webnovel

Pulang Liburan

"Gara-gara aku jadinya kita pulangnya hari ini. Maaf ya ka.... pasti pekerjaan mu udah numpuk di kantor?" kata Zya merasa bersalah.

"Gak papa kok sayang yang terpenting itu kamu..... dalam keadaan baik-baik saja, besok jangan kuliah dulu ya kan baru aja pulang dari rumah sakit?" kata Zya khawatir akan kesehatan dan keselamatan istri cantik nya. Bahka Azka menatap mata istrinya itu dengan yakin bahwa istrinya belum pulih betul.

"Zya udah Baik-baik aja kok ka..... Zya gak suka sendirian didalam Mision Zya bosen". kata Zya yang kekeh tetap ingin kuliah esok hari.

"Ya udah besok aku yang antar ama jemput kamu.... Jangan deket-deket Ama cowok lain, Zya itu cuman Istri Azka bukan Istri mereka, Jangan memasang senyum manis kamu didepan mereka bila perlu pertahankan muka jutek kamu depan cowok-cowok ganjen itu." kata Azka dalam mode posesif.

"Apaan si ka..., perasaan Zya biasa aja deh?" kata Zya, suamiya ini memang sangat menyayangi nya dan bahkan kelewat posesif malah.

"Bentar lagi mau berangkat terbang pulang ni kita, pasang sabuk ke salamatan dengan benar sayangku...." kata Azka melihat istrinya belum memasang sabuk ke selamatan. Ya saat ini mereka memang sedang berada di pesawat pribadi milik keluarga Azka, Karna Azka menginginkan nya.

"Bagaimana cara memasang benda ini...?" kata Zya yang sudah berusaha memasang benda itu tapi malah terlepas kembali alias tidak terpasang dengan benar.

Azka pun memasang kan sabuk keselamatan untuk istrinya itu dan mengubah letak tempak duduk mereka Agar lebih nyaman untuk Zya beristirahat.

"Ka.... kok bisa ya.... dibikin jadi lebar kayak kasur gini...., wah keren banget kamu pasti bayar mahal benget untuk menyewa benda terbang ini." kata Zya yang terkagum-kagum.

Tampang katrok Zya keluar karna memang kemaren waktu berangkat dengan menggunakan helikopter Zya tertidur sehingga tidak menyadari bahwa helikopter kemaren tidak kalah mewahnya dengan pesawat pribadi keluarga Azka ini.

"Aku tidak perlu mengeluarkan biaya apapun sayang, semua ini geratis karna milik keluarga dan kata kakek aku akan menggantikan nya mengurus beberapa perusahaan dan aset yang sedikit merepotkan ini." kata Azka menjelaskan kepada istrinya.

"Apakah.... sekaya itu keluarga mu....?" kata Zya yang syok akan fakta yang baru diketahuinya itu. Bahkan metanya pun berkedip-kedip lucu dengan muka bingung nya membuat Azka sangat gemas dengan istri mungilnya ini.

"Jangan memasang muka jelek seperti itu, kau tampak sangat jelek jika terkejut." kata Azka yang tidak sinkron dengan pemikirannya, sebenarnya iya sengaja berkata seperti itu ingin mengetahui apakah Istri cantiknya yang mungil ini akan marah padanya jika Azka berkata begitu.

"Aku memang tak secantik Model papan atas, tapi kelihatannya aku yang jelek ini terjebak dengan seorang pria yang sombong dengan kepercayaan dirinya yang tinggi." kata Zya karna merasa kesal dikatakan jelek oleh suaminya. bahkan Zya membung muka kearah lain agar tidak melihat wajah tampan yang menyebalkan menurutnya saat ini.

"Kenapa kau marah sayang aku kan hanya bercanda, lagi pula mana mungkin gadis secantik dan selimut kamu ini jelek. Tapi akan ku akui bahwa tanggapan mu tentang terjebak bersamaku itu adalah benar-benar terjebak dalam skenario yang telah Allah tentukan." kata Azka sambil memeluk istrinya dan tenggelam dalam lamunan

Zya yang mendengar penuturan suaminya itu seperti ada yang aneh mengapa ucapan Azka yang terakhir tadi seakan mereka berdua yang terjebak padahal kan menurut Zya hanya dia yang terjebak.

"Kenapa Azka diam dan melamun? dan apa maksud Azka tentang kita yang terjebak tadi?" kata Zya yang penasaran berhenti membuang muka dan menatap wajah suamiya itu dengan tatapan meminta penjelasan.

