"Biarkan saja. Cewek itu pantas mendapatkannya karena telah membuatku tak fokus dengan latihan basketku. Siapa suruh pakai sembunyi-sembunyi segala. Justru aku lebih senang kalau cewek itu memberikan bingkisannya secara langsung dan aku bisa berterima kasih padanya dan selesai urusan itu tak perlu ada teka-teki konyol seperti kemarin," ujar Arya sedikit berbohong, namun perkataann tentang dirinya yang kesal seakan dipermainkan, itu benar apa adanya.
"Dasar tolol, mau bagaimanapun juga membentak orang yang sudah memberimu bingkisan semahal itu, tetap saja bukan Arya yang aku kenal. Lalu apa kau mengembalikan bingkisan pemberiannya?" Fahrizul penasaran, bertanya-tanya.
"Sejak awal aku memang tak ada niatan mengembalikan bingkisan itu. Lagi pula aku sudah membagikannya pada keluargaku dan kalian. Tapi ketika aku menanyakan berapa juta yang ia habiskan, ia sama sekali tak mengatakannya karena takut aku mengganti uangnya secara diam-diam. Jadi, aku memutuskan mengikuti perkataannya."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com