webnovel

TUMBAL??

seakan halilintar menyambar,aukan dan Auman itu menyakiti telingku,tapi jujur aku tidak melihat apa apa,tidak seperti biasanya,

apakah mata batin ku benar benar sudah tertutup?

aku malah merasa aneh dengan diriku sendiri,

kak Yanti meminta aku dan nyai juga VITRI pergi.saat salah satu santri yang kesurupan menakuti kak Yanti dengan mengatakan TUMBAL,

" aing menta TUMBAL gantian Imah aing,sararia nyarengseurikeun ka sedih aing.

aing moaal mangkat lamun ncan di bere tumbal,

(saya ingin tumbal,untuk menggantikan rubuhnya rumah ku,kalian menertawakan rasa sedih saya,saya tidak akan pergi bila belum di beri tumbal.)

kiyai:hayang tumbal na naon kopi? susu? teh? udud !

ingin tumbal kopi? susu atau rokok? tanya sang kiyai,

hyang GETIH BUDAK ETA!!

ingin darah anak itu!!

telunjuk nya menunjuk ku dan nyai...

hati ku berdebar,kok dia minta aku sama nyai,?

lamun henteu barudak eta moal boga rahim ku aing di comot di sangsang,aing jin tukang nyokot rahim awewe...

kalo tidak maka anak anak itu (saya dan nyai) tidak akan memiliki rahim,saya akan ambil dan akan saya pajang,karna saya jin pengambil rahim katanya sambil tertawa lebar...

"pergiii!! sana kalian ke dekat mang Iis tukang foto,pinta kak Yanti dengan panik,jangan ada di sini,

tiba tiba santri laki laki pun ada yang kesurupan membuat kepala ku pening dan berkunang kunang..

kami bertiga pun berlari ke arah rumah mang Iis foto ..walau pun tidak tau maksud kak Yanti menyuruh kita untuk pergi.kami tetap menurut kami bertiga hanya diam sambil menggigil ketakutan,sedang VITRI terus memegang tangan ku erat,kami pun memulai obrolan, saling menerka nerka arti tumbal.kenapa jin itu hanya menunjuk kami berdua,dan kenapa jin itu marah kepada kami,apa salah kami? padahal yang tertawa itu bukan hanya kami,sampai adzan magrib berkumandang,kami tidak berani pergi ke pondok,kami bingung sekali apa yang harus kami lakukan saat itu,tapi kami ingat kami harus solat magrib,kami pun pergi berjalan ke arah aula pondok dan kami menunggu santri yang solat berjamaah karna kami tidak membawa mukena,maka kami meminjam ke teman yang sudah solat,

hanya ada 8 orang,yang lain masih sibuk dengan kericuhan,

kami pun tiduran di aulaa tidak berani ke pondok,

tiba tiba di arah pohon.bambu ada suara merintih kesakitan suaranya menyakiti telinga kami,kami saling pandang,dan VITRI menangis pelan sambil memeluk ku,nyai pun memeluk kami berdua,

yang lain hanya diam entah mereka mendengar atau tidak,tapi mereka pun saling pandang sambil berkata"itu suara film di daerah Cibadak"katanya sambil duduk penuh tanya.dan saling merapat dan saling menggenggam tangan.

setelah solat isya kami tertidur ...

dan aula pun mulai ramai banyak santriwati yang istirahat di aula..dan sepertinya pondok mulai tenang.

bangun tidur aku kehilangan nyai, dan VITRI ternyata mereka pulang..dan aku merasa tubuh ku panas dingin,sakit kepala lemas silau terhadap cahaya,ngilu punggung ku seperti cacar air dan aku pun di bawa pulang,

karna 9 hari panas nya tidak mau turun sudah di bawa ke dokter Katili Darmaga..namun belum banyak perubahan guru menyaran kan untuk istirahat di rumah

sesampai nya di rumah kak Ade menceritakan keadaan ku pada apih.

aku terus gelisah dan sering mengigau

mimpi aneeh seperti di kejar,

tapi aku tidak melihat hal aneh di manapun aku berada...

mataku dan telingaku seperti nya telah aman.

