webnovel

Andra Revian

Aku hanya lah seorang pendosa yang sangat mengharapkan surga. Tapi kamu, Kamu adalah bayangan masa lalu ku yang seharus nya ku hindari. __ AR

Dilla_Kim · Teen
Not enough ratings
2 Chs

Prologe

Aku bertemu puluhan atau mungkin ribuan lelaki di Bumi ini, Tapi kenapa Kamu berbeda?

hanya butuh satu detik untuk mu, menarik perhatianku__ Dilla.

__

*SRK!*

Aku memutar bola mata ku jengah saat kembali menemukan loker di penuhi oleh bunga dan coklat kotak di sana, menumpuk bak sampah yg sangat ingin cepat-cepat ku buang,

"HUFT!" Aku menghela kasar, menggeleng kesal, dengan cepat menyingkirkan semua hal yang sama sekali tak penting itu, memasukan buku yang dari tadi ku pegang sambil berpikir

"Mau ku apakan Semua ini?"

Ah Sial, menyusah kan saja! membuat ku bingung!

aku bahkan tak tau siapa pengirim nya,

lihat

"SUDAH NYAMPAH BIKIN SUSAH PULA,"

semoga yang ngirim cepat-cepat dapat hidayah agar ia sadar dan aku aku bisa tenang, AMIN:v

"WIS, Dapat hadiah lagi nih dari Fans!" Serunya,

"Gila Ye Dill lo banyak banget dah punya Fans, bagi gue yak satu doang" Ujar nya, cengengesan

"Ambil aja semua," Sahutku dingin, melangkah pergi dari sini

"Lo yakin?"

"Hmm"

"GILA LOH YA!" pekik nya Heboh,

Aku Tersentak, menoleh menatap nya keheranan, sempat sedikit kaget mendengar umpatan nya padaku yang amat tiba-tiba itu

"Apaan?" Tanyaku, termangu heran sendiri

"Harus nya lo gak boleh kayak gitu Dill, Nih ya dengerin gue! Suka gak Suka lo harus bisa ngehargai pemberian orang lain, Rezeki gak boleh di tolak." Ujarnya, Menasihatiku dan memulai Sifat Sok Bijak nya

Aku Mendelik kesal, menggeleng keheranan,

tak mengambil pusing ucapan nya tadi

"Gak waras, Muka lo gak ada cocok-cocok nya sok bijak gitu," Ejek ku, kesal

"Jangan ngomong gitu, kan Gak Sinkron lo ngomong gitu tapi hati lo masih nyantol ke gue" Pd nya, tersenyum Sok manis

"DEG!"

*SRK!*

langkah ku Otomatis terhenti begitu saja saat mendengar perkataan Nathan, entah kenapa setiap kali membahas soal Perasaan aku Slalu berhasil membeku seperti ini, Ngeblank dan bahkan terenyuh sendiri, seperti ada Rasa yang menjanggal dari cerita yang belum Selesai.

"Kenapa?"

Pertanyaan nya itu Sontak membuyarkan lamunan ku, aku mendongak menatap nya yang kebingungan, linglung seketika aku menggeleng pelan sekedar menjawab nya saja,

"Gak" Sahut ku Singkat,

"Jangan Baper!" Ejek nya terkikik,

"Gak,"

"Lo sendiri kan Yang bilang," Sahut nya,

Aku kembali bungkam!

entah tak terhitung sudah berapa kali Nathan Men skakmat ku kayak gini, slalu ada aja perkataan nya yang sukses membuat ku bungkam.

"Gue ingat Nath," Aku menghela panjang, melirik nya Sesaat, tersenyum kikuk lalu kembali memandang lurus ke depan.

"Lo yang mutusin ini Dill," Ujarnya, Lirih

"I Know, Ok!"

"Gue lagi gak pengen bahas masalah itu sekarang," Protesku.

"Ok."

ia menurut, Tanpa ba bi bu langsung bungkam, hingga keadaan langsung menjadi hening seketika,

hanya ada suara Derap langkah kami berdua yang menuju kelas masing-masing tanpa ada yang berbicara, situasi menjadi CANGGUNG Seketika.

