webnovel

Attack on Titan : Road to Heroes

Seorang Pria logis yang belum pernah membaca ataupun menonton kisah Attack on Titan terlahir kembali didunia dimana raksasa pemakan manusia berkeliaran. Aku tidak terlalu pandai menulis sinopsis.. jadi aku hanya akan memberikan sedikit gambaran.. Untuk pembaruan bab tergantung pada suara komentar kalian para pembaca.. Dan untuk para pembaca saya ucapkan terima kasih dan apabila ada kritik dan saran silahkan tulis di kolom komentar

IP_MAN · Anime & Comics
Not enough ratings
7 Chs

Mikasa Ackerman

Mikasa senang dengan hidupnya saat ini, dikelilingi keluarga yang mencintainya Mikasa merasa kebahagiaan ini akan bertahan selamanya.

Mikasa tentu bukanlah anak yang tidak mengetahui apapun soal dunia, dia tahu dan menyadari bahwa dunia sangat kejam sekaligus indah.

Mikasa sangat menyadari kerasnya alam, hal ini dikarenakan Mikasa menyaksikan sendiri dimana predator akan memburu dan membunuh mangsanya yang lebih lemah.

Namun , kerena kepolosan yang dimilikinya memungkinkan dirinya untuk mendorong jauh pikiran pikiran itu dalam benak pikirannya, sehingga dia dapat terus hidup bahagia bersama keluarga yang iya sayangi tanpa beban apapun dipikirannya. 

Bagi Mikasa kehidupan yang ia jalani saat ini sangat indah dan menyenangkan sehingga ia tidak ingin melepaskannya.

Tetapi kedamaian ilusi yang telah lama Mikasa alami ini pada akhirnya mencapai batasnya dan hancur didepan matanya sendiri.

___________________________

Tahun 844

Disebuah rumah didalam pedesaan di dalam dinding besar Maria hiduplah sebuah keluarga berjumlah tiga orang, rumah itu ditinggali oleh keluarga Ackerman yang bekerja sebagai petani biasa seperti pada umumnya.

Didalam rumah yang damai tersebut terlihat tiga orang sosok manusia yang tengah berkumpul

"Aduh rasanya sakit" keluh Mikasa sambil memegang lengannya yang saat ini diperban.

"Anggap saja ini sebagai jimat, Mikasa"Jawabnya

"Ini adalah simbol dari suku kita Yang harus kita wariskan secara turun temurun, saat kau sudah memiliki anak, kau juga harus memberikan simbol ini kepada mereka Mikasa" tambah ibunya sambil memegang lengannya dengan lembut.

Mikasa saat ini baru saja mendapatkan sebuah tanda semacam simbol yang baru saja diberikan oleh ibunya, menurut ibunya tanda ini adalah sebuah tanda yang diberikan secara turun- temurun oleh nenek moyang dari keluarga ibunya.

Tetapi setelah mendengar apa yang ibunya katakan Mikasa merasa sedikit bingung dan memilih untuk menanyakannya pada ibunya.

"Hey ibu,...bagaimana caranya membuat anak" tanya Mikasa pada ibunya

Mendengar pertanyaan Mikasa bukan hanya ibunya saja yang terkejut oleh pertanyaan itu, ayahnya yang mendengar percakapan itupun ikut terkejut.

"Hmm"

"Coba tanyakan pada ayahmu!" Jawab ibu Mikasa untuk lari dari pertanyaan yang ditanyakan Mikasa.

"Bagaimana, ayah?"

Mendengar sang istri menyerahkan semua nya pada dirinya dan mendengar Mikasa menanyakan pertanyaan yang sama yang ditanyakan pada istri nya tentu saja membuatnya sedikit terkejut dan gugup.

"Yah,.. aku juga tidak terlalu tau, tapi sebentar lagi dokter jeager akan segera datang kemari, cobalah bertanya padanya nanti" jawab ayahnya karena merasa tidak ingin menjawabnya juga.

Disaat itu mulai terdengar ketukan di balik pintu.

Tok tok.

"Ah!, Sepertinya dokter jeager sudah datang" kata ayah Mikasa.

___________________________

"Mikasa kah?"

"Yah benar, dia seorang gadis, dia masih seumuran dengan mu hanya sedikit lebih dulu"

"Hmm"

Setelah lamanya perjalanan menaiki kereta dan perahu untuk masuk dinding maria akhirnya aku dan ayahku sampai didepan rumah keluarga Ackerman.

Rumahnya terbilang biasa layaknya para petani pada umumnya di disini.

Aku bisa melihat tumpukan kayu disusun rapih didepan rumahnya dan dibagian belakang rumahnya aku bisa melihat hutan yang terlihat sangat lebat.

"Tidak banyak anak anak disini, jadi berusahalah untuk berteman dengannya"

"Hmmm, baiklah" pikirku selama gadis ini adalah gadis yang baik dan menyenangkan kupikir bukanlah hal yang buruk untuk menambahkan anak buahku.

"Tetapi itu juga tergantung kalakuannya" tambahku.

