webnovel

Part 5

Selamat membaca

***

Esok paginya,

Kanaya menyiapkan sarapan untuk suaminya sebelum berangkat kerja, dan sarapan untuk Awan anak semata wayangnya yang sebentar lagi jadi seorang Abang.

Putra keluar kamar dengan kondisi sudah rapih dengan pakaian kerjanya, kemeja kotak-kotak dan celana panjang jeans warna hitam membuat penampilannya tambah gagah dimata Kanaya.

"Sarapan dulu, mas." Ajak Kanaya

"Iya makasih yah, sayang." Balas Putra lalu dia memakan sarapannya sampai habis tak tersisa, apapun yang Kanaya buat selalu dia lahap masuk kedalam perutnya, tidak pernah komplain untuk urusan makanan.

Selesai sarapan, Putra berangkat kerja. Kanaya mengantarnya sampai depan pintu, tidak lupa meminta tangan suaminya untuk dia salim menciumnya punggung tangan tanda hormat pada suami.

"Hati-hati dijalan yah, Mas." ucap Kanaya setelah dia mencium tangan suaminya.

"Kamu juga baik-baik dirumah, kalau ada apa-apa langsung kabarin aku yah,"

"Iya, mas."

Tangan Kanaya melambai sampai mobil yang Putra kendarai menghilang di persimpangan jalan.

***

Drttt!

Drttt!

Ponsel Kanaya berbunyi, dia langsung mengambilnya dan melihat siapa yang menghubunginya pagi-pagi seperti ini.

~Mama Mertua calling~

"Pagi, ma." salam Kanaya setelah dia menekan tombol hijau pada ponselnya.

"Pagi juga, Nay." balas Safitri dari seberang sana.

"Ada apa mama telpone Naya pagi-pagi?"

"Mama telpon Putra tapi gak di angkat barusan,"

"Oh itu karena mas Putra sedang dijalan ma, barusan berangkat kerja,"

"Mama mau tanya kenapa kemarin dia telpon mama?"

"Ooohhh yang kemarin itu, kami mau kasih kabar ke mama kalau aku hamil, ma."

"Yang bener Nay?! Kamu hamil? Koq bisa?"

"Maksud mama?"

"Iya kan kamu lagi sakit, info yang mama dapat dari teman-teman mama itu ada saudaranya atau tetangganya punya penyakit yang sama seperti kamu gak bisa hamil, kalau pun hamil janinnya tidak berkembang, makanya mama kaget saat kamu bilang kamu hamil, apa itu tidak jadi masalah baru untuk kalian nanti?"

"Doakan saja Kanaya dan calon cucu mama sehat sampai lahiran, Dokter Naya sudah kasih ijin Naya hamil, ma."

"Ooohhh bagus lah kalau sudah dapat ijin dari dokter kamu, tapi kamu juga harus jaga pola makan dan aktifitas kamu loh, jangan terlalu capek dan makan makanan yang bergizi biar kalian sehat," nasehat Safitri

"Iya ma, makasih."

"Ya sudah yah, mama tutup telponnya, salam untuk semuanya yah Nay, bye."

"Bye, ma."

TUT! Safitri mengakhiri panggilannya dari sana.

Mama mertua Kanaya memang sedikit keras orangnya tapi sebenarnya baik hatinya, dia memiliki caranya sendiri untuk berbicara pada para menantunya, dia tidak mau terlalu dekat dengan menantunya tapi juga tidak mau terlalu jauh. Seperti apapun sifat mama mertuanya kanaya maklumi karena beliau Kanaya dapat suami seperti Putra. Kanaya berusaha menjadikan orang tua suaminya menjadi orangtuanya juga.

Setelah itu Kanaya mengirim pesan pada ponsel Putra, menginfokan kalau mamanya menghubunginya dan dia sudah menceritakan perihal kehamilannya.

***

Karena sibuk kerja, Putra baru bisa melihat ponselnya saat makan siang, dia lihat banyak panggilan tak terjawab dari sang mama dan beberapa pesan dari istrinya.

Yang pertama dia lihat adalah pesan dari Naya.

Naya

Mas, tadi mama mertua telpon, karena dia telpon kamu gak diangkat jadi dia telpon ponsel aku, dan aku sudah jelaskan kalau kamu tadi lagi dijalan. Aku juga sudah cerita tentang kehamilan aku. Dia sempat kaget tapi terakhir menasehati agar aku jaga makan dan kegiatanku. Balas pesan aku kalau kamu lagi santai yah, jangan lupa makan, love you mas Putra.

Putra sedikit tersenyum setelah membaca pesan dari istrinya itu. Karena malas mengetik akhirnya Putra menghubungi Naya langsung.

Sekali bunyi dering nada tunggu, Naya langsung menjawab panggilan dari ponsel Putra.

"Hallo, papa." suara Awan menyapa diserang sana

"Loh koq kamu yang jawab telpon papa? Mama mana?"

"Aku lagi pinjam ponsel mama untuk maen game,"

"Jangan lama-lama maen gamenya yah, sayang."