"Vira mana?" Tanya ku, yang akhir nya mengalah memecahkan keheningan

"Kuliah Paling," Sahut nya Seada nya,

"Titip Salam gue buat dia,"

"Ok"

Terjadi jeda berapa menit lagi, hingga akhir nya ia membuka suara, memecahkan Keheningan yang sempat meraja rela

"Jadi gimana? Lo gak mau nerima salah satu dari fans lo yang nembak lo gitu?" tanya nya, ragu akan pertanyaan nya itu

"Enggak lah, gue masih waras." Sahut ku,

"Kenapa? Harus nya lo coba aja, Kayak waktu lo nyuruh gue pacaran sama Vira." ujar nya, serius

"Nath!" Tegur ku, pertanda tak suka akan perkataan dan pembahasan kali ini

"Lo sendiri kan yang Bilang Dill, kalo setelah putus kita mesti jalani hidup kita masing-masing dan nyoba pacaran sama orang Lain." Ujar nya, lagi

"Terus Septian lo Anggap apa? gue pernah pacaran sama dia, walau sekarang udah putus! mau putus apa enggak itu terserah diri kita sendiri Nath, bukan Terserah Lo atau Gue... kita punya hak masing-masing buat itu" Sahut ku, kesal

"Jadi lo bakalan Terima kalo gue putusin Vira?" Tanya nya, Jelas sengaja memancing.

"Nath, Vira Cewek yang baik."

"Septian juga Cowok yang baik Dill,"

"Tapi gue udah ngerasa gak cocok sama dia,"

"Gue Juga Dill."

"Nath..."

"Dill, Please."

Kami berdua sama-sama terdiam disini, bungkam, hening hanya ada beberapa Mahasiswa yang lewat, mata kami bertemu, saling memandang dalam-dalam Enggan untuk berpaling, begitu terlarut dalam tatapan memabukan ini seolah di dunia ini hanya ada kami Berdua, aku merasa Seperti "Tertarik ke masa lalu!" Dimana kami masih bisa tertawa bersama, SALING MENCINTAI.

tapi semuanya, Hanya lah masa lalu...

"Ya okay, Kalo lo mau nya gue pacaran juga tapi jangan suruh gue nerima salah satu Orang Gila yang setiap hari ngirimin gue bunga sama Coklat itu, gue gak bakalan mau dan gak akan pernah mungkin terjadi." Ujar ku, ketus

"Kenapa?" Tanya nya, heran

"mereka cuman mandang Fisik doang," Sahutku.

"Cuman karna itu?"

"Ya, mereka itu suka sama gue karna gue cantik doang gak ada yang tulus" Cibir ku, terkekeh heran

"Siapa yang gak tulus?"

Aku Dan Nathan Sama-sama menoleh, ke asal Suara itu, terdiam Memandang Cowok itu,

ya, lelaki yang baru saja datang itu juga tengah memandang kami berdua dengan raut wajah datar nan dingin nya itu, tetap saja ada Sebuah rasa penasaran tergambar di sana, dia SEPTIAN GEAVANO.

"Kenapa kalian Diam?" Tanya nya, Keheranan

Sontak saja aku dan Nathan langsung menyadarkan diri kami masing-masing, aku menggeleng pelan, tersenyum kikuk tak berniat menjawab nya

"PANJANG UMUR!!!" Pekik Nathan Heboh, membuat ku maupun Septian Tersentak heran

"Kita baru aja ngomongin lo," Sambung Nathan

"SIAL!"

aku langsung melotot kaget, menatap Nathan Tajam, merasa sangat kesal pada nya sedangkan yang ku tatap hanya cengengesan tanpa berdosa sama sekali tak merasa bersalah membuat ku dalam situasi seperti ini,

"Jadi kalian ngomongi gue?"

"Yoi!"

"Jadi gue gak tulus?" Tanyanya, pelan

"Gak, BUKAN GITU!" seru ku, Cepat

Aku menggeleng cepat, menatap nya berusaha meyakinkan nya bahwa memang bukan dia yang ku maksud gak Tulus!

itu "FAKTA!"

Salah kan Nathan yang slalu ngomong Asal di depan Septian kayak gini, slalu aja buat kesalahpahaman

Ah SIAL.

"Bu..Bukan Lo yang gue maksud..." Sahut ku, cepat

"Terus?"

*SRK!*

Aku menggaruk kepala ku yang sama sekali gak gatal itu, menjadi bingung sendiri, gelagapan bak orang Tolol, menghilangkan Image bagus ku seketika

"SIAL, BENER-BENER KELIATAN KAYAK ORANG TOLOL"

Septian, slalu Berhasil membuat ku begini.

