Bening dan Yoga beserta anggota keluarganya yang lain mereka tiba tepat waktu di pemakaman Arthur. Di sebuah ruangan aula atau yang biasa dijadikan persemayaman terakhir yang berada di sebuah rumah duka, di depan tengah ruangan itu peti jenazah Arthur diperlihatkan. Beberapa perwakilan dari keluarga Arthur dan juga pemuka agama memberikan sepatah dua patah kata yang sebagian besar mengingat kebaikan dan juga meminta maaf apabila mendiang Arthur memiliki kesalahan atau hal-hal yang tidak berkenan semasa hidupnya.
Yoga menggenggam tangan Bening yang duduk di sebelahnya. Yoga merasakan tangan Bening sedikit bergetar dan berkeringat ia melirik ke arah sang putri yang begitu serius menatap apa yang sedang terjadi di depan mereka.
Seorang pria yang sudah sepuh namun terlihat masih sehat dan berpenampilan parlente duduk di bangku di sebelah kanan Bening yang kosong. Sesaat Bening menatap ke arah lelaki tua yang baru datang tersebut, mereka saling mengangguk sebagai tanda hormat.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com