aku di bawa ke dokter keluarga namanya dokter eko,katanya itu penyakit herpes zoster, cacar api kalo bahasa Sunda Pulu rawit,ini di sebabkan bakteri infeksi virus varicella zoster

setelah di bawa ke dokter eko,panas mulai turun namun keadaanku tidak membaik,dan

apih seperti waspada dari sesuatu seakan aku sedang diincar seseorang yang akan menculik,apih sangat menjagaku.apih memandikan aku dengan air doa, walaupun cacar airku makin melebar,sesekali ketika aku sesak nafas,apih meneteskan air mata sambil terus membacakan doa doa di telingaku,ibu hanya bisa memandangku lemah penuh kesedihan melihatku tak berdaya.

setiap aku tidur apih meniup seluruh badanku sambil menepuk kasur ku,dengan sapu lidi kaung,dan menempelkan daun cabe juga daun petai cina di sekitaran luka melepuh di punggungku sambil terus memandang wajah ku lembut,

apih merajut kan doa doa ke bantal ku, setelah 24 hari di rumah,aku merasa tenang dan badanku stabil aku pergi kembali ke pondok,

karna di rasa sudah sangat sehat.

namun sayang dua hari di pondok aku mendadak muntah muntah dan mencret,

sampai ambiyen,wasir, baju ku basah karna darah dari anus ku yang tidak mau berhenti,

membuat ku lemah,aku di rawat di rumah sakit Katili,selama 5 hari,namun tidak ada perubahan sama sekali...lalu guru menyaran kan agar aku pergi ke rumah kakek Amir Hamzah kata guru besar..kakek kamu teman nya" apa" (panggilan kepada guru besar)

waktu di Banten,pulang nya ke rumah kakek saja di Jasinga,jangan ke bogor.

dulu apa pernah di obati kakek kamu semasa anak nya di sini,(paman dan bibiku bi engkar dan mang ali)

''jangan ke rumah yang di Bogor kata umi mengulangi ucapannnya ,satu dekat dua dia ahli pengobatan tradisional,(dulu ambiyen itu masih jarang )

kak Yanti menyewakan mobil angkot karna aku sangat lemah

aku pun di antar kak Ade untuk pergi ke rumah kakek Amir Hamzah kakek dari ibu ku,

setibanya di Jasinga aku disambut mesra oleh kakek dan nenek ku,juga paman ku,yang biasa aku panggil mang faqih dan mang jahru

ibuku anak ke dua dari 11 kakak beradik,

kakek membawaku ke kamar dan menidurkan aku,mereka sangat iba dan sedih cucu pertama nya begitu pucat,kak Ade pamit pulang kembali ke pondok ,rasanya aku ingin ikut kembali karna aku merasa tidak nyaman,kakek segera memeriksa ku dengan perlahan dan membuatkan ku,ramuan yang di buat dari sagu singkong,gula merah,dan bawang putih,

lalu kakek memandikan aku di sore hari memakai bambu kuning yang di rebus,daun kihanyere,rebah bangun,daun ku hitut,daun saga rambat,daun adas,daun Miyama merah,daun sirsak,alpukat belimbing wuluh,kayu manil,temulawak,jahe kumis kucing,daun rambutan,jeruk Bali,daun kecapi dan begitu banyak daun daunan yang kakeek sediakan untuk memandikan aku,lalu aku di sediakan air rebusan binahong untuk di minum katanya untuk mengobati luka parah.seperti ambiyen dan eksim,dan daun andong untuk menghentikan pendarahan,daun kidewa untuk anti radang kata kakek, meyakin kan aku,aku pun menurut saja karna ingin cepat sembuh,

namun tiba -tiba.....

kakek seperti mengeluarkan jurus silat dan kakek seperti sedang melawan seseorang dengan kekuatan yang begitu besar,hingga kakek terjungkal beberapa kali lalu bangun lagii, baju kakek ku basah dengan keringat lalu kakek mengambil golok panjang di tengah rumah yang di pajang dan mengacung ngacungkan golok nya ke arah ku,aku menangis ketakutan,nenek ku berlari dari dapur dan memeluk ku,tenang tenang ucap nenek ku sambil mengusap kepalaku,lalu kakek berteriak.

MANGKAT SIA..!!!

WANI NA KA BUDAK LETIK!!

