webnovel

BAB. 4.RASA

Detak jam terasa begitu nyaring di telinga Sam, malam ini terasa begitu sunyi,malam ini Sam belum dapat memejamkan matanya, pikiran nya melayang jauh ke beberapa tahun silam, betapa bahagianya hidup Sam saat itu, kebahagiaan Sam bersumber dari sosok wanita tangguh bernama Anne, Anne adalah sosok wanita yang sulit ditaklukkan, wanita yang dingin, untuk mendekatinya Sam hampir setiap hari pergi kedai kopi tempat Anne bekerja, Sam betah duduk berjam-jam hanya untuk bisa melihat Anne, Anne salah satu karyawan cafe langganan Sam, sosok Anne yang ramah kepada setiap pelanggan yang hadir membuat Sam jatuh cinta, senyumnya yang selalu mengembang membuat Sam selalu ingin melihatnya, namun sikap ramah itu hanya terjadi cafe, pernah suatu ketika Sam menunggu Anne diluar, Anne sama sekali tidak menjawab sapaan Sam justru Anne malah langsung pergi, sungguh itu yang membuat Sam penasaran, tak terasa senyum berkembang di wajah Sam mengingat kejadian masa lalunya.

"shiit kenapa aku terus ingat si jalang itu" ungkap Sam berbisik.

Sam melirik ke arah samping tempat Evelyn tertidur, beberapa hari ini Sam dibuat khawatir dengan kondisi Evelyn, sepanjang hari ia hanya mengurung diri di kamar, bahkan Evelyn tidak menyiapkan kebutuhan Sam untuk bekerja, namun Sam paham kondisinya saat ini. Sam mengelus rambut Evelyn pelan, dalam hati Sam sangat merasa bersalah karena belum mampu mencintainya.

"Ve maafkanlah aku"

Sam memeluk tubuh Evelyn yang semakin kurus, Sam berusaha memejamkan matanya berharap bayangan Anne menghilang.

Pagi ini Sam bangun lebih awal, walaupun Sam hanya tertidur beberapa jam, namun hari ini Sam ingin menyiapkan sarapan untuk Evelyn, dia sangat khawatir karena Sam jarang melihat Evelyn makan beberapa hari ini.

Wangi roti panggang memenuhi ruang makan keluarga Sam, baunya mampu membangkitkan rasa lapar bagi siapa yang mencium wanginya, Sam menyiapkan roti bakar dan susu coklat panas kesukaan Evelyn, Sam berharap Evelyn mau sarapan dengannya pagi ini.

Sam menuju lantai dua, dia membangunkan Evelyn untuk sarapan pagi ini, Sam menyentuh Evelyn lembut.

"Ve, sudah pagi, bangunlah Ve, aku sudah menyiapkan sarapan untukmu, please makanlah Ve"

Evelyn membuka matanya dengan susah payah, tubuhnya terasa lemas, matanya terlihat sangat sembab.

"Aku tidak lapar Sam, kamu saja yang makan, kamu kan sebentar lagi berangkat kerja, maaf belum bisa menyiapkan semuanya "

"Ve apakah kamu tidak melihat usahaku, tolong kali ini saja, makanlah"

Sam tidak peduli, kali ini Sam memaksa Evelyn untuk makan, dibopong nya Evelyn dari tempat tidur, Evelyn menolak namun tenaganya tak cukup untuk melawan Sam, Sam sedikit kesulitan karena harus menuruni tangga sambil mengangkat tubuh Evelyn, ekspresi muka Sam terlihat sangat lucu karena kelelahan, hal itu membuat Evelyn tertawa geli.

"Hahaha sudah Sam turunkan aku, kamu kelihatan kelelahan, ok aku akan sarapan kali ini, ijinkan aku cuci muka terlebih dahulu"

"Hufft harusnya kamu bilang dari tadi Ve"

pelan-pelan Sam menurunkan tubuh Evelyn, pinggangnya terasa sakit,hal itu kembali memancing Evelyn untuk tertawa.

"Sam kamu lucu sekali, hahaha, memang aku seberat itu ya, apa karena sudah tua hahaha"

"Ve badan kamu kecil kenapa berat sekali, kamu teganya malah senang begitu, tapi aku senang akhirnya aku melihat tawa itu lagi".

" Iya Sam, terimakasih atas usahamu, maafkan aku Sam beberapa hari ini aku mengabaikanmu "

"It's ok aku tunggu dibawah ya"

Sam lega akhirnya Evelyn mau makan,hari ini Sam sengaja cuti untuk menyelesaikan masalah Evelyn,hari ini Sam ingin Evelyn berdamai dengan sang adik, Ia tidak ingin Evelyn terus menyimpan dendam kepada adiknya, karena itu hanya membuat hati Evelyn menjadi sakit, Sam juga ingin bertemu iparnya itu, selama menikah Sam tidak pernah bertemu keluarga Evelyn, karena sang Mama sudah meninggal sebelum Sam mengenal Evelyn.