"I...itu loh, orang-orang yang sering ngirimin gue bunga sama coklat, mereka yang gak tulus" Jelasku,

"Iya Sep, gue becanda doang kali" Ujar Nathan yg langsung ku tatap Tajam,

"Becanda Mba Dilla hehehe" Sambung nya terkikik geli,

"Oh..." Septian Ber oh saja,

Hanya "Oh" Aja?

Sial, aku bahkan jadi panik sendiri menjelaskan nya dan dia? merespon nya hanya oh.

harus nya aku gak perlu menjelaskan nya tadi,

"Gue ngomong cuman buat jaga-jaga, Lo salah kalo nganggap gue gak tulus sama lo. gue tulus, tulus banget Sama Lo, Dill." Ujar nya,

*SRK!*

langkah ku Terhenti begitu saja,

"DEG!"

Jantung ku Langsung berdegup tak karuan, mendengar sebuah ucapan yang tak pernah ku sangka dan tak pernah ku harapkan keluar dari mulut Septian.

Tapi mampu membuat ku Terenyuh, Septian yang terkenal Pendiam dan Dingin mengatakan lebih dari tiga kata seperti biasa nya dan itu Terlontar untuk ku?

Dengan kata-kata yang membuat setiap Umat manusia salah paham itu?

Aku Membeku, tak sanggup lagi melangkah lagi, mata ku terus saja menatap Punggung Septian yang semakin jauh dari ku itu...

Septian.

"Gak masuk ke kelas? Kelas lo Dosen Killer kan?" Tanya nya,

Lamunan ku langsung terbuyar saat mendengar kata "DOSEN KILLER!"

benar.

Sekarang kelas Dosen KILLER!

Sial, aku lupa

*SRK!* Aku menepuk Kening ku kesal sendiri, menggeleng keheranan Akan Penyakit pikun ku yang sering kambuh dan tak kunjung sembuh,

"Oh iya, Mampus! gue telat!" pekik ku heboh sendiri,

"Maka nya jangan baperan, orang gue cuman bercanda kok" Ejek nya, seperti biasa dengan muka Datar super nyebelin nya itu sukses membuat ku tambah sebal

"Sialan Lo," Umpat ku kesal

"Ngomel nya ntar aja, ayok ke kelas bareng kata nya dah telat..."

"Fakultas kita Beda!" tegasku kesal,

"Gue sama Nathan Anterin" Sahut nya,

"Gak perlu," Tolak ku dingin

"Ayok!" Ajak nya

"Gue Bilang gak perlu."

"Sejak kapan gue nerima penolakan Lo?" Tanya nya, dengan tampang nyebelin nya itu

Ia Melangkah menghampiri ku,

*SRK!*

lalu tanpa permisi menarik tangan ku, mengenggam nya dengan erat membawa ku pergi ke kelas

"DEG!"

Sial, lagi-lagi jantung ku tak bisa di ajak kompromi... genggaman hangat Tangan Septian membuat sengatan tersendiri, sebuah Rasa yang kadang ku rindukan, mampu membuat kedua sudut bibir ku tertarik, membentuk sebuah senyuman simpul.

simpel, hanya Dengan Cara manis Septian memperlalukan ku, walau terkesan dingin.

Septian.

__

At Kelas.

Kami bertiga melangkah menuju kelas ku di depan sana,

suasana Seketika hening, baik Aku, Nathan maupun Septian sama sekali tak ada yang angkat Bicara, memilih Bungkam dan terus saja melangkah.

"WOY RIO! LO JAGA YA OMONGAN LO!!!!" Teriakan nyaring itu menggelegar Di koridor Area Fakultas Kedokteran ini,

Perhatian kami bertiga pun teralihkan, pada Sumber keributan di depan sana yang berjarak lima meter dari kami, suasana Ricuh, para mahasiswa maupun mahasiswi yg berkumpul mulai berbisik-bisik membicarakan keributan yang mereka lihat, keadaan menjadi sangat Ramai dan yang sangat menonjol adalah kumpulan para cowok-cowok di sana yang memenuhi koridor ini, ya mereka para titik pembuat keributan pagi ini.

"Sangat menganggu ketenangan Mahasiswa dan mahasiswi"

"APA? GUE BENER KAN!"

