Selamat membaca
***
Selesai makan, Kanaya membereskan bekas makan mereka berdua dan langsung mencuci perlengkapan makannya, Putra masuk kedalam kamar dan langsung mandi dengan air hangat yang sudah Kanaya siapkan sebelumnya, setelah semuanya rapih mereka berdua naik keatas kasur dan langsung terlelap tidur.
Belum lama tertidur alarm jam sudah berbunyi, tanda subuh sudah menyapa. Sebagai seorang istri Kanaya harus bangun yang paling pagi dan tidur paling malam sudah kodratnya seperti itu pikir Kanaya, mau tidak mau dengan mata yang masih mengantuk dia terbangun dan menyiapkan semua kebutuhan keluarganya dipagi hari, menyiapkan sarapan untuk suami tercinta dan anak tersayangnya, menyiapkan pakaian kerja Putra.
Setelah semua rapih baru dia membangunkan Awan dan Putra, sama seperti pagi sebelumnya mereka sarapan sebelum Putra berangkat bekerja, beruntung Awan belum masuk sekolah jadi kesibukan Kanaya belum banyak.
"Papa berangkat kerja dulu yah," pamit Putra karena disana ada anaknya jadi dia membahasakan dirinya dengan panggilan papa.
"Iya pa, selamat bekerja," jawab Awan, tangannya meraih tangan Putra lalu dia menciumnya, sejak kecil Awan dibiasakan salim dengan mencium punggung tangan orang yang lebih tua darinya.
"Hati-hati dijalan yah mas, kamu lembur lagi?" kini Kanaya yang salim dan bertanya perihal pekerjaan Putra
"Sepertinya tidak, aku sudah kebut semua semalam, kenapa?"
"Gak apa-apa,"
"Ya sudah aku berangkat kerja dulu yah, baik-baik dirumah," pamit Putra lagi lalu dia mencium kening Kanaya.
"Iya, mas." tangan Kanaya melambai sampai mobil suaminya keluar pekarangan rumah mereka.
Setelah Putra berangkat kerja, Awan biasanya bermain sepeda diteras rumah atau dia bermain robot-robotan. Dan Kanaya melanjutkan pekerjaan rumahnya, mencuci piring bekas mereka sarapan, mencuci pakaian, membersihkan perabotan rumah dari debu, menyapu, mengepel, masak untuk makan siang dirinya dan Awan.
Semua pekerjaan itu Kanaya kerjakan dengan santai, karena kondisinya yang berstatus Autoimun dan saat ini sedang mengandung dia sadar diri untuk tidak terlalu capek. Sedikit-sedikit dia kerjakan. Kalau dia merasa capek, dia akan berhenti sejenak sampai rasa cepeknya hilang baru dia lanjutkan lagi.
Jika santai Kanaya suka mencari info di internet seputar kehamilan dengan status medis Autoimun, beruntung dia hidup dijalan sekarang yang serba canggih dan sudah maju, semua informasi dia dapat dengan mudah melalui internet, perkembangan jaman membuat dunia medis juga semakin berkembang pesat, penyakit yang Kanaya miliki kini banyak orang yang sudah remisi obat dengan kata lain pasien tersebut sudah tidak minum obat lagi, tapi tetap menjaga pola makan dan hidupnya karena suatu waktu bisa kambuh lagi. Dan pasien yang berstatus autoimun banyak yang dapat memiliki anak, mereka dapat hamil dan melahirkan, tentu bukan hal yang mudah tapi setidaknya mijizat itu selalu ada.
***
Dikantornya Putra mendapat klien baru lagi, dengan begitu dia butuh kayu lebih banyak lagi. Putra meminta bagian produksi untuk mencari pemasok kayu yang bisa mengirim banyak keperusahaannya. Dan itu mereka dapatkan dari daerah jawa.
Mau tidak mau Putra harus lihat langsung kesana dan menjalin kerjasama disana, harus dia langsung yang pergi tidak bisa dia mengutus karyawannya saja.
Putra mengambil ponselnya dan dia menghubungi Kanaya siang itu saat makan siang Putra memang selalu menghubungi istrinya.
"Hallo, sayang." sapa Putra
"Hallo, mas." balas Kanaya
"Kamu sudah makan siang?"
"Sudah barusan sama Awan juga, kamu dah makan?"
"Lagi nunggu pesanan makan siang,"
"Makan apa?Nasi padang?" tanya Kanaya
"Bukan, aku minta office boy beli ayam bakar,"
"Ooohhh kirain nasi padang lagi,"
"Ada yang mau mas bahas sama kamu,"
"Apa itu mas?"
"Besok mas harus ke jawa beberapa hari disana,"
"Koq mendadak?"
"Barusan dapat klien baru, otomatis perusahaan kita butuh kayu jati lebih banyak lagi dong, gak bisa ngarepin dari satu pemasok aja kayanya, jadi mas cari pemasok lainnya dan itu ada di jawