"Pionmu turun," ucap Anna pada Sebastian.
"Itu tidak berlaku, putramu sudah menghentikan permainan lebih dulu," ucap pria itu tegas.
"Permainan ini bukan milik Brayn saja, aku juga ikut kan?" Tanya Anna.
Alis Sebastian berkedut melihat tatapan sedih istrinya, entah kenapa Anna terlihat manis saat ini, ingin rasanya dia mengurung Anna untuk dirinya sendiri.
"Brayn ayo gambar wajah Papamu," ucap Anna.
"Ok, Mom." Brayn mengambil spidol dan berjalan mendekati ayahnya, ia menarik celana bahan Sebastian.
Sebastian menundukkan kepalanya menatap lekat putranya, ia masih berharap Brayn bisa membuat Anna mengurungkan niatnya.
"Cepatlah, sebentar lagi makan malam," ucap Anna pada suaminya.
Sebastian mengikuti kemauan Anna, ia mensejajarkan tubuhnya dengan Brayn.
"Aku tidak bisa menolak keinginan Mommy," bisik Brayn, lalu dengan serius mulai menggambar wajah tampan sang ayah.
Sebenarnya dalam hati ia bahagia bisa melihat wajah ayahnya di gambar dengan hasil karyanya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com