Happy reading Gengs.. 💋💋💋
Love you all 🖤🖤🖤🖤
🌻🌻🌻🌻🌻
"Kenapa diem?" tanya Gita usil.
"Bener ya, Kak Alfa cemburu? Ngaku deh?" goda Gita.
"Ngarep! Itu cuma dalam mimpi kamu" ucap Alfa jutek dan dibalas dengan cibiran Gita.
"Halah, susah banget ngaku. Ga mau ngakuin kalo cemburu." Gita tetap kekeh menggoda Alfa yang wajahnya kembali datar.
"Mau banget dicemburui? Sana, tidur dulu terus mimpi! " kata Alfa sambil membuang muka ke luar jendela menatap semak belukar.
"Dih, terus kenapa kakak marah-marah aku chat sama Andrew?" tanya Gita aneh pada Alfa.
Baru saja Alfa hendak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Gita, tapi ada seorang dari arah belakang Alfa menyapa Gita dengan suara berat dan rendah. Sukses membuat Gita dan Alfa menoleh bersamaan.
"Git- Gita, kan?" sapa orang tersebut ragu.
Gita menoleh dan menatap wajah orang itu lekat-lekat, berusaha memusatkan pikiran, mencerna siapa cowok yang baru datang menyapanya ini. Sedangkan Alfa, menyensor dengan detail dari ujung kaki hingga ujung kepala sang cowok dan menatap Gita yang tengah mengerutkan dahi berpikir keras.
"Lo ... Andrew?" tanya Gita balik dengan ragu dan cowok itu mengangguk antusias.
Alfa melirik tajam ke arah Gita dan juga si cowok yang bernama Andrew itu. Mengapa bisa secara kebetulan Andrew bisa ada di sana atau jangan-jangan Gita dan Andrew sengaja janjian ketemuan. Alfa memikirkan segala kemungkinan yang ada.
"Lo sendirian? " Pertanyaan Andrew membuat Alfa mendelik semakin tajam, Gita juga terkejut.
Bagaimana mungkin orang sebesar Alfa tidak terlihat dimata Andrew, baru saja Gita ingin menjawab pertanyaan Andrew, Alfa lebih dulu menyela.
"Gita sama gue!" kata Alfa dingin, Andrew menoleh kearah Alfa dengan rasa kaget yang dibuat-buat.
"Oh, lo ke sini sama kakak lo ya, Git?" kata Andrew santai, sementara Gita menggaruk dagunya yang tidak gatal merasa serba salah.
Lagi-lagi suara Gita harus tertelan karena Alfa lebih dahulu menyela, " Gue bukan kakaknya Gita, tapi gue pacarnya Gita!" Alfa mengatakannya dengan tegas dan lugas membuat Gita terperangah kaget tidak menyangka jika Alfa akan mengakuinya saat ini.
Andrew menatap Alfa dari ujung kaki hingga ujung kepala, entah apa yang ada dipikiran Andrew sekarang. Alfa menarik lengan Gita agar gadis itu bergeser mendekat padanya.
"Oh, lo pacarnya Gita? Gue kira kakaknya. Salam kenal, bro, Gue Andrew, temen barunya Gita yang lagi usaha bikin Gita jatuh cinta ke gue." kata Andrew kelewat santai.
Alfa menggeram kesal mendengar kalimat yang ke luar dari mulut Andrew. Gita pun sampai melongo mendengar ucapan cowok yang baru dikenalbya lewat chat itu.
'Mati gue! Dia mau banguni raja setan kayaknya. Lo lagi gali lobang kubur, Drew!' batin Gita cemas.
Gita tertawa terdengar sangat terpaksa, mencoba mencairkan suasana yang mulai panas.
"Hahaha, dia becanda kok, Kak." kata Gita takut-takut pada Alfa.
"Drew, omongan lo tadi becanda kan, ya?" Gita mencoba memberikan isyarat agar Andrew gak bicara sembarangan lagi dengan kode matanya.
Andrew terkekeh menanggapi pertanyaan dan tindakan Gita barusan.
"Ya enggaklah, Git, gue serius kok. Gue suka sama lo," Seketika Alfa menggenggam erat lengan Gita saat mendengar kata-kata Andrew yang terang-terangan menabuhkan genderang perang.
"Lo udah selesai ngomongnya?" tanya Alfa pada Andrew yang ditanggapi cowok itu dengan menaikan sebelah alisnya.
"Kita pulang!" desis Alfa pada Gita.
Gita melepaskan cekalan tangan Alfa pada lengannya dan bergegas mengambil tas yang tergeletak di kursi lalu Gita mengambil kesempatan untuk mengapit lengan Alfa.
"Drew, maaf ya, gue duluan." Gita berusaha menyamai langkah panjang milik Alfa.
Ada rasa senang yang menghinggapi Gita akibat kejadian tadi. Ia bisa dengan leluansa memeluk lengan Alfa tanpa harus takut dimarahi oleh cowok kaku kanebo keringnya itu.
