webnovel

Bad Girl Story

menceritakan kisah romansa anak muda dengan dibumbui konflik yang cukup pelik . Entah apa kesalahan Rachel sehingga dirinya sangat di benci oleh Papa nya sendiri. Dia di besarkan tanpa perhatian dan kasih sayang sehingga Ia tumbuh menjadi seorang Bad Girl. Akankah kisah cintanya berakhir tidak jauh berbeda dengan hidupnya? Akankah ada seorang yang dapat mengubah pribadinya? Bad Girl Story akan menyajikan jawabanya. Happy reading.

manusiabumi_ · Teen
Not enough ratings
24 Chs

chapter 23

Rachel merebahkan tubuhnya ke kasur. Tak banyak yang ia lakukan, ia hanya meletakkan beberapa pakaiannya ke lemari dan mengeluarkan barang bawaannya dari dalam koper. Kamar Rachel terletak di lantai 2, bersebelahan dengan kamar Raga kata Bunda.

Rachel beranjak dari ranjang dan berjalan pelan keluar dari kamarnya. Ia menuruni tangga dengan mengendap-endap, persis seorang kriminal. Ia melirik kesana kemari, entah apa yang ia cari. Akankah ia mencuri sertifikat rumah Raga di hari pertama hahaha.

"Nyari siapa atuh cantik?" tanya Bunda yang sedari tadi memperhatikan Rachel dari ruang tengah.

"Eh ngga kok tante" jawab Rachel diiringi langkahnya menghampiri Bunda.

"Raga ya?" tanya Bunda sambil menyesap teh melatinya, Rachel hanya nyengir menanggapi pertanyaan Bunda.

"Raga tadi langsung pergi habis ngobrol sama Ayahnya. Pusing Tante lama-lama lihat dia sama ayahnya kalau ada apa-apa nggak ada yang mau ngalah"

"Biasalah tante namanya juga cowok, egonya tinggi hehe. Tapi Rachel yakin Raga ntar juga luluh kok Tan, gitu-gitu dia baik orangnya"

"Gitu gimana?" Tanya Bunda yang membuat Rachel bingung sendiri mau menjawab apa. "ehmm maap nih tante maksudnya tuh ya gitu... kek kaku, cuek, galak, riwehh pokoknya nyebelin deh"

"Hahaha nggak salah kok kamu, Tante juga sebel sama Raga. Dia itu kalo nggak diomelin dulu nggak bakal inget rumah. Nongkrong terus kerjaannya sama siapa tuh temennya lupa tante, Dani ya??"

"Dion Tan" koreksi Rachel yang membuat bunda terheran-heran.

"Loh kamu kenal?"

"Eh nggak juga sih Tante, cuma pernah ketemu aja pas dia nyamperin Raga" jelas Rachel.

— — — — — — — —

Porche Raga telah berganti menjadi Motor sport hitam miliknya, ia bergegas ke tongkrongan setelah kunjungan singkat ke rumah orangtuanya tadi. Semenjak penampakkan batang hidung Raga keramaian yang ada disana tiba-tiba senyap. Semua orang tahu bagaimana mood seorang Raga saat ini, lihat saja sorot matanya seakan menyiratkan hendak membanting siapapun yang bersuara. Saat ini tak banyak yang Raga lakukan, Ia hanya bersandar di sofa, menaikkan kedua kakinya ke atas meja, menyilangkan tangan, serta menutup matanya rapat-rapat. Damai, pikirnya.

Dion yang awalnya sibuk di depan pc mulai tak tahan dengan kesunyian yang tercipta, ia mengeclose monitor yang semula menampilkan lobi game salah satu permainan online. Ia mengambil tempat di samping Raga.

"Kenapa bro kusut amat" tanya Dion sambil menyenggol bahu Raga pelan.

Raga hanya membuka mata dan melirik Dion singkat sebelum kembali ke posisi semula.

"Jawab woii elah, noh muka lo asem banget bikin anak orang pada diem-dieman" kesal Dion karna tak mendapat jawaban dari Raga.

Benar saja, saat Raga membuka mata dan mengedarkan pandangan semua mata kini tertuju pada mereka berdua, tak ada yang melakukan kegiatan sendiri.

