Baik Ando maupun Doni sama-sama mengangkat bahu setelah mereka memikirkan jawaban yang tepat. Di sisi lain, Arya hanya mendengarkan kakak tingkat dan temannya ini terus mengoceh mengenai penyelesaian masalah yang sebenarnya tak terlalu besar, namun sangat pengaruh dalam kemenangan di setiap babak yang akan mereka lewati ke depannya.
Marlon sendiri tak akan semangat seperti sebelumnya jika rivalnya ini menjadi cadangan dan menonton setiap pertandingan dari bangku pinggir lapangan, bukan datang untuk bermain dan membawa tim mereka sebagai juara.
Setelah tak ada lagi yang dibicarakan, Arya bangkit dari tempatnya dan diikuti Marlon.
"Jangan lupa kita berkumpul jam setengah delapan di depan villa." Doni mengingatkan dua adik tingkatnya itu walau mereka sudah tahu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com