Selesai sarapan Sam mengajak Evelyn untuk berbicara, ia ingin segera menyelesaikan masalah yang dihadapi istrinya, ia tidak ingin Evelyn terus menerus sedih dan murung.

"Ve maaf, apakah tidak sebaiknya kamu bertemu dengan adikmu, selesaikan semuanya Ve, berdamailah dengan masa lalumu, aku yakin jika Mama kamu masih ada, dia tidak ingin kalian bermusuhan, lagipula apa kamu tidak ingin mengenalkan aku kepada adikmu, bagaimanapun dia adalah iparku artinya dia adalah keluargaku"

Evelyn hanya terdiam, ia terlihat berpikir Sam tidak sabar mendengar jawaban Evelyn.

"Maaf Sam untuk saat ini aku belum bisa, hatiku sangat sakit jika ingat bagaimana Mama menyimpan rindu yang amat dalam hingga membuatnya jatuh sakit dan pergi untuk selamanya, dia meninggalkan kami tanpa kabar apapun Sam, tolonglah mengerti"

"Terus apakah kamu akan membenci adikmu selamanya? apakah kamu tidak ingin mendengarkan alasannya pergi? "

"Untuk apa Sam? semua sudah tidak penting Sam, tolong jangan paksa aku"

Sam tahu ini berat untuk Evelyn, tidak mudah memang memaafkan orang lain yang menyakiti hati kita apalagi dia adalah orang tersayang, termasuk apa yang dialami Sam, Sam tidak tahu alasan apa yang mendasari penghianatan Anne kepadanya, bahkan Sam sampai saat ini pun masih menunggu penjelasan dari Anne.

"Okey jika kamu belum mau Ve, tapi tolong pikirkan semua ini, kalian bukan anak kecil, kalian sudah dewasa, bicarakan baik-baik temui dia, aku bersedia mengantarmu, setelah kalian bicara, kamu berhak menentukan sikapmu selanjutnya" ucap Sam memberi pengertian.

"Sejujurnya aku juga ingin mendengar penjelasannya, dan sebenarnya aku merindukannya Sam"

Evelyn tak Kuasa menahan air matanya, Sam merengkuh nya kedalam pelukan, membiarkan Evelyn menangis sepuasnya menumpahkan apa yang selama ini menjadi beban dihatinya.

Beberapa saat situasi menjadi hening, Evelyn sudah mulai tenang.

"Baiklah Sam antar aku menemuinya kali ini, aku ingin mendengar penjelasan langsung darinya".

Sam tersenyum bahagia, ia tahu hati Evelyn amatlah baik, dan dia yakin Evelyn mampu memaafkan adiknya, segera ia memeluk tubuh kurus istrinya.

" Terimakasih Ve sudah mau mendengarkan ku, aku yakin istriku ini adalah manusia berhati malaikat " ucap Sam sambil menarik hidung mancung Evelyn.

"Awww sakit Sam, kebiasaan kamu tuh"

"Iya soalnya gemes, ya udah mandi sekarang, dandan yang cantik kita berangkat"

Evelyn beranjak untuk bersiap, dia memantapkan hatinya untuk menemui Anne sang adik, entah kenapa perasaannya campur aduk, bahagia, benci, marah larut menjadi satu.

"Ve sudah siap? "

"Sudah ayo"

"Ayo kemana? aku bukan Peramal Ve"

Evelyn terkekeh dia lupa belum cerita dimana tempat kerja adiknya.

"Hehehehe iya lupa Sam, kita sekarang ke JOY FASHION, butik langganan aku Sam"

"Dia kerja disana? kenapa kamu baru bertemu? bukankah kamu sering kesana Ve? "

"Iya sepertinya belum lama dia kerja disitu"

"Oke kita ke sana sekarang, kamu sudah siap? "

"Iya "

sepanjang perjalanan Sam dan Evelyn tidak saling berbicara, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing, tak terasa mereka sudah sampai di butik tempat Anne bekerja.Mobil mereka terparkir, dengan langkah yang mantab Evelyn menggandeng tangan Sam untuk meminta penguatan, Sam menggenggam tangan Evelyn erat, pintu butik terbuka sapaan ha hangat para karyawan butik mengiringi langkah mereka, Sam terkesiap begitu juga sosok dihadapannya,wajah itu membuat Sam mematung.Sam sedikit bingung dengan situasi ini, dia masih menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi, dia sangat takut dengan apa yang ada dipikirkan nya saat ini, puzzle demi puzzle kejadian beberapa hari lalu dengan kembalinya Anne yang bertepatan dengan kembalinya sang adik ipar membuat Sam ketakutan.

"Anne" lirih Sam.