mencoba bersabar. Maklum Sonia masih muda dan jarak usia mereka terpaut jauh, jadi tidak heran jika wanita itu sering bertingkah kekanakan.

"Terus Mama maunya Papa gimana?". Akhirnya Pablo mengalah.

"Papa ngomong sama Jeka suruh jauhin cewek itu dan balikan sama Helen". Sahut Sonia langsung. Sejujurnya Pablo sama sekali tidak ingin ikut campur soal masalah hati Jeka. Karena pada dasarnya Jeka kelak akan menjadi pemimpin rumah tangga dan biarkan saja pemuda itu memilih tambatan hatinya. Beda lagi dengan Yeri, Pablo memilihkan jodoh untuk gadis itu agar masa depannya terjamin.

"Heum, tapi Papa gak janji ya. Susah ngomong sama anak itu". Kata Pablo kemudian pergi ke kamar. Sonia mendengus, wanita itu penasaran sekali dengan sosok gadis yang mampu membuat suami dan anaknya berpihak padanya. Kalau dipikir-pikir memang Helena seperti melebih-lebihkan cerita sih, tapi masa Helena tega memfitnah saudara tirinya sendiri? Begitulah batin Sonia.

Sementara itu dikamar Yeri...

Bocah itu senyam-senyum sendiri seperti orang gila. Tidak tahu kenapa tapi suara serak basah Mario selalu membuat dada-nya berdesir. Meski yang ia lihat hanya tubuh dan mata tajam pemuda itu saja, tapi Yeri sudah dibuat jatuh cinta. Persetan dengan Mark yang sudah dijodohkan dengannya. Ini cinta pertama Yeri, namanya Mario Hendrawan hanya itu yang ia tahu.

"Coba cari di IG deh". Gumam Yeri kemudian mulai membuka aplikasi instagram. Gadis itu mengetikkan nama Mario Hendrawan di kolom pencarian hingga akun-akun bernama Mario Hendrawan bermunculan dan membuat gadis itu bingung.

"Yaelah, mana gak tahu mukanya kayak gimana lagi". Rengek Yeri. Kalau seperti ini bagaimana mau bertemu Mario lagi dan mengucapkan terimakasih dengan cara yang semestinya? Teringat kemarin ia lupa mengucapkan terimakasih karena terlalu gugup.

Gubrak...

"Anjay!". Umpat Yeri tanpa sadar saat pintu kamarnya dibuka dengan kasar. Gadis itu mendengus sebal saat tahu jika pelaku yang membuatnya kaget setengah mati adalah sang Abang. Yeri masih sebal karena Jeka lupa menjemput hingga ia hampir dilecehkan oleh segerombolan pemuda. Akhirnya gadis itu melengos kearah lain, pokoknya sebel sama Abang.

"Yer, loe gak apa-apa kan? Loe pulang naik apa?". Tanya Jeka bertubi-tubi namun Yeri diam saja. Gadis itu bahkan menutup tubuhnya dengan selimut. Sebel! Sebel banget sama Bang Jeka!

Tahu jika adik kesayangannya ngambek, Jeka-pun menghampirinya kemudian naik keatas ranjang dan memeluk adik-nya erat-erat meski memberontak.

"Maaf-in Abang. Abang lupa tadi, tapi sumpah setelah liat chat loe, Abang langsung susulin kok". Bujuk Jeka. Yeri membuka sedikit selimutnya dan manyun di depan wajah Jeka.

"Abang tahu gak sih, gue tadi hampir dilecehin sama cowok!". Teriak Yeri yang langsung membuat Jeka memasang wajah tak terima.

"Siapa yang berani lecehin loe?! Bilang sama gue!". Tanya Jeka tidak santai. Yeri mulai melunak karena Abang-nya memang terlihat begitu khawatir dan marah sekali saat mendengar jika ia hendak dilecehkan.

"Pas gue jalan ke halte ada segerombolan cowok gitu Bang, cowok-cowok itu narik-narik tangan gue terus mau diajak pergi. Untung aja ada cowok baik yang nolongin". Cerita Yeri. Dan lagi-lagi saat mengingat sosok Mario, Yeri langsung senyum-senyum sendiri.

"Cowok baik siapa?". Tanya Jeka penasaran. Apalagi saat melihat wajah adiknya merona seperti itu, baru kali ini Jeka melihat Yeri kesemsem.

"Gue gak kenal. Tapi namanya Mario Hendrawan. Kayaknya sih cogan hihihi". Jeka langsung mengeraskan rahangnya saat Yeri menyebut nama Mario Hendrawan. Entah Mario Hendrawan siapa yang Yeri maksud, tapi pemuda itu yakin jika Mario yang adiknya sebut sama dengan yang ada difikiran-nya.

"Tahu gak sih Bang, cowok itu...".

"Lokasinya dimana pas loe digangguin cowok-cowok itu?!". Potong Jeka dengan aura-aura yang nampak gelap. Yeri yang menyadari-pun meneguk ludahnya susah payah, Abang lagi dalam mode gahar.

"Bang?".

