36 Ketemu Pesaing Terberat

Karna Zya dan Azka menggunakan pesawat pribadi, mereka akan mendarat di bandara Internasional Soekarno Hatta.

"Sayang bangun kita udah sampai bandara ni, Kamu mau bangun apa aku gendong aja.... gak papa kita sekali-kali jadi pusat perhatian hehehehe." kata Azka yang baru saja mau mengulurkan tangan untuk mengangkat tubuh mungil istrinya itu, tapi Zya terbangun.

"Aku bisa jalan sendiri sana jangan dekat-dekat." kata Zya dengan raut muka sok galak, yang malah terkesan sangat mengemaskan dimata Azka.

"Iya deh gitu aja ngambek mentang-mentang lagi datang bulan, galak banget istriku ini. Ya udah aku jalan duluan." kata Azka memasang muka seolah teraniaya.

Akhirnya mereka keluar dari pesawat karna pesawat pribadi milik Azka tersebut akan kembali ke Bali setelah ini untuk karna disana lah letak rumah pesawat itu, sebenarnya Azka sangat ingin mengajak Zya kesana tapi karena insiden Zya yang pingsan Azka membatalkan niatnya untuk kerumah itu dan lebih mementingkan kondisi istrinya agar cepat membaik. sebenarnya penginapan yang mereka tempati merupakan milik keluarga Azka. Azka hanya belum siap menceritakan kejadian pahit itu sehingga menyebabkannya harus menjadi pewaris dari keluarga yang diincar banyak orang musuh, Azka hanya tidak mau Zya menjadi target musuh setelah mengetahui fakta tentang Azka. Zya cukup mengetahui Azka seorang CEO dan berkecukupan saja.

"Ka...., tunggu... kok Azka ninggalin Zya sih?". kata Zya yang hampir menangis karna takut banyak orang asing dibandara ini yang memandangnya seperti makanan lezat.

"Tadi katanya gak boleh deket-deket? sekarang siapa yang malah hampir nangis hanya karna Azka berjalan jarak tiga langka jauh dari Zya?" kata Azka setelah meluk istri mungilnya itu dan kemudian mereka berjalan bersama dengan posisi Azka yang merangkul bahu zya.

"Itukan tadi.... sekarang Zya maunya jalan ama Azka. Zya gak suka dilihatin mereka dengan tatapan aneh." kata dengan polosnya. padahal orang-orang disitu menatap Zya kagum akan keimutan gadis mungil itu.

Azka yang mendengar penjelasan dari istri itupun langsung mengalihkan pandangan ke sekitar, ternyata benar banyak yang memperhatikan mereka atau lebih terpokus pada Zya. Siapa yang tidak terpesona melihat Zya yang keimutan nya seperti boneka Barbie islami itu....., wajah bule Zya yang merupakan keturunan dari nenek sebelah ayahnya memang melekat pada Zya.

Hanya saja postur tinggi tubuhnya Indonesia banget 150 Cm aja. tentu banyak yang menganggap Zya adalah seorang anak bule nyasar yang berpakaian syar'i. Sedangkan Azka mempunyai tinggi badan 187 Cm dengan badan kekar dan berotot tentunya mereka terlihat seperti pasangan ayah dan anak atau paman dan ponakan. Azka murni orang Indonesia yang memiliki tinggi badan sama dengan Almarhum Ayahnya, Bahkan kakeknya pun sangat tinggi.

"Zya. Azka gendongan aja ya?" kata Azka karna merasakan tangan Zya mulai berkeringat dingin. Seperti nya Zya terlalu cemas.

Zya mengangguk-angguk kepala dan memeluk leher suaminya itu dengan kedua tangan tapi mukanya diletakan didepan dada suaminya karna merasa malu menjadi pusat perhatian banyak orang. Azka menggendong Zya ala-ala pengantin baru.

Azka khawatir dengan keadaan Istrinya itu besar kemungkinan Zya akan kembali depresi karna rasa Cemas dan ketakutan nya yang berlebihan karna traumanya dimasa kecil. Azka sangat memahami penyebab dari trauma itu, bahkan kemarin sampai membuat istrinya pingsan dan hilang ingatan karna kebodohan nya.

