webnovel

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Fantasy
Not enough ratings
413 Chs

Chapter 22: Shall We?

Oleh: Manggala Kaukseya

"Kak Mang! Kami datang untung menginap!" Lavani dan Lavanya mengetok pintu depan rumah tim 69, meminta izin untuk masuk.

Bang Asger pun mendatangi pintu dan mebukakannya. Di sana ia melihat kedua gadis itu tengah tersenyum kian cerah dan riang. Kecuali Lavanya tentunya, senyumnya akan selalu kecil, hangat dan manis.

"Mang bocah-bocah lo ni!"

Vhisawi itu lalu berteriak kencang memanggilku, mungkin suaranya bisa membangunkan tetangga kami, atau bahkan orang-orang di rumah sakit seberang.

"Ih bang! Aku dah dewasa tahu!" Pipi Lavani membuntal merah, merajuk pada bang Asger.

"Wih mentang-mentang udah kagak perawan sok gede." Dicubit dan digoyang-goyangkan lah pipi itu olehnya.

"!!!"

Cubitan bang Asger begitu keras, sampai-sampai merah di pipi itu menjadi kian pekat, seakan darah ingin melunjak keluar darinya.

"Yaudah masuk sono, Nona favorit lo pada lagi masak!" Ucap si Vhisawi seraya berjalan kembali ke kursinya di meja makan.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com