Setelah jam olahraga selesai, Virgo sudah mengganti kaos olahraganya dengan seragam putih abu-abunya kembali. Virgo heran mengingat posisi ponselnya yang semula menghadap utara berubah ke timur. 'Masa iya bisa pindah sendiri? Apa ada yang otak-atik?' Virgo mengecek ponselnya, tidak ada yang mencurigakan. 'Mungkin perasaan gue aja.'batin Virgo mencopa berpikir positif.
🌸🌸🌸
Rangga yang tadinya ingin membalas para cewek-cewek yang suka padanya di chat, langsung kesal mengenai ia lupa mengisi daya. 'Haduh mana bisa gue kasih kepastian sama mereka.'
Setelah ponselnya terisi beberapa persen Rangga mengerutkan dahi heran. 'Virgo mau bikin kejutan? Tapi kan dia gak mungkin ngerayain yang mewah.'batin Rangga dan membaca pesan tersebut. Datanglah ke kafe dekat SMA PERMATA, gue pingin ngerayain ulang tahun lo. Kapan lagi kan seneng-seneng? Bentar lagi kelas 12, pastinya ujian teruslah. Datang yah, jam 8.30 am.
"Pasti go, makasih udah mau bikin gue bahagia, gue tau papa gak bisa merayakan ulang tahun semewah remaja sekarang, tapi kalau lo dan kehadiran Pandu aja sudah cukup." tanpa ada rasa curiga, Rangga akan datang ke kafe tersebut.
Sedangkan di kafe ini Farhan sudah mem-bookingnya. Lampu kerlap-kerlip, dan balon didepan pintu kafe.
"Selesai, sesuai intruksi. Kalian harus bersembunyi dibalik pohon itu, kalau Rangga datang dan masuk kita langsung serang dia tanpa ampun." perintah Farhan kepada Igo, Niko dan yang lainnya.'Rangga harus di singkirkan, dia memang tidak boleh diremehkan. Hama itu harus diracun!'
Berbeda dengan Igo, ia lalai dengan niatnya yang ingin menyelamatkan Rangga. Tapi Farhan terus saja menyuruhnya membelikan balon, menghias lampu setelah sepulang sekolah. Tidak, ia tak mungkin gagal, harus bisa. Rangga tidak bersalah, yang mencari gara-gara dari semua ini adalah Farhan sendiri karena diliputi rasa iri terhadap Angkasa.
🌸🌸🌸
Virgo bosan, ia mulai memutar lagu Blackpink, semuanya ia koleksi. Awalnya ia tak suka dengan lagu dari negeri ginseng ini, tapi saat Pandu menyetel musik di kamarnya dengan volume keras Virgo dibuat jatuh cinta dengan iramanya, bahasa? Yang penting musiknya enak. Tapi Virgo mengernyit heran saat mengecek pop-up notifikasi pemotretan penyusup, wajahnya terlihat jelas. Memang ia tak mengunci ponselnya, tapi jangan remehkan Virgo, ia mempunyai kemampuan melacak seseorang dengan akurat lewat nomor telepon, dan siapapun yang berani mengutak-atiknya akan terpotret secara otomatis, oh penyusup jangan remehkan Virgo.
Ia membelalakkan mata, ini adalah salah satu anak buah Farhan. Virgo mengcek seluruh aplikasinya hingga sampai pada perpesanan ia terkejut. Pesan yang berisi Rangga yang harus datang jam 8.30 am di kafe dekat sekolahnya. Virgo melirik jam di pojok kanan, 8. 59 am?! Virgo telat, niatnya ingin tidur menjadi tak tenang, ia juga menghubungi geng Elang lainnya. Masa bodoh dengan piyama Iron Man-nya yang masih ia pakai, yang terpenting adalah keselamatan Rangga. Seceroboh itukah Rangga yang tak bisa membedakan mana dirinya dan orang lain yang menipunya?
🌸🌸🌸
Rangga tak sadarkan diri, pukulan kayu melayang keras pada bagian belakang kepalanya. Ia sadar bahwa ini adalah tipuan, Rangga marah. Tapi saat ia ingin melihat siapa pemukul itu pandangannya gelap.
Sedangkan Virgo dan 20 pasukan geng Elang pun melaju cepat, saat tiba di kafe itu Virgo melihat suasananya berubah gelap.
"Semuanya, buruan masuk ke dalam. Cek Rangga!" teriak Virgo emosi, semuanya memarkirkan motornya asal. Nyawa sang ketua sangatlah penting.
Virgo yang merasa bahunya ditepuk seseorang pun menoleh. Igo? Kenapa disini? Bukannya terlibat dalam perencanaan ini, cowok itu melempar senyum ramah dan tatapan sendu. Oh, sepertinya Farhan tak menyadarinya bahwa salah satu anggotanya ada pengkhianat.
"Maaf, gue gagal. Awalnya gue pingin ngasih tau Rangga kalau dia akan diserang di kafe ini. Jujur gue merasa bersalah jika terlibat dalam kejahatan Farhan. Tapi asal lo tau, gue gak tega liat Rangga yang terkapar lemah dengan bercak darah dikepalanya. Geng kami membereskan darah tersebut serapi mungkin sehingga tidak meninggalkan bekas mencurigakan. Tapi yakinlah sama gue go, dengan senang hati kalau lo mau bekerja sama dengan gue. Lokasi Rangga disekap ada disebuah hutan yang tak jauh dari sini, mereka menyekapnya dalam rumah tua. Go, janjilah. Kalaupun gue nanti kepergok pengkhianat, lindungilah gue go. Gue gak sanggup ikut geng Farhan lagi. Bantu gue go." Igo memohon, matanya berlinang air mata. Anggap saja dirinya pengecut atau cengeng, sungguh ia benar-benar lelah mengikuti aksi kejahatan ini.
Virgo tak menemukan sorot mata kebohongan disana, Igo benar-benar tulus dan memohon padanya. Kalaupun mau berubah tak ada salahnya Igo jadikan salh satu geng-nya bukan?
"Oke, gue bantu." Virgo mengiyakan, Igo spontan memeluk Virgo sebagai rasa terima kasih. 'Kok gue baper yah?'batin Virgo ikut mellow.
Tak jauh dari mereka Niko yang menatap itu langsung memotretnya, momen Igo yang resmi menjadi pengkhianat sekaligus musuh terbesar. Niko pun menyadari saat Farhan sudah mengintruksikan semuanya dengan tugasnya masing-masing, beda dengan Igo yang memasang wajah sendu dan cemas. Saat Farhan membawa Rangga ke tempat yang disesuaikan pun Igo beralasan pergi ke toilet karena tak sanggup menahan hajatnya, tapi Niko tak percaya dengan wajah Igo yang bohong. Ia sudah melapor pada Farhan bahwa ia akan menunggu Igo hingga selesai, tapi nyatanya Igo malah berlama-lama disini, sampai Virgo dipeluk dan mengucapkan rasa terima kasih, juga ingin dilindungi jika Igo sudah kepergok pengkhianat.'Udah terungkap go! Percuma, Farhan bakalan melayangkan dua target sekaligus. Lo cari mati go!'batin Niko tersenyum picik.
🌸🌸🌸