2 Awal Perkara

Saat seorang gadis kecil tengah berjalan menuju toilet di sekolah dan akan buang air tiba-tiba ada yang mengintipnya yaitu beberapa laki-laki yang bermata jelalatan hingga gadis itu begitu takut mendengarkan perkataan mereka, yang ingin melakukan pelecehan pada di toilet dan untungnya saat itu bel masuk pun tiba sehingga mereka segera pergi.

"Hai gadis manis kita akan bermain-main dikelas nanti saat guru tidak datang kekelas karna rapat hari ini." kata salah satu pria yang berperawakan tinggi dan besar, dan kemudian mereka pergi menuju kelas masing-masing.

"Mengapa nasibku sangat buruk hari ini, dia ketua kelas tapi tingkahnya sangat bejat." kata Kezya yang sangat sesal menatap laki-laki tinggi dan besar itu pergi menjauh dari toilet bersama anak buahnya.

Sementara Kezya masih bingung mau masuk kelas atau tidak dia masih takut akan ancaman pria gila itu, dan sekarang semua guru sedang rapat dikantor yang lumayan jauh dari kelasnya, bagaimana jika pria itu bertindak kurang ajar padanya.

"Kenapa kamu tidak masuk kelas, apakah kamu tidak mendengar bel sudah berbunyi, kamu sudah menumpang di SMP ini sekarang ingin bolos pula." kata seorang ibu guru atau staf yang mengira Kezia si murid pindahan itu ingin membolos .

"Maaf Bu saya tidak membolos saya baru saja dari toilet dan akan kembali ke dalam kelas." kata Kezya agak menunduk karna agak kesal dengan ucapan orang itu.

"Baiklah tunggu apa lagi pergi ke kelasmu sekarang." Kata ibu itu dengan garang.

Saat Kezya masuk kekelas dan duduk di bangkunya, tiba-tiba suasana yang tadinya gaduh menjadi tenang karna seseorang yang muncul didepan pintu yang menatap Kezya seperti makanan lezat. dia adalah ketua kelas yang dengan kurang ajar mengintip Kezya tadi. Menurut gosip siswi-siswi didalam kelas ini dia sudah pernah melecehkan kan semua perempuan di kelas ini, sementara mereka tidak berani melaporkan karna diancam.

"Hay manis... kau selalu tampak menggemaskan, aku sangat penasaran dengan buah dada mu itu apakah rata? mengapa tidak terlihat?" katanya dengan kata-kata yang kurang ajar dan tatapan anehnya pada dada Kezya.

Kezya hanya diam tanpa ingin menjawab pertanyaan yang tidak penting dari lelaki gila itu. Bahkan dia tidak menganggap lelaki gila itu ada di sekitar nya dia lebih memilih meletakan kedua tangan sebagai bantal untuk tidur dijam kosong selama 3 jam kedepan.

"Apakah kau gila?," tanya Kezya karna kesal dengan pria itu yang denga kurang ajar mendukungkannya di pangkuan lelaki itu, bahkkan pria itu sengaja meremas susunya beberapa kali. Kezya bahkan sudah mau pindah dan menepis tangan kurang ajar pria itu, tapi pria gila itu memeluk nya dengan kuat.

Sayangnya pria gila itu selain ketua kelas dia juga adalah pemilik yayasan ini, dan jika Kezya melawannya atau menyakiti biaya siswanya mungkin akan dicabut dan ayahnya akan marah padanya.

"Tentu saja manis aku tergila-gila pada mu, kamu tidak takut pada ku seperti yang lainnya terbukti dari matamu indah yang berani melotot pada ku, dan tubuh mu yang seksi ini sangat pas untukku, walaupun buah dada mu tidak besar tapi kau tenang saja akau akan membantu untuk membuat semangkin besar dengan beberapa remasan atau mungkin lebih dari itu." kata leleki gila itu dengan mesum, dan kemuduan meletakan kepalanya di leher Zya memberi beberapa kecupan.

