webnovel

Apa!? kamu mencintaiKu GURU.

"Hey! kau yang disana. Sedang apa?" "Menunggu mu Guru, Aku cinta kamu Guru."

author_gaje_ya_kan · Teen
Not enough ratings
10 Chs

Bagian 8

"Su..., sudah dong. aku susah nafas nih." dia dorong diriku, bermaksud untuk menyudahi ciuman, nafas tersenggal darinya membuatku khawatir, aku menita maaf karena terlalu kasar saat melakukannya.

"Tak apa, ini juga salahku karena memulainya."

Di kelas, pelajaran yang kami pelajari adalah matematika. Sih aldi beberapa kali melempar gumpalan kertas kearah Anisa disaat pak guru sedang menjelaskan sambil menulis rumus-rumus matematika, ketua kales sedikit batuk-batuk, memberi kode agar mereka tak lagi melakukannya.

Aldi dan Anisa seketika itu pun menyudahi tindakkan mereka, dan kemudian menunduk.

"apa yang mereka lakukan sih?." tanya ku dalam hati, melihat tingkah konyol dari mereka, jam pertama usai kini kami menunggu jam pelajaran selanjutnya, Deki menghampiri ku, menyodorkan Teh gelas kepada ku, aku ambil teh itu dan meminumnya, ia lalu duduk dimeja ku, membuka jendela kelas dan bersender ditralis.

"Apakah kamu pacaran dengannya?" Aku terbahak saat ia menanyakan itu, tenggorokan ku sangat sakit, aku tak bisa menyangkalnya dan juga tak bisa mengiyakannya.

"Nanti adalah jam pelajarannya, jangan berbuat hal yang bisa memancing kecurigaan lagi."

kini aku berpikir apakah selama ini aku tak menyadari bahwa Deki sedikit lebih dewasa dari kami.

tanpa ia katakan aku juga tak ingin teman sekelas menggetahui tentang ini, suuurrr... tiba-tiba angin segar berhembus cepat masuk melewati jendela, rasanya sunggu segar.

"Besok tanggal merah, bisakah kita mengadakan dubble kecan?." tanya ia berlalu dariku, Karena sebentar lagi jam kedua akan dimulai.

masuklah ia, bu guru sekaligus pacarku, duduk dimeja guru, dan tanpa disuruh ketua kelas berdiri dari tempat duduknya mengomando kami untuk memberi salam kepadanya. lalu kemudian duduk lagi, setelah itu ia pun berdiri dan mulai menjelaskan pelajaran hari ini. tanpa ada rasa canggung lagi ia mulai menjelaskan secara rincih tentang sejarah, menanyakan apakah kami memahami apa yang ia katakan dan kembali lagi menjelaskannya.

Kedewasaan yang ia miliki akan berubah menjadi kekanak-kanakan saat haya kami berdua saja. Betapa majanya ia kepadaku, selalu saja membenamkan wajahnya didadaku. memang tubuhku lebih tinggi darinya, sebab aku adalah penjaga gawang di tim sepak bola ku, bulan depan aku akan mengikuti turnamen ini, aku berharap kami akan menang karena, kalau kami menang cita-cita sebagai pesepak bola profesional selangkah lebih mudah.

Aku memang tak begitu pandai dalam pelajaran namun, aku ingin sekali kepandaian ku dalam sepak bola, menjadikan ku sebagai orang yang dapat dihandalkan oleh keluarga ku untuk menaikan derajat keluargaku.

Aku masih mengingat sebuah kalimat dalam buku novel yang pernah aku baca, bahwa cita-cita tak akan bisa tercapai bila saja keluarga tak pernah mendukungnya.

maka dari itu aku selalu berkata kepada ayahku bahwa aku ingin sekali menjadi pesepak bola, mendengar itu aku tak menyangka bahwa ayah begitu senang, aku awalnya berpikir bahwa ia akan melarangnya, ya karena menjadi pesepak bola tak semuanya akan menjadi sebesar nama lionel messi atau pun cristiano ronaldo.

atau paling tidak sebesar nama bambang pamungkas, aku berharap nama-nama itu menjadi sebuah semangat untuk ku terus maju mengejar cita-citaku.

"Trettt... trettt... trettt..."

"baiklah anak-anak kalian sekarang boleh istirahat." ucapnya menyudahi pembelajaran Dia hari ini, dan keluar dari kelas.

Ah! hari ini sangat panas seperti air mendidih.

"Ting, ting, ting." bunyi ponsel ku, saat kubuka ia mengirim pesan agar menunggu ku sepulang sekolah, ia katakan ini mungkin sedikit agak lama.