"Kau masih suka lagu Rossa?" tanya Adrian yang masih dalam didalam mobil kini mereka berhenti karena lampu merah. "hmmmm" sahut Ariani seraya mengangguk. "mengenai lagu dan teh di acara Ferdinand, aku sebenarnya merasa aneh, tapi ya karena kebodohan ku aku tak bisa mengenali mu" ucap Adrian terdengar lembut karena rasa bersalah nya. "iyaa, anggap aja itu kelebihan mu,, kau memang bukan orang peka" sahut Ariani dengan nada yang datar sebenarnya dia ingin mengatakan 'lupakan saja,' tapi yaa begitu lah Ariani. "yahh, dan kelebihan mu adalah berbicara sinis namun sebenarnya memuji" sahut Adrian seraya tersenyum. Mereka memasuki area parkir sebuah gedung, dan Ariani mengenali tempat ini, meskipun sudah 10 tahun berlalu tentunya banyak perubahan."kok kitanke kesini" tanya Ariani, "heheh, aku ada janji dengan mantan kepala sekolah kita dulu, akan ada acara amal di sini dan mereka mengundang para alumni, apa kau tidak tahu?" jelas Adrian, Ariani pun menggelengkan kepala nya. "tidak" jawab nya polose, "ternyata benar kau betul betul menutup diri dari dunia luar yaa" sahut Adrian , "itu semua karena mu yang menghilang begitu saja" balas Ariani keceplosan sangking kesal nya. Iya Ariani memutuskan untuk tidak tergabung di grup alumni sekolah nya tentu alasan utamanya dia sama sekali tidak ingin mengetahui kabar apapun tentang adrian , dan jarang membuka internet untuk sekedar membaca gossip, itu lah sebabnya di awal dia tak pernah tau kalau A.S Global kini sudah berpindah ke Adrian selaku alih warisnya. Mendengar ucapan Ariani, sejujurnya Adrian sangat terkejut senang, mengetahui Adrian akan menggodanya, Ariani segera ambil langkah seribu untuk segera masuk. Adrian pun tersenyum puas melihat tingkah Ariani.
Ariani masuk kedalam sekolah SMA nya dulu, dia berjalan beriringan bersama Adrian menyusuri koridor melewati anak anak yang berseragam SMA, sekolah masih ramai, karena masih hari sabtu, jam masih menunjukkan pukul 9 pagi. Banyak mata yang memandang mereka dengan tatapan yang berbentuk beda ,, "ruang guru dimana yaa, udah berubah banget nih" ucap Adrian seraya menggaruk kepala nya yang tak gatal. "Kita tanya aja deh" balas Ariani. Baru akan bertanya suara dari belakang mengagetkan mereka. "Adrian" ucap sang pemilik suara dengan suaranya nya berat , "Ehh , Bapak" ucap Adrian ketika kami verbal menatap sang suara yang memanggil Adrian. Adrian pun meraih tangan bapak itu yang merupakan kepala sekolah kami dulu, Ariani pun mengikuti nya. "Kamu,, Ariani Saputri kan?" ucap Pak kepala sekolah, "iya pak" sahut Ariani. Pak kepala sekolah kemudian tersenyum simpul melihat kami berdua, "kalian masih populer hingga sekarang, buktinya semua mata masih tertuju pada kalian" ucap nya lagi. Kami pun baru menyadari nya dan hanya tersenyum.