"Disuruh balik ke rumah sama Bokap"

"Demi??? Emangnya kenapa tiba-tiba banget"

Raga hanya diam, sementara Dion sudah mmulai menerka-nerka alasan mengapa Om Andre meminta Raga pulang kembali ke rumah, Tak biasanya pikir Dion.

Dion tak tahu pasti apa alasanya, namun tiba-tiba otaknya mengingat cewek yang dulu ia temui di apartemen Raga. Dion mendesah paham, ia kemudian mendelikkan kedua matanya sambil menggerakkan jemarinya yang telah membentuk huruf "V" itu naik turun.

Raga hanya menghembuskan nafas pelan mengiyakan sebelum akhirnya beranjak dari sofa.

"Mau kemana bro?" tanya Jery yang kebetulan baru tiba di tongkrongan dan berpapasan dengan Raga di depan pintu.

"Pulang" jawab Raga singkat sebelum melesat pergi melajukan motornya.

— — — — — — —

Canggung, itulah yang dirasakan Rachel saat ini. Setelah dipaksa Bunda untuk turun ke meja makan ia kini terjebak di situasi yang kurang mengenakan, semeja bersama kedua orang tua Raga.

"Hei ayo dimakan itu jangan diem aja" ujar Bunda membuyarkan lamunan Rachel.

"Eh iya tante" Rachel mulai menyuap nasi kedalam mulutnya, meskipun suasana hening masakan Bunda ia akui sangat lezat hingga tanpa sadar tibalah ia pada suapan terakhir.

"Raga belum pulang Bun?" pertanyaan yang Ayah lontarkan sukses menyita perhatian Rachel.

"Belum yah"

"Kemana?"

"Ndak ngasih kabar"

"Adek?"

"Nginep di tempat temennya"

"Temen yang mana?"

"Itu loh, yang biasanya kesini"

"Ohhh" Ayah menganggukan kepalanya pelan, ia kemudian menoleh ke arah Rachel

"Raga nggak ada chat kamu Chel?" tanya Ayah, Rachel hanya menggelengkan kepalanya pelan. Jangankan mengabari, chat Rachel sedari tadi saja tidak dibaca oleh Raga.

"Emang ada apa sih Yah, tumbenan nanyain Raga" tanya Bunda heran.

"Ada yang mau Ayah omongin sama dia"

Bunda hanya ber ohh ria.

Rachel akhirnya memutuskan untuk kembali ke kamar. Rachel meraih ponselnya yang tergeletak di nakas, menggulirnya perlahan dan mengetikkan sesuatu disana.

Rachel Siregar : Tok tok tok punten

Rachel Siregar : Ragaaaaaa

Rachel Siregar : Kok ngga dibales sih

Rachel siregar : Woii dimana lo

Rachel Siregar : Tega ya ninggalin gue sendirian disini

Rachel Siregar : Balik nggak lo, gue ditanyain aneh-aneh nih

Rachel Siregar : Yee anjir bodo lah ntar gue jawab yang ngga-ngga aja sekalian mampus lo

Rachel mendengus kesal, tak ada satupun balasan dari Raga. Ia pun akhirnya memutuskan untuk tidur lebih awal.

Sementara itu, kini di apartemen Raga tengah mengemasi barang-barangnya. Ya, ia memutuskan untuk menuruti perintah Ayahnya untuk kembali ke rumah. Entahlah apa alasannya ia dengan mudah melepaskan kebebasan yang dulu susah payah ia dapat, yang jelas Raga tidak ingin meninggalkan Rachel di rumahnya seorang diri tanpa pengawasannya. Bisa saja Rachel menimbulkan masalah baginya di masa depan, ahh memikirkanya saja sudah membuat Raga frustasi.

Benar saja, belum genap sehari ia tinggalkan Rachel, ponselnya sudah bergetar berulang kali menampilkan nama pengirim yang sama. Ia pun segera mengenakan jaketnya dan bergegas untuk kembali ke rumah yang sudah setahun ini ia tinggalkan.

🌻🌻🌻

TBC !!!

Haii.. Maaf banget baru bisa lanjut hehe. Happy reading ❤

manusiabumi_creators' thoughts