"LO ITU CUMAN ANAK PANTI YANG YATIM PIATU! GAK PANTES ADA DI KAMPUS INI, MENDINGAN LO BALIK SANA KE EMAK BAPAK LO YANG PALSU ITU!" ujar lelaki yang di panggil Rio itu jelas Sekali menghina nya, Ia tersenyum Sinis, memandang Cowok yang tengah Emosi itu dengan Remeh nya, aku Bahkan terenyuh mendengar hinaan Nya yang cukup menusuk ku juga

"Dia keterlaluan"

sangat.

Kedua kaki ku langsung berhenti melangkah,

tepat di depan kelas ku, namun aku Terdiam, pandanganku masih tertuju pada keributan itu sama sekali tak berniat berpaling.

"BANGSAT!" Seruan Cowok itu membuat ku tersentak,

mata ku langsung saja teralihkan pada nya, menatap nya intens, wajah nya terlihat merah padam Kentara sekali sangat emosi tapi ia berusaha menahan nya, begitu pun teman-teman yang ada di belakang nya, berusaha menenangkan nya dan menghentikan terjadi keributan.

"LO KALO NGOMONG DI JAGA YA! JANGAN SAMPAI GUE HABISIN TUH MULUT LO YANG GAK PERNAH DI SEKOLAHIN!" Seru nya lagi dan lagi

"SALAH GUE APA NDRA? GUE BENER KAN? GUE NGEBICARIN FAKTA BUKAN FITNAH. LO ITU CUMAN ANAK YATIM PIATU YANG GAK SANGGUP NGEBIAYAIN HIDUP LO SENDIRI, BAHKAN BUAT BISA KULIAH DISINI AJA LO DAPAT BEASISWA KAN??? DASAR MISKIN!"

Lagi-lagi cowok bernama Rio itu menghina nya terang-terang an, membuat bisik-bisik kembali terdengar memenuhi koridor ini, sebuah Aib tidak sebuah Informasi pribadi baru saja terungkap dan mungkin itu akan menjadi gosip dan perbincangan hangat di kampus ini,

Aku gak bisa ngebayangin apa yang cowok itu rasain "sekarang..."

"DIEM LO BANGSAT!" Teriak nya lagi, terdengar sangat marah, tidak di toleransi lagi Bahwa cowok itu kini sudah tersulut emosi.

ia jelas-jelas di hina,

siapa yang gak marah jika di begitu kan?

"mungkin hanya orang paling sabar di dunia ini" dan cowok itu, jelas bukan Tipe cowok penyabar.

Mata ku terus saja terpaku pada keributan itu, seolah ada magnet tersendiri yang membuat ku terus berdiam diri disini memperhatikan keributan itu.

"GUE ENEK LIAT MUKA LO! BALIK SANA KE EMAK BAPAK LO YANG PALSU, KAMPUNGAN!" Hina Rio lagi dan lagi,

*SRK!*

Tangan ku terkepal dengan sendiri nya,

tanpa sengaja aku tersengat akan perkataan Rio yang sangat menusuk itu,

Dada ku seketika terasa Sesak, rasa yang sedari tadi ku tahan kini menggenang menjadi cairan yang memenuhi mata ku, panas dan perih.

Tapi sebisa mungkin, aku menahan nya.

"Omongan Lo udah keterlaluan,"

Entah Setan apa Yang merasuki,

Entah apa yang ku pikirkan?

tanpa sengaja bibir ku terangkat, mengucapkan sebuah kata yang sama sekali tak pernah ku duga, ketidaksengajaan macam apa ini?

Ucapan ku tadi, mampu membuat semua pasang mata menoleh padaku,

aku menatap Rio datar...

*TUK!*

*TUK!*

*TUK!*

dengan pelan menghampiri nya, menghampiri kerumunan itu.

suara bising dari keributan tadi seketika lenyap ketika aku membuka suara,

"Maksud lo?"

Ia bertanya, seolah Seperti sedang tidak melakukan kesalahan! padahal apa yang ia katakan tadi sudah sangat-sangat keterlaluan.

Aku menatap nya Datar, Jelas aku mengenal nya.

siapa yang tidak kenal "Rio?" Ketua Geng motor yang bernama Antrax, terkenal dengan kejahatan nya baik di jalan maupun di dalam kampus seperti ini.

"Lo keterlaluan," Sahut ku, Singkat jelas dan padat.