"Duh sweet banget mau dong digendong juga... andaikan aku yang digendong pria tampan pasti seneng banget." kata wanita muda yang kagum kepada Azka.

"Duh Om gendong ponakannya, mau dong nyadin jadi calon tantenya dek...," kata seorang wanita dewasa seumur Azka.

"Udah cocok banget kalau jadi suamiku, tampan kaya, kekar, penyayang lagi ama anak-anak lagi....." tanggapan wanita lain.

Azka menanggapi hanya memasang wajah datar karna mendengar suara perempuan-perempuan ganjen yang amat berisik. tapi tiba-tiba rahangnya mengeras melihat seseorang laki-laki yang menatapnya bingung karna tatapan Azka sepeti tidak bersahabat.

Bagaimana mungkin dia ada disini, dia pasti ingin merebut Zya dariku. Aku tidak akan membiarkan dia mencuri perhatian Zya. bahkan aku tidak akan membiarkan dia hanya untuk melihat Zya. bagaimana kalau ternyata Zya diam-diam menyukainya dan kembali padanya, tidak.., tidak..., tidak hal itu tidak boleh terjadi Zya istriku, Zya miliki dan biarkan akau egois kali ini saja." kata Azka berpendapat dalam hatinya.

"Muzza liat apaan si Lo dek..., cepetan panas tau." Kata Ririn yang melihat adik sepupunya bingung menatap seseorang yang entah siapa.

"Tadi ada seorang pria yang menatapku aneh kakak, entahlah dia melihat ku dengan pandangan permusuhan dan pergi mengendong wanita berbadan mungil yang mukanya tak tampak." kata Muzza merasa heran.

"Salah liat kali dek masa iya gak kenal tapi ngeliatin kamu kayak ngeliatin maling aja." kata Ririn berpendapat.

"iya juga ya kak mungkin efek siang hari yang panas menjelang sore ini..... pandangan ku agak sedikit terganggu, bahkan aku mengira Pria itu mungkin yang telah merebut tunangan ku karena aku melihat model hijab dari gadis itu sama persis." kata Muzza uang merasa frustasi karna tidak dapat menemukan tunangannya yang telah menjadi istri orang itu. Muzza hanya butuh kejelasan itu saja tidak lebih walaupun dihatinya juga menginginkan Zya tapi jika memang suamiya Zya bisa membahagiakan Zya, Muzza rela melepaskan Zya dengan iklas.

"Ayo jalankan mobilnya, keapartemen." kata Azka yang merasa Hawatir laki-laki itu akan mengenali Zya dan mengejar mereka.

"Baik tuan." kata Roy yang sebenarnya bingung.

sebenarnya 3 bodyguard Azka tadi mengikuti azka dari belakang. Merekapun binguy mengapa tuannya menatap orang asing itu dengan pandangan permusuhan.

Semenjak bertemu dengan orang dengan saingannya tadi Azka tidak berniat memindahkan Zya dari dekapannya. padahal sekarang mereka telah sampai dirumah.

"Sayang aku mohon jangan tinggalkan aku..., aku sangat mencintaimu, bukannya aku takut dia kan merebut mu tapi hal yang paling kutakutkan kau pergi karna rasa benci padaku." kata Azka seperti orang bodoh berbicara pada Zya yang sedang tertidur pulas semenjak digendong oleh Azka dibandara tadi Zya belum terbangun.

"Uh...., apakah kita sudah sampai sekarang, badan ku terasa sangat lengket. Aku sangat ingin mandi... Ka bisakah kau melepaskan pelukanmu yang terlalu erat ini?" tanya Zya dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Kamu tetap wangi Sayang walaupun tidak mandi sekalipun." kata Azka sambil mengendus pipi Zya.

"Menjauhlah aku ingin mandi, jika tidak aku akan mogok ngomong denganmu selama 2 hari." kata Zya mulai jengah.

Azka seorang tidak mendengar suara apa-apa karna Zya yakin Zya tidak akan mendiamkannya selama itu. merasa marah Zya pun langsung memberontak sampai terlepas dari pelukan suaminya itu dan kemudian pergi kekamar mandi.

avataravatar
Next chapter