"Kau bisa menyetir?" Joko kaget mendengar suara tuan besarnya yang datang dari arah belakangnya, dengan cepat ia membuang rumput itu dan menghadap Sebastian.
"Tti--dak tuan," jawabnya terbata. Sebastian melihat lima ekor sapi indukkan yang sangat sehat, ia menopangkan tangannya di papan kandang sapi sambil memperhatikan Joko yang kembali memberi makan ternaknya.
"Kau bisa belajar, itu tidak sulit." Joko tidak mengerti maksud tuannya, lagipula buat apa dia bisa menyetir, mobil saja tidak punya dan lagi istrinya tidak bisa naik kendaraan mewah itu.
"Dulu almarhum menawari saya mobil untuk alat transportasi kekota, tapi saya menolak karena saya tidak bisa menyetir dan istri saya tidak bisa naik mobil, dia bisa muntah." Joko bicara sambil menunduk dan berulang kali mengucap maaf karena dia sambil bekerja.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com