KU AING SABET KELUARGA SIA

PAN INCU AING MAH TE NYAHO SIA KER KASUSAHAN,!

pergi kamu! berani nya sama anak kecil!! saya potong keluargamu

kan cucu saya tidak tau kalo kamu sedang kesusahan.

aku hanya diam merasa takut,kenapa kakek ku jadi sangat marah? pada siapa?

aku berkata dalam hati kenapa aku tidak bisa melihat apapun dan siapapun.

'kakek... kenapa marah marah...sambil terus mengeluarkan jurus jurus.

kata kakek sudah sudah...sekarang sudah pergi....nanti jangan main di ayunan dekat perumahan yang sedang di gali dekat pondok ya...ucap kakek

kenapa?? tanya ku

ya tidak boleh sajja...itu tempat perkumpulan makhluk Allah...untuk beristirahat jawab kakek singkat,mereka mengungsi ke sana.

mereka minta tumbal karna ada pendoseran,mereka marah

aku mulai berfikir dan terus berfikir

bertanya dan terus bertanya dalam hati.kok kakek tau aku sering main di ayunan dekat penggalian padahal aku tidak pernah cerita keseharian ku di pondok di jam istirahat,jam 11 siang biasanya.

aku menerka dala hati...

maksudnya tempat aku bermain dengan nyai dekat pondok itu sekrang menjadi tempat peristirahatan para makhluk Allah,karna adanya perdoseran,yaaampunnn perjalanan aku bersama apih untuk menutup mata batin ternyata berhasillllll....

karna aku tidak pernah melihat mereka...

namun aku jadi tidak tau mereka yang tak terlihat sedang ada di sekitaran mana?

hingga membuat mereka merasa tersinggung dan terganggu dengan keberadaan kami,

dan mereka marah...

"maaf kan aku ...para makhluk Allah...bila kami mengganggu kalian...kami tidak tau kalian ada di tempat kami bermain,ucapku dalam hati

kakek berkata "istirahat saja dulu di sini,jangan dulu ke pondok,pondok sedang gawat ucap kakek ku sambil mencium keningku ...lalu mencuci golok itu menggunakan jeruk nipis dan ragi

------------------------------

keesokan harinya aku merasa sangat segar..padahal beberapa hari kemarin aku begitu payah,kakek datang memberikan aku jus tomat,dan kakek menyuruh ku tiduran kakek menekan anusku dengan daun talas yang di olesi minyak kelapa hangat...

tiba tiba aku tidak merasa sakit lagi,darah di anusku berhenti dan tidak ada yang mengganjal lagi,sepertinya aku sembuh namun kakek memberikan aku pisang kepok mentah dan menyuruh ku memakan nya aku mengerenyitkan kening terbayang rasanya ketir pahit,namun kakek terus merayuku dan berkata hayuu supaya darahnya pahit dan setan jin gak mau makan kamu kata kakek sedikiyenakutiku hiiii aku ketakuatan aku pun memaknnya...jam 9 pagi kakek mengajakku ke kebun dengan jalan kaki,ayo gerak jalan nanti bosan di rumah terus, rasanya tidak mungkin karna anusku sering sakit kalo jalan jauh,aku kan sedang sakit,pulang dari rumah sakit,tapi kakek meyakin kan aku,kalo aku bisa, kakek menggandeng tanganku katanya kita akan bermain di sawah kacang panjang dekat walungan (sungai) (kali) mengalir besar dan kita akan berenang di sungai kata kakek,

aku pun tertarik kenapa kakek mengajakku pergi ke sawah dan berenang padahal tahu aku sedang sakit , tapi aku rasa rasa anus ku sudah tidak terasa sakit lagi,badannku terasa sehat dan aku bisa lari lari mendahului Abah untuk lomba mengambil buah cecenetan,(ciplukan,)bersama paman ku,mang fakih dan mang jahru dengan riang gembira,kakek tersenyum tipis sambil membawa arit,"bagai mana neng masih sakit??

aku menggelengkan kepala sambil berteriak "aku sehattt kakek...

hari itu kami bersenang senang berlari lari di pinggiran sawah ..

dan berenang di sungai mengambil batu batu yang kita fikir unik,dan aku tidak merasa sakit sedikit pun...

benar kata guru besar...kakek ku ahli dalam bidang pengobatan ambiyeun...

dan aku merasa bangga padanya...hanya dengan waktu satu hari aku sembuh...

hari itu kelemahan ku sirna berganti tawa

Next chapter