"Urusan nya sama Lo apa?" Tanya nya, dengan nada Tak suka

"Gak ada,"

"Terus ngapain LO IKUT CAMPUR SAMA MASALAH GUE?" Sungut nya,

"mulut lo jadi pengen buat gue nyabein tau gak" Sahut ku, tersenyum tipis

"HAH?" Tanya nya, jelas kaget dan Kesal akan jawaban ku itu

"Udah deh, mendingan lo masuk ke kelas sebelum gue aduin ke dosen-dosen" Ancam ku cepat, malas berdebat dan membuat keributan ini berlanjut lebih lama lagi,

"Apaan sih Lo!" Geram nya, bukan kesal lagi tapi ia juga terlihat marah padaku,

*SRK!*

ia mendorong bahu ku cukup kuat Hingga mampu membuat ku terhuyung ke belakang, aku mundur beberapa langkah menatap Datar muka Rio yang kini tengah emosi terhadap ku.

"Kalo gak tau apa-apa jangan sok-sok an ikut campur, ini bukan Urusan lo." Kecam nya, kesal

Ia kembali mendorong Bahu ku, terus menerus hingga aku terus di buat nya termundur,

aku melipat tangan ku ke dada, membiarkan nya melakukan apa saja padaku, memilih bungkam dan menatap Cowok ini dengan datar nya,

Suasana hening, menjadi tegang seketika saat Rio beralih mencari gara-gara padaku...

Tak ada yang berani maju dan mencela, akupun juga tak mencoba melawan..

"Aku jadi ingin melihat, seberapa besar nyali nya pada cewek seperti ku."

"Kenapa Diam? Tadi sok Pahlawan, ngatain gue keterlaluan! sekarang Takut?" Tanya nya, Tersenyum sinis

Ia mendorong ku lagi, kali ini sangat keras hingga aku terpental ke belakang cukup jauh,

Rio tersenyum sinis, penuh kemenangan seperti baru saja memenangkan sebuah kejuaraan nasional

satu dorongan lagi yang sangat keras, hampir membuat ku terjatuh

*SRK!* jika saja tak ada Septian yg menahan ku di belakang dan Nathan yang sudah mendorong Rio untuk menjauh dari ku,

aku cukup tersentak, menatap mereka berdua dengan kaget nya.

"Jaga Sikap lo sama Cewek Bro!!!" tegur Nathan, terdengar marah

"Dia yang mulai Duluan!"

"Tapi gak seharus nya Lo kasar kayak gitu!"

"BANGSAT!"

"GUE GAK PERDULI, GUE GAK KENAL SAMA DIA! KENAPA GUE MESTI PERDULI!?" Teriak Rio, murka

lalu *BUGH!* satu pukulan yang amat keras, Hingga berhasil membuat bunyi yang amat Nyaring. Nathan Memberi bogeman mentah ke Rahang Rio, aku terperanjat kaget sama hal nya dengan Septian tapi Cowok itu sama sekali gak berniat menghentikan Nathan.

"Laki kan Lo?"

"Jadi jangan banyak omong, jangan lawan cewek lawan gue sini! kita Selesaikan Secara Jantan!" Tantang Nathan, tersulut emosi

Aku berniat menghampiri nya, menghentikan aksi nya itu namun

*SRK!*

Septian menarik tangan ku, menahan ku, agar tidak kesana. aku menatap nya Kebingungan, akan apa yang Septian pikirkan saat ini.

"Sep, lepas" Titah ku cepat,

"Jangan,"

"Kenapa?" Tanya ku, kebingungan

"Jangan..." Larang nya lagi, kali ini lebih tegas! seperti tidak boleh di langgar, sukses membuat ku bungkam.

"ADA APA INI RAME-RAME!!!"

Baru saja Nathan akan menghajar Rio lagi tapi teriakan Nyaring dari Satpam yang baru saja datang menghentikan tindakan nya,

*PRITTTTTTTTTT!*

*PRITTTTTTT!*

Suara nyaring peluit langsung saja terdengar di seluruh penjuru koridor ini,

Pak Satpam itu mampu menembus Kerumunan, dan memasuki Area tengah keributan ini!

dengan cepat memisah Kan Nathan dan Rio yang jarak semakin dekat saja, siap untuk melakukan Adegan baku hantam dengan emosi yang tersulut itu.

aku menghela Nafas ku lega,

*SRK!* menarik Nathan menjauh dari Rio, mengunci nya agar ia tidak berbuat hal yang macam-macam yang berakhir menjadi keributan. menatap nya yang pada akhir nya hanya bisa merengut menahan semua emosi nya itu,

"Ada Apa ini rame-rame? ribut-ribut?" Tanya Pak Satpam itu, penuh intimidasi

"NATHAN SAMA RIO BERANTEM PAK!?" Teriak Seorang Mahasiswa mengadu, entah siapa.