Andrew memasukan kedua tangannya pada saku celana sekolahnya. Ia memandangi kepergian gadis incarannya dan juga cowok sok cool yang sedang bersama Gita.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Alfa mendadak jadi kutub es lagi. Tidak ada suara yang ke luar dari mulutnya, sepatah kata pun dari mulai masuk ke dalam mobil. Aura dingin menguar di dalam mobil. Gita merasa serba salah.
"Kak... " Gita menoel lengan Alfa yang sedang fokus menyetir.
Tidak ada tanggapan dari Alfa. Alfa hanya diam, tapi tetap saja terlihat tampan dimata Gita. Benar-benar Gita sudah lemah karena pesona Alfa.
"Kak Alfa... Ih, bisu ya? Apa tuli?" Gita tetap berusaha membuka mulut Alfa dengan kalimat cemoohannya yang tetap tidak digubris Alfa.
"Gini nih, ngakunya pacar, tapi tingkahnya kayak musuh. Aku kan ga tau kalo Andrew bakal bilang gitu. Aku juga kaget pas dia bilang suka aku di depan Kakak. Aku cuma nganggap dia temen doang padahal. Masalah kak Ivonnie, aku ngaku kalo aku cemburu. Aku ga suka liat kakak deket-deket sama dia. Kayaknya tuh, jantung aku kayak di remes-remes. Aku mau marah, tapi malu, mau diem, tapi kan kesel. Kakak tuh ga peka banget sih kalo aku cemburu." ungkap Gita panjang lebar tanpa malu-malu.
Alfa masih diam ga merespon ucapan Gita. Gadis itu sudah sangat kesal. Rasa cemburunya ternyata tidak berefek apapun pada Alfa. Gita ingin sekali memukul kepala Alfa dengan tasnya agar merespon ucapannya.
"Ternyata percuma aja ya, ngomong jujur sama kakak. Bagusnya aku emang pacaran sama Andrew aja. Nerima pernyataan cinta dia tadi, udah jelas orangnya gimana." Gumam Gita sambil menyandar pada kursi mobil Alfa dengan nyaman.
Seketika decitan suara rem mobil Alfa berbunyi, untung saja jalanan sepi dan Anggita memakai sabuk pengamannya dengan benar, alhasil kepalanya tidak terbentur dashboard mobil Alfa.
Gita memegangi dadanya yang bergemuruh hebat, Alfa mencengkeram erat setir mobilnya. Tangannya yang putih terlihat memerah.
"Kak Alfa udah hampir bikin kita berdua celaka. Astaga, Kak! " marah Gita.
"Ini semua karna kamu!" desis Alfa membuat Gita shock.
"Loh? Kok jadi aku yang disalahi? Ngaco banget ih, Kak Alfa!" elak Gita tidak ingin disalahkan.
Alfa memutar badan melepas safety belt yang dikenakannya dan menoleh secara sempurna pada Gita. Menatap Gita dengan tatapan tajam. Mendadak Gita mengkeret di tempat. Lagi-lagi setan, jin yang terkutuk yang bersarang ditubuh Alfa ke luar lagi, ketika Alfa marah. Sepertinya Gita salah berucap.
"Kak Alfa... Kakak marah?" tanya Gita gugup sambil memandang Alfa.
"Kamu... selalu... menyebalkan... Anggita Adevia Prayetno!" ucap Alfa dengan penuh penekanan.
Gita yang otaknya mendadak bingung lantas menggaruk dagunya yang tidak gatal.
"Bukannya Kakak yang nyebelin? Kenapa balik ke aku yang disalahi?" kata Gita polos.
Alfa menghela napas berat, membenahi cara duduknya ke posisi awal, mungkin emosinya meledak-ledak hari ini karena terlalu banyak beban pikiran akibat persiapan lomba cerdas cermat yang akan diikutinya.
"Aku minta maaf" ucap Alfa membuat Gita melongo mendengarnya.
'Tadi marah nyeremin, trus sekarang malah minta maaf. Sebenernya Kak Alfa ini kenapa sih? Kak Alfa punya kepribadian ganda deh kayaknya. Ck... kirain dia mau bilang cemburu juga ternyata... Ah, in my dream aja,' batin Gita.
'Kak Alfa emang ga punya perasaan yang sama kayak Gita deh,' Gita bermonolog dalam batinnya.
Gita memandang lurus jalanan di depannya. Pikirannya terburai, perasaan cemburunya ternyata hanya sepihak. Alfa tidak pernah punya perasaan yang sama dengan dirinya.
Kemarahan Alfa akibat ucapan Andrew tadi di resto, itu karena Alfa malu dilihat banyak orang. Rasanya dada Gita terasa sakit dan ingin rasanya menangis, tapi Gita harus menahannya. Gita tidak boleh menangis dihadapan Alfa, tidak boleh. Ya harus bisa ditahan.
🌻🌻🌻🌻🌻
Karena Luka dapat mengubah sikap seseorang
- BebbyShin -
🌻🌻🌻🌻🌻