Gaun putih … setelah basah kuyup, semua orang waras pun tahu kalau itu akan menjadi sangat transparan.
Terlebih lagi, pemilik asli tubuh ini memakai pakaian dalam berwarna hitam yang terlihat begitu kontras dengan warna putih.
Gaun putih basah yang dipadukan dengan pakaian dalam berwarna hitam.
Selain itu, efek samping obat yang ada dalam tubuh Lu Zijia membuat wajahnya memerah. Dia terlihat jelas begitu bergairah.
Namun, Lu Zijia tidak merasa ada yang salah dengan dirinya.
Bagaimanapun juga, pakaian di Dunia Kultivasi berlapis-lapis. Bahkan jika mereka basah kuyup, tetap tidak akan memperlihatkan apapun.
Dan lagi, saat ini dia hanya ingin bernegosiasi dengan Mu Tianyan agar bisa mengatasi rasa panas yang ada di tubuhnya secepat mungkin. Dia sama sekali tidak memperhatikan pakaian yang ia kenakan sekarang.
Wajah Mu Tianyan semakin menggelap saat melihat Lu Zijia yang begitu menggoda berjalan ke arahnya.
'Wanita pemberani ini pasti sengaja melakukannya!'
Sebelum Lu Zijia mendekat, Mu Tianyan menarik selimut di kakinya. Lalu, dia melemparkannya ke arah Lu Zijia dengan kasar.
Mengira Mu Tianyan akan menyerangnya, Lu Zijia pun dengan cepat menghindar.
Obat di tubuhnya benar-benar membuat kakinya lemas. Untungnya, dia memegang dinding di waktu yang tepat, sehingga dia tidak jatuh terduduk di atas lantai.
"Aku benci orang yang melanggar janji. Apa kamu pikir aku tidak bisa melakukan apapun selain berdamai denganmu?"
Tatapan Lu Zijia begitu dingin. Sementara jari-jarinya perlahan menarik pelatuk.
Dia bukan orang yang pemarah. Akan tetapi juga bukan orang yang baik. Terlebih lagi, tubuhya sekarang terasa semakin tidak nyaman, sehingga dia menjadi semakin kesal dengan serangan tiba-tiba Mu Tianyan.
Seolah tidak melihatnya menarik pelatuk, Mu Tianyan berkata dingin dengan wajah gelapnya, "Pakai!"
Gerakan Lu Zijia berhenti seketika. Kepalanya dipenuhi dengan tanda tanya.
Pakai?
Lu Zijia melirik ke arah selimut abu-abu yang dia lemparkan ke atas lantai yang sudah setengah basah.
Apakah Mu Tianyan menyuruh Lu Zijia untuk memakai selimut ini sebelum dia memeriksanya?
Memikirkan hal ini, Lu Zijia tak kuasa memutar bola matanya seraya merutuk dalam hati.
'Pria ini benar-benar menyebalkan!'
"Pakai!"
Apabila suara Mu Tianyan sedingin saat ini, maka bisa dipastikan jika dia sedang marah.
Andai dia tidak datang ke sini, wanita di depannya ini pasti akan merayu orang lain. Rasanya dia ingin sekali membunuh orang saat memikirkan hal itu.
Lu Zijia mengerutkan keningnya. Akan tetapi dia tetap berjongkok untuk mengambil selimut yang ada di atas lantai. Kemudian, dia melilitkannya ke tubuhnya.
Mu Tianyan juga ikut mengerutkan keningnya. Setidaknya, selimut itu berhasil menutupi bagian privasi tubuh Lu Zijia.
Namun, dia kembali merasa kesal saat melihat tubuh Lu Zijia yang bergetar.
Dan semakin kesal saat melihat ada darah yang keluar dari sudut bibir Lu Zijia.
Lu Zijia hampir tidak dapat berdiri tegak. Namun dia tetap berusaha mengerahkan kekuatannya yang tersisa. Suhu tubuhnya semakin tinggi membuat pandangannya mengabur.
Agar tetap sadar, mau tak mau dia menggigit lidahnya. Namun tak disangka, dia terlalu keras menggigitnya hingga berdarah.
Takut pria itu melihat ada yang salah dengan dirinya, akhirnya Lu Zijia memilih untuk berpura-pura baik-baik saja.
Namun, yang sangat mengejutkan, Mu Tianyan justru menggerakkan kursi rodanya keluar kamar mandi seraya berkata dingin, "Hanya orang hidup yang berhak melakukan negosiasi denganku."