"Tidurlah istriku tersayang, akan kujelaskan nanti disaat yang tepat. Kamu harus banyak Istirahat jika ingin pergi ke kampus besok." kata Azka sambil mengeratkan pelukannya pada Zya sehingga wajah mereka begitu sangat dekat.

Di lain tempat Muzza memilih berhenti dari pekerjaannya sebagai dosen dan melanjutkan bisnis Ayahnya dijakarta. Sambil mencari informasi tentang Zya, Azka hanya fokus berkerja dengan proporsionalitas yang baik. Semenjak penghianat yang dilakukan oleh matan pacarnya dan ditinggal menikah oleh Zya Muzza tidak tertarik menjalani hubungan baru. Untuk saat ini Muzza hanya butuh bicara dengan Zya dan mendengarkan penjelasannya kenapa Zya sampai tega menikah dengan laki-laki lain disaat mereka telah bertunangan walaupun dengan landasan perjodohan bukan berlandaskan cinta.

"Dimana sih kakak Ririn ni, kalau bukan karena permintaan Tante, aku pasti tidak mau menjemput sepupuku toboy itu." Kata Muzza menggerutu. Tantenya Muzza dengan dadakan memita untuk menjemput putrinya, yang merupakan kakak sepupunya Muzza. Muzza sudah lama tidak bertemu dengan kakak sepupu itu terakhir ketemu Azka masih SMP dan Ririn sudah SMA.

Muzza sudah menunggu selama 1 jam di bandara internasional Soekarno Hatta. tapi belum ada tanda-tanda kemunculan Kakan sepupunya itu. mungkin penerbangan nya ditunda dan Muzza tidak mempunyai nomor kontak kakak sepupu nya itu dengan bodohnya. Sedangkan Tantenya dari tadi tidak bisa dihubungi kembali.

"Kamu Muzzamil Latif kan?" tanya seorang perempuan dengan pakaian kurang bahan menatap muka Muzza seperti mencocokan dengan foto di ponselnya.

"Iya, maaf Anda tolong jangan terlalu dekat dengan saya, bagaimana bisa anda mengenal saya?" kata Muzza merasa kurang nyaman.

"Ya Allah Muzza ini kakak Ririn, kamu lupa Ama kakak?" kata perempuan itu mengaku-ngaku sebagai kakak sepupunya yang tombay.

"Mana mungkin kakak Ririn jadi kayak Ulet nangka gini," kata Muzza masih tidak percaya apalagi dengan melihat penampilan perempuan yang mengaku-ngaku sebagai kakak sepupunya itu .

Ririn yang kesal akan tanggapan dari adek sepupunya itu langsung memukul-mukul lengan lengan Muzza dengan kencang bahkan Muzza hampir terjatuh kalau tidak berpegangan pada dinding.

"Pukulannya sama kyak kak Ririn yang tomboy tapi penampilannya aneh banget," kata Muzza dalam batin. Mungkin Efek udah lama gak ketemu sehingga sampai kaget Akan perubahan kakaknya yang terlalu mencolok.

"Aw, Iya kakak percaya.... tolong hentikan pukulan pereman kakak itu, kakak ni mentang-mentang habis liburan Bali tapi kok pakatan kakak kok berubah 180 derajat gini." kata Azka yang kesulitan ngimbangi pukulan kakaknya yang kelewat barbar .

"Nah gitu dong dari tadi, capek gue harus mukuli Lo, cepet gue mau pulang kerumah nenek mau tiduran ni. Sekalian tolong bawain koper gue." kata Ririn dengan ngos-ngosan kecapean mukulin adek sepupunya yang berubah jadi oon .

"Iya sabar dong kakak.gak tau apa barang-barang kakak banyak kayak gini, mana berat banget lagi." kata Muzza protes.

"Makannya rajin-rajinlah berolahraga masa cuman segitu aja berat, Lo cowok kan dek?" kata Ririn sengaja mengejek Azka.

Padahal koper yang dibawa oleh Muzza itu merupakan koper yang gede banget mungkin beratnya mencapai 10 Kg, dan jumlah kopernya ada 3 walaupun kakaknya telah membawa satu koper ditangannya.

"Kak lain kali jangan sering-sering belanja ya?, kasian suami kakak nanti bisa miskin dadakan. Masak libur seminggu dibali borong pakaian sampai 2 koper gini." kata Muzza menasehati kakaknya.

"Terserah gue dong, duit-duit gue....," kata Ririn dengan sewotnya kemudian memasuki mobil dan membiarkan Muzza memasukan koper-koper itu kedalam mobil.

Next chapter