"Buruan jawab aja kenapa sih?!". Bentak Jeka.

"I-itu Bang di sekitaran pasar deket tempat Bimbel". Jawab Yeri takut-takut. Setelahnya Jeka langsung beranjak dan keluar dari kamar adiknya. Yeri menggigit bibir bawahnya, Abang-nya mau ngapain tuh? Jangan-jangan cowok-cowok yang tadi menganggunya mau dimusnahkan?! Yeri menepuk dahinya, salah gak sih ia cerita ke Jeka?

Sementara itu Jeka...

"Cek sekarang juga di pasar xxx deket Bimbel xxx ada antek-anteknya Mario apa enggak?!". Perintah Jeka pada antek-anteknya. Setelah mematikan sambungan telepon, pemuda itu mengepalkan tangannya kuat-kuat. Awas aja kalau Mario sampai berani pakai Yeri untuk balas dendam padanya. Begitulah batin Jeka.

--Bangsat Boys--

"Hosh! Hosh!". Unaya berlari dengan nafas terengah-engah. Pagi ini ia berangkat naik angkot karena Jeka tidak bisa menjemput dengan alasan; mau tawuran. Jadi soal kecurigaan Jeka semalam tentang Mario itu salah besar. Setelah di-cek dan dipantau, ternyata yang mengganggu Yeri memang murni preman pasar dan tidak ada hubungannya dengan Mario. Dan karena itu-lah subuh tadi Jeka beserta antek-anteknya menyerang para preman pasar itu karena sudah macam-macam dengan adik si Bos.

Unaya melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya, sepuluh menit lagi gerbang ditutup. Tapi gadis itu haus sekali, berlarilah ia ke minimarket yang berada di depan sekolah untuk membeli minuman.

"Selamat datang, selamat berbelanja...".

"Ambilin gue Pocari!". Potong Unaya sembari berpegangan di meja kasir karena lemas.

"Eh?". Penjaga kasir yang merupakan anak SMA praktek itu-pun terlihat  kaget dengan permintaan Unaya yang tiba-tiba.

"Buruan ambilin gue Pocari!". Pinta Unaya lagi kali ini lebih nge-gas. Pemuda yang duduk di kelas satu SMA bernama Angga itu berseru pada temannya yang tengah menata minuman di lemari pendingin.

"Ra, ambilin Pocari satu bawa kesini!". Gadis yang dipanggil 'Ra' itu mendengus namun menuruti perintah si Angga.

"Nih! Ngerepotin banget sih loe! Dasar cowok tukang PHP". Kata gadis bernama Zara yang sudah terdeteksi korban kena PHP-nya Angga itu sembari meletakkan sebotol Pocari keatas meja kasir. Tanpa basa-basi Unaya langsung membuka tutup botol Pocari dan meneguknya bak tengah iklan hingga membuat Angga terpesona.

Gluk... gluk... gluk...

Angga terus menatap Unaya yang tengah meneguk Pocari tanpa kedip. Gadis itu terlihat seksi dengan keringat yang mengucur di pelipis dan lehernya. Zara yang sudah muak dengan mata jelalatan Angga-pun memilih pergi dan melanjutkan pekerjaannya.

"Ahhhhhh.... seger...". Kata Unaya sembari mengusap bibirnya dengan punggung tangan.

"Berapa harganya?". Tanyanya yang hendak mengambil uang dari saku rok.

"Gak usah bayar Mbak ehehe". Sahut Angga sambil cengengesan.

"Hee?". Pekik Unaya sembari menunjuk hidung Angga yang mimisan :')

--Bangsat Boys--

Jeka dan antek-anteknya telat hari ini, mereka masuk ke dalam sekolah dengan cara memanjat tembok belakang sekolah yang lumayan tinggi. Telat yang luar biasa sekali karena mereka sudah ketinggalan separuh jam pelajaran kedua dan hampir istirahat. Tapi ya sudah santai saja, toh mereka tidak membawa tas. Jadi kalau kepergok guru sedang berkeliaran di jam pelajaran kan bisa beralibi mau ke toilet.

"Gue mau boker dulu". Pamit Jeka yang mendadak mules. Antek-anteknya mengacungkan jempol kemudian berjalan menuju kelas masing-masing. Sebelum masuk kedalam toilet, Jeka sempat mencari sosok Unaya yang ia ingat jika hari ini jadwalnya olahraga.

"Udah selesai kali ya olahraga-nya? Ya udah deh ntar samperin pas istirahat aja". Gumam pemuda itu kemudian masuk ke dalam toilet.

Beberapa detik setelah Jeka masuk kedalam toilet, Unaya dan Ririn terlihat hendak berganti baju. Kedua gadis itu tertawa ngakak, sambil memeluk seragam masing-masing.

"Tahu gak sih sampe mimisan gitu haha". Keduanya malah bercanda dan berhenti didepan toilet yang dipakai Jeka untuk boker.

Sementara itu didalam toilet...