"Eren karena sikap mu itulah kau tidak memiliki banyak teman"

"Aku bukannya tidak memiliki teman ayah, aku hanya tipe pemilih"

"Eren, kau ini selalu saja mengatakan hal rumit"

"Yah apapun itu, tetapi ayah apakah mereka ada didalam, kau terus mengetuk pintu itu tetapi aku tidak bisa mendengar jawaban apapun dari dalam"

"Hmm, kau benar Eren, apa memang tidak ada orang dirumah"

Setelah mengetuk pintu cukup lama akhirnya ayahku mencoba untuk memutar pegangan pintu untuk melihat apakah pintu bisa terbuka.

"Ackerman dan ini jeager..?!" Disaat ayahku membuka pintu yang kelihatannya memang tidak terkunci 

"Permisi" tambahnya

Aku sedikit mengernyitkan dahiku karena aku mencium bau dari dalam ruangan itu, yang mana membuatku teringat masa lalu, masa dimana saat aku tewas dikehidupanku sebelumnya.

'bau ini, bau darah' pikirku dan mencoba sedikit mengintip bagian dalam ruangan dan benar saja apa yang kulihat benar benar membuatku terkejut, disana aku bisa melihat dua sosok manusia dengan jenis kelamin lelaki dan perempuan paruh baya tergeletak dengan berlumuran darah diliat dari usianya mereka sepertinya adalah sepasang suami istri, tuan dan nyonya Ackerman itu sendiri.

Tanpa pikir panjang ayahku mendekat dan memeriksa denyut jantung mereka berdua.

Aku bisa mengetahui bahwa mereka berdua telah meninggal apabila dilihat dari raut wajah yang ayahku berikan.

Setelah itu aku teringat bahwa keluarga ini memiliki seorang gadis yang katanya seumuran denganku, jadi aku mulai memasuki ruangan dan mencari cari segala tempat disekitar rumahnya apakah gadis itu masih berada disini.

Setelah berjalan mengitari seisi rumah aku pada akhirnya tidak menemukan siapapun dan kembali ketempat kejadian.

"Gawat, mereka sudah mati beberapa jam yang lalu" gumam ayahku.

"Eren" tambah ayahku saat melihatku kembali

"Aku tidak menemukan siapapun"

"Apa kau yakin Eren? Apakah tidak ada seorang gadis disekitar sini? Mikasa?"

"Yah tidak ada siapapun, tidak ada seorangpun ditempat ini kecuali mereka berdua, ayah"

"Begitu ya," jawab ayahku sambil berdiri terhuyung karena mengalami keterkejutan dan aku yakin ayahku juga khawatir dengan anak gadis bernama Mikasa itu karena dia tidak berada disini.

Aku juga merasa ada kejanggalan disini dengan ketidak hadiran gadis itu membuatku bisa menyimpulkan bahwa ini adalah tindakan pembunuhan sekaligus penculikan berencana karena tidak adanya tindakan penggeledahan ditempat ini kemungkinan pelaku itu bukanlah seorang pencuri.

"Aku akan menghubungi polisi dan meminta bantuan dari mereka untuk menyelidiki masalah ini"

"Eren, aku ingin kau untuk menunggu di ruang bawah tanah" tambah ayahku sambil melihat kearahku.

Tetapi aku bisa melihat sedikit keraguan dimatanya saat melihat kearahku, mungkin ayahku beranggapan aku akan pergi mencari pelaku pembunuhan ini tanpa pikir panjang.

"Apa kau mengerti, EREN!!" Tegasnya.

Sepertinya ayahku mengenalku dengan baik, dia tahu bahwa aku sudah tahu bahwa ini adalah kasus pembunuhan sekaligus penculikan, dan ayahku pasti tahu aku pasti akan mulai berlari kesekitar sini untuk mencari pelakunya.

Ayahku selalu tahu bahwa aku adalah anak yang sangat pintar. Dan kebenaran nya memang benar, aku bukanlah anak kecil biasa karena terdapat pria dewasa didalam tubuh kecil ini.

Aku mengetahui bahwa berapa lama perkiraan kematian mereka dan menurutku pelakunya masih belum terlalu jauh meninggalkan tempat ini.

Meskipun hari sudah hampir gelap dan bukti darah sudah terbilas air hujan ditanah, dengan kemampuanku menyelidiki pelaku pembunuhan ini bukanlah hal yang terlalu sulit.

Setelah menjawab permintaan ayahku dengan jawaban setengah hati, aku menunggu ayahku menjauh hingga tidak terlihat dan mulai mencari jejak yang ditinggalkan pelaku.

aku bisa melihat dari sejumlah petunjuk yang ditinggalkan bahwa pelaku penculikan itu mengarah kedalam hutan.

"Mari kita lihat seperti apa para mahluk busuk bertubuh manusia itu" kataku dengan mata dingin.

aku mendapat referensi dari komiknya dan tambahan dari animenya untuk situasi dimana di anime kejadian pembunuhan terjadi saat Mikasa diajarkan teknik sulaman olehnya tetapi dimanganya terlihat Mikasa baru saja diberikan simbol suku ibu Mikasa, dan di anime Eren dan ayahnya datang saat cuaca hampir hujan sedangkan di manganya Eren dan ayahnya datang sepertinya hari cukup cerah.

bab ke 7 say usahakan akan saya upload nanti malam

IP_MANcreators' thoughts