"Iya pa, ini mama, pa." Awan langsung memberikan ponselnya pada Naya

"Iya, mas."

"Kamu dari mana?"

"Tadi lagi masak makan siang untuk Awan dan aku,"

"Ooo, begitu. Tadi mama bilang apa lagi saat telpon?"

"Itu aja yang aku kirim pesan kekamu tadi, gak lama telponnya jadi agak banyak ngobrol sih,"

"gak marah-marah kan?"

"Gak koq, mas. Kenapa mama harus marah?"

"Soalnya kamu lagi sakit tapi hamil juga, aku di omelin sama mama nanti karena bikin istri hamil padahal istrinya lagi sakit," kekeh Putra

"Yah mau gimana lagi namanya rejeki masa ditolak,"

"Kamu kaya gak kenal mama aku seperti apa,"

"Iya sih," kanaya tertawa pelan

"Ya sudah yah, mas mau makan siang dulu,"

"Mas makan apa?"

"Tadi mas pesan sama office boy beli nasi padang,"

"Loh bukannya mas gak suka sama masakan padang yah? Karena pedas,"

"Gak tau kenapa tiba-tiba pengen makan nasi padang aja,"

"Hmmm! Kamu ngidam berarti tuh," ledek kanaya

"Bisa begitu? Kamu yang hamil, mas yang ngidam,"

"Bisa mas, apa yah namanya lupa aku tuh bahasa medisnya,"

"Iya Tar cari di internet deh, mas tutup dulu yah telponnya, bye sayang,"

"Iya mas selamat makan yah, bye."

TUT! Kanaya mengakhiri duluan panggilan Putra.

***

Karena banyak pekerjaan akhirnya Putra sampai rumah sudah larut malam, Kanaya terbangun dari tidurnya saat dia mendengar suara mobil suaminya memasuki garasi.

Mereka berdua sama-sama terkejut karena bersamaan saat Putra membuka pintu mau masuk dan Kanaya mau keluar.

"Mas,"

"Kamu,"

"Koq belum tidur?" Tanya Putra

"Sudah sempat tidur tadi, kebangun dengar suara mobil kamu, koq baru pulang jam segini?"

"Maaf yah jadi bikin kamu bangun, kerjaan mas dikantor lagi banyak banget, jadi mas lembur deh," jawab putra dia langsung menjatuhkan dirinya disofa ruang tamunya

"Aku pijitin yah, kamu pasti capek," tangan Kanaya langsung memijat pundak Putra, tidak kencang tapi cukup membuang rasa lelahnya seharian bekerja dikantor.

"Udah cukup sayang, kamu juga sama lelahnya kan ngurus rumah," putra menarik tangan Kanaya yang sedang memijat pundaknya lalu menciumnya dan tersenyum manis melihat wajah Kanaya yang tersipu malu.

"Sini sayang," Putra mengajak Kanaya bersandar didadanya, lalu dia memeluk Kanaya dengan erat.

"Kamu tau gak, rasa lelahku langsung hilang ketika melihat senyum kamu dan Awan tertawa," ucap Putra, tangannya sambil membelai rambut panjang Kanaya, wajah Kanaya langsung berubah merah merona setelah dipuji suaminya.

"Kamu sudah makan belum, mas?" Tanya Kanaya yang masuk betah didalam pelukan suaminya

"Astaga! mas sampai lupa, tadi mas beli nasi goreng dijalan sama kwetiaw kesukaan kamu, kita makan yah." sontak Kanaya melepaskan pelukannya didada Putra mendengar dia bawa nasi goreng dan kwetiaw, saliva Kanaya tiba-tiba langsung mengalir deras didalam mulutnya, benar kata orang, kalau lagi hamil itu suka ngidam yang aneh-aneh.

"Aku siapin piring sama sendok garpunya dulu yah, kamu mau makan disini atau dimeja makan?" Tanya Kanaya

"Disini aja, posisi duduk udah enak ini, males bergerak lagi," kekeh Putra

Dengan cekatan Kanaya menyiapkan semua keperluan makan mereka berdua, termasuk air minum. Mau membangunkan Awan tapi kasihan dia sudah nyenyak sekali tidurnya.

"Pelan-pelan sayang makannya, aku gak akan minta koq," goda Putra karena dia melihat Kanaya makan terburu-buru seperti orang belum makan berhari-hari.

"Kamu belum makan yah?" Lanjutnya heran melihat Kanaya begitu semuanya menyantap kwetiaw yang dia beli.

"Aku sudah makan tadi jam delapan, terus aku ketiduran nungguin kamu pulang kerja, sekarang aku laper lagi, bawaan orok kayanya, Mas." elak Kanaya karena dia malu kalau suaminya nanti menilai dia rakus, Putra hanya tertawa mendengar penjelasan Kanaya.

____________________________________<span data-mce-type="bookmark" id="mce_marker">​</span>

Have some idea about my story? Comment it and let me know.

Ucing_Ucaycreators' thoughts