Apakah Lu Zijia benar-benar hanya mengembalikan barang keluarga Lu?
Tentu saja tidak.
Kalung kayu yang baru saja dia lempar terbuat dari pohon iblis yang penuh dengan energi negatif.
Memakainya tidak hanya akan mempengaruhi kesehatan seseorang, tapi juga membawa nasib buruk.
Jika pemilik asli tubuh ini tidak lahir di jam khusus, maka dia pasti sudah meninggal di usia 19 tahun, akibat energinya digerogoti oleh roh jahat.
Sayangnya, walaupun pemilik asli tubuh ini tidak meninggal karena energinya terkikis roh jahat, tapi hidupnya tetap saja berakhir di usia 19 tahun.
Lu Bochuan juga memberi Du Xiangjun kalung kayu yang sama. Akan tetapi karena Du Xiangjun mengetahui perselingkuhan pria itu, maka dia langsung membuangnya.
Pemilik asli tubuh ini sangat mendambakan kasih sayang seorang ayah sehingga dia menganggap kalung kayu tadi sebagai harta karun.
Betapa sedihnya pemilik asli tubuh ini jika mengetahui kebenaran yang kejam ini?!
Du Xiangjun mengira jika putrinya sudah tidak ingin berhubungan dengan keluarga Lu. Jadi, dia tidak bicara lagi. Sebaliknya, dia semakin merasa bersalah pada sang putri.
Du Xiangjun sudah memanggil taksi. Akan tetapi karena mobil asing tidak dapat memasuki wilayah perumahan, maka ibu dan anak itu pun harus berjalan keluar perumahan dulu. Setelah itu baru bisa naik taksi.
Beberapa penjaga keamanan yang melihat sepasang ibu dan anak itu pergi dengan membawa koper pun tak kuasa menatap dengan penuh simpati.
Meskipun penjaga keamanan itu merasa kasihan, tapi mereka juga tidak berani menyinggung keluarga Lu. Bagaimanapun juga, mereka masih mau bekerja di sini.
Sebaliknya, penjaga keamanan yang meminjami Lu Zijia uang semalam menatap ibu dan anak itu dengan raut wajah yang rumit.
"Nyonya Lu, Nyonya Muda Kedua Mu, mari saya bantu."
Setelah berusaha menahan diri, penjaga keamanan itu tidak bisa tidak membantu Du Xiangjun dan Lu Zijia membawa koper mereka.
Du Xiangjun tahu penjaga ini. Dia pikir pria ini sulit bergaul karena biasanya terlihat sangat garang.
Tapi hari ini, dia terlihat seperti orang baik.
Memang benar, kita tidak bisa menilai orang hanya dari penampilannya.
Lu Zijia menolak bantuan dari penjaga itu dan mengeluarkan uang 100 yuan yang telah dia siapkan sebelumnya.
Dia menemukan 100 yuan ini di lemari ketika sedang berkemas tadi.
"Terima kasih telah meminjamiku uang 100 yuan beberapa waktu lalu." Lu Zijia mengembalikan uang 100 yuan itu.
Penjaga tersebut terburu-buru mengibaskan tangannya, "Tidak perlu. Nona Muda Lu tidak perlu mengembalikannya. Seratus yuan bukanlah jumlah yang banyak."
Sejujurnya, bukan karena tidak banyak. Akan tetapi penjaga keamanan itu mengira keduanya telah diusir dari rumah dan mungkin tidak membawa banyak uang. Jika 100 yuan itu bermanfaat, maka mereka bisa menyimpannya.
Penjaga itu selalu ingat saat pertama kali bekerja di sini. Nyonya Lu membelanya dan membuatnya bisa mempertahankan pekerjaan ini.
Jadi, dia hanya ingin sedikit membantu meskipun tidak seberapa.
"Aku meminjam uang. Jadi, aku harus mengembalikannya."
Lu Zijia menaruh uang itu ke telapak tangannya. Dia berhenti sejenak, kemudian berkata lagi, "Kamu akan menjadi seorang ayah. Butuh biaya yang besar untuk membesarkan anak. Meskipun 100 yuan tidak banyak, tapi itu cukup untuk membuatmu bisa membeli banyak keperluan."
Penjaga itu tercengang mendengar kata-katanya. Lalu tanpa sadar dia berkata, "Ah? Aku masih belum punya anak."
Meskipun dia ingin punya anak, tapi istrinya belum juga hamil setelah menikah selama 5 tahun.
Oleh karena itu, orang tuanya mulai bermasalah dengan istrinya baru-baru ini. Hal tersebut embuatnya begitu kesulitan karena terjebak di antara keduanya.
Tapi meski begitu, dia tidak pernah berpikir untuk menceraikan sang istri dan menikah lagi.
Jangankan penjaga keamanan, Du Xiangjun pun ikut merasa kebingungan.
Dia sangat mengenal putrinya. Biasanya, gadis itu sangat pendiam dan jarang berbicara lebih dulu dengan orang lain. Bahkan, dia tidak punya teman. Bagaimana dia bisa tahu jika penjaga ini akan menjadi seorang ayah?