"RIO CARI GARA-GARA LAGI PAK!" adu nya lagi, entah masih Orang yang sama atau beda lagi yang jelas langsung mendapat geraman marah dari Rio.

"Benar itu Rio? Nathan?" Tanya nya pada Nathan dan Rio,

Mereka berdua bungkam, terdiam, tak ada yang bersuara untuk menjawab pak Satpam itu.

"JAWAB!" gertak Pak Satpam itu keras, mendesak Rio dan Nathan yang masih saja Bungkam

"Cuman Salah Paham Pak,"

Bukan Nathan maupun Rio melainkan Septian yang mengatakan dengan tenang nya,

aku menoleh menatap nya keheranan, sedangkan lelaki itu sama sekali tak perduli, malah menatap Pak Satpam itu dengan ekspresi datar nya.

"Benar Salah Paham?" Tanya Nya, Ragu-ragu

Nathan dan Rio masih saja bungkam,

masih pada ego mereka masing-masing, tak mau menjawab,

Aku memejamkan mata ku kesal,

lalu *SRK!* tanpa belas kasihan mencubit pinggang Nathan Diam-diam,

Ia berjenggit, meringis menatap ku kesal yang langsung saja ku berikan tatapan Tajam.

"Iya Pak!" Sahut Nathan Lantang, membuat ku tersenyum puas

"Bener salah Paham Pak" Ujar ku, tersenyum tipis berusaha meyakinkan nya juga.

Pak Satpam itu mengangguk pelan, walau tatapan mata nya terlihat ragu tapi mau tak mau ia harus percaya karna tak ada bukti kuat,

"Baik, kalo begitu Tolong jangan Melakukan keributan lagi yang menganggu kenyamanan dan aktivitas kampus"

"iya pak,"

"Kalo begitu saya permisi dulu," pamit nya

Setelah Pamit Satpam itu dengan cepat pergi dari sini,

aku menatap Nathan Sengit sedang Kan Nathan? malah menatap Tajam Rio.

terlihat sekali masih sangat Marah pada Rio,

"SEKALI LAGI GUE NGELIAT LO NGASARIN DILLA, GAK BAKALAN GUE LEPASIN LO!" kecam Nathan, terdengar menyeramkan dan sangat serius hingga membuat ku tertegun sendiri

Rio, Tidak takut lelaki itu tersenyum sinis, membuat Nathan kembali Marah dan berniat menghajar nya lagi dengan cepat aku menyegah nya,

"Bacot lo..." Umpat Rio,

Ia bergegas pergi dari sini dengan segerombolan Anak buah nya itu, meninggalkan kami dengan Nathan dan cowok tadi yang masih terlihat emosi.

aku langsung menoleh menatap Nathan Tajam, bersiap untuk mengomeli nya.

"Lo!" Kecam ku, kesal

"Ngomel nya nanti aja, Sekarang masuk! dosen bentar lagi datang" Cela Septian, ya sebelum aku mengomelin Nathan

"Sep..."

"Masuk," Titah nya Dingin

Septian menatap ku dengan datar nya tapi juga Serius, dapat di baca bahwa ia tidak mau perintah nya tidak di turuti, slalu begini.

"Huft!" aku menghela kasar kesekian kali nya, mengangguk pelan, memaksa kan senyum ku, Aku gak pernah bisa menolak perintah Septian. slalu!

"istirahat kita Tunggu di kantin," Ujar nya,

"Ok" Sahut ku, se ada nya

Aku tersenyum tipis pada nya dan juga Nathan,

Sebelum pergi tiba-tiba pandangan ku bertemu pada Cowok itu yang tengah menatap ku juga,

*SRK!*

kembali membuat Langkah ku terhenti,

"Entah kenapa?"

Ia Tersenyum, sebuah Senyuman yang membuat ku "Tertegun."

ia... terlihat, sangat manis.

"Makasih ya..." ujar nya, lembut dan terdengar sangat tulus.

Aku mengangguk Kikuk,

tak berniat bersuara lalu dengan cepat aku bergegas pergi dari sana memasuki Kelas ku yang sebentar lagi akan di mulai, meninggal kan mereka Semua di sana dengan perasaan yang Tak Karuan

"DEG!"

"DEG!"

"DEG!"

entah kenapa jantung ku berdegup kencang seketika, Kenapa?