"Anjir! Gara-gara makan Soto kebanyakan sambel di pasar masa sampai mencret gini. Gak elit woiiiii pentolan sekolah mencret gara-gara Sambel". Lagi mencret Jeka masih sempat-sempatnya ngumpat. Wajah pemuda itu sudah pucat, tapi ada yang lebih membuatnya pucat lagi. Yaitu...

Kecoa yang terbang dan nemplok dihidungnya.

"AAAAAA.... KECOA!!!". Teriak Jeka heboh sekali hingga membuat Unaya dan Ririn terlonjak kaget. Keduanya saling berpandangan, bingung karena setelah itu terdengar kebisingan dari dalam toilet.

"Ada apaan sih, kok kayak heboh banget di dalam toilet?". Tanya Unaya yang ikutan panik juga. Gimana kalau terjadi kekerasan di dalam toilet?

"Gak tahu, ramai banget kayak lagi pesta". Sahut Ririn.

"ASTAGHFIRULLAHALADZIM KECOA PERGI GAK LOE !!! JANGAN NEMPLOK DI BOKONG GUE WOIIIII!!!". Jeka terus saja berteriak sambil memukul-mukul kecoa dengan gayung. Seakan tahu jika Jeka takut padanya, si kecoa justru terus saja terbang dan nemplok di tubuh Jeka. Jeka cebok dan memakai celananya cepat-cepat. Setelah itu langsung keluar dari toilet dan reflek memeluk Unaya yang memang sedang bengong bersama Ririn.

"Jeka?!". Pekik Ririn sambil menunjuk-nunjuk Jeka yang pucat pasi.

"Jeka loe kenapa sih?!". Tanya Unaya. Jeka beringsut kebelakang tubuh Unaya dan sembunyi disana. Pemuda itu menunjuk-nujuk kecoa yang nemplok digayung.

"Itu-itu ada kecoa tadi nemplok di bokong gue! Sumpah jijik banget!". Sahut Jeka yang terlihat jijik sekali. Ririn yang baru kali ini melihat Jeka ketakutan-pun dengan iseng merekam pemuda itu dengan ponselnya. Hihi... pentolan sekolah takut kecoa.

"Yaelah, kecoa doang! Serahin sama gue. Nih pegang!". Unaya mengulurkan seragamnya pada Jeka, maksudnya minta tolong pemuda itu untuk memegangkan selama ia mengeksekusi si kecoa. Jeka menurut saja dan masih terus sembunyi dibalik tubuh Unaya.

"Beneran loe berani?! Jijik Unaya hiiii". Bisik Jeka. Unaya diam saja, gadis itu mengambil sapu yang ada di pojok toilet sebelum mengangkatnya tinggi-tinggi.

"Tamat riwayatmu wahai kecoa, hiyattttttr!!!".

Gedubrak... klonteng...

Setelah digebuk berkali-kali dengan sapu, akhirnya si kecoa mati juga. Jeka dan Ririn reflek bertepuk tangan dengan heboh karena Unaya berhasil melumpuhkan si kecoa, Halah lebay -_-

"We are the champion~". Jeka mengangkat tangan Unaya tinggi-tinggi hingga gadis itu reflek mengatakan; terimakasih-terimakasih.

"Wuihhhh keren banget ini cewek gue gak takut sama kecoa". Puji Jeka sembari mengacungkan kedua jempolnya. Hal itu membuat Unaya tersadar akan satu hal;

"Loe bisa bacok musuh sampai tumbang tapi numbangin seekor kecoa gak bisa?". Tanya-nya sambil bersedekap dada.

Jleb!!!

Harga diri Jeka terasa jatuh kelantai, pemuda itu tersenyum miris sambil menggaruk tengkuknya.

"Haha ya bisa lah, cuma tadi belum persiapan aja. Parang-nya ketinggalan di motor". Sahut Jeka gugup.

"Halah alasan, eh tapi gue jadi tahu kelemahan pentolan sekolah dwong hihi". Ledek Ririn sembari cekikikan, gadis itu menunjukan rekaman video saat Jeka sembunyi di belakang tubuh Unaya karena takut kecoa. Wajah Jeka langsung merah padam, malunya puollll :(

"Eh direkam? Hihi". Unaya ikut cekikikan.

"Heh! Hapus gak?! Beraninya loe ngerekam gue pas lagi kayak gitu!!!!". Bentak Jeka sok galak. Bukannya takut, Ririn dan Unaya malah tambah ngakak sambil menunjuk-nunjuk wajah Jeka.

"Pentolan sekolah takut kecoa, pok...pok...pok". Ledek Unaya seperti biasa mengatai Jeka chicken.

"Gue gak takut ya cuma... cuma...".

"Jijik? Sama aja kaliii Hahahahaha....". Jeka sebal sekali diledek seperti itu, apalagi Unaya terlihat puas mentertawakannya. Gadis itu bahkan sampai memegangi perutnya saking puasnya tertawa. Hingga Jeka membulatkan matanya...

Kemudian membungkam bibir Unaya agar berhenti tertawa dengan...

Bibirnya :3

"Eh? Rekam-rekam". -Ririn.

--Bangsat Boys--