"Kalau kamu memang gila kau kerumah sakit jiwa saja jangan mengguku disini." kata Zya mudian bangkit , mendorong muka laki-laki dengan kuat supaya menjauh darinya, dan berjalan kebangku kosong lain sambil membawa buku novelnya.

"Kau akan menyesal menolakku manis, aku akan memberikan mu pelajaran kecil." kata pria gila itu sambil tersenyum misterius.

Sementara Zya sudah kembali duduk di bangku lain sambil membaca novelnya dengan serius, dan tak lama kemudian terdengar bel pulang berbunyi. Saat Zya ingin membereskan tasnya dan berjalan keluar kelas tapi anehnya pria gila itu menguruh semua orang yang masih berada didalam kelas untuk keluar kecuali Zya. tentu saja Zya lebih memilih pergi dari pada berduaan dengan mahluk gila itu. Saat ingin melewati pintu sayangnya tangannya telah ditarik kedalam kelas lagi oleh si pria gila.

"Apa-apa kau? aku ingin pulang, jangan menggu ku!" kata Zya dengan berteriak untuk menutupi rasa ketakutannya.

"Tapi kau harus menurima hukuman mu sayang." kata pria itu dan kemudian menjentikkan jarinya dan kemudian pintu tertutup dan bahkan terkunci, sedangkan jendela sudah tertutup dan di jaga oleh anak buah pria gila itu.

"Kenapa tidak bisa terkunci, Apa yang kau ingin kan? aku ingin pulang cepatlah katakan!" kata Zia berusaha setenang mungkin agar musuhnya ini melepaskannya.

Tiba-tiba tanpa kata, pria gila itu mengambil buku dan tas Zya dan meletakannya di atas meja, kemudian memeluk Zya dan mendudungkan Zya di pangkuannya mereka duduk berhadapan dia atas meja lain. Tangan pria itu dengan kuranga ajar membuka kancing baju Zya dan meremas buah dada Zya dengang keras dan menarik puting Zya. sementara Zya hanya diaam karna takut dan tidak tau harus berbuat apa.

" Sakit hentikan." kata Zya karna merasa sakit di buah dadanya, yang terus di remas dan ditarik oleh pria itu.

"Aku akan berhenti jika kau mengizinkan ku untuk mengungemutnya dengan pelan setiap aku ingin." kata pria gila itu dengan kurang ajar.

"Baiklah tapi nanti, akun ingin pipis tolong lepaskan aku," kata Zya yang memang merasakan seperti ingin pipis.

Setelah kejadian gila itu Zya pun kabur setelah selesai dari toilet, dan pulang kerumahnya. Bagaimana dia tidak benci dengan pria gila itu bahkan selain kurang ajar dia juga suka memaksa, tapi Zya sangat bersyukur bisa lari dari pria gila itu. Zya bahkan telah merencanakan akan pindah dan menceritakannya pada orang tuanya tentang pelecehan itu.

"Asalamuaikum Ayah , Bunda, Zya pulang." kata Zya sambil berjalan kedalam rumah.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh nak, cepat bereskan barang-barangmu tadi ayah bilang bahwa kita akan pindah kerumah kakekmu, karna ini permintaan terakhir dari kakekmu sebelum beliau meninggal." ucap Sonia.

" Inalillahi wainailaihi rojiun. Bun.... tapi kan....." kata Zya yang belum selesai berbicara tapi sudah dipotong oleh ibunya.

"Kamu tidak perlu memikirkan masalah sekolah karna disana ayahmu akan mengurus semuanya kita akan pindah sekarang, Ayah mu sudah berangkat Bandung tadi pagi , kita akan menyusulnya sore ini." kata Bunda sambil serius memasukkan pakaian kedalam koper.

"Baik Bun, aku akan bersiap." kata Zya dengan tersenyum, akhirnya dia tidak perlu berurusan dengan pria gila itu lagi dan akan terbebas dari ancaman gila dan sifat pemaksa pria gila itu.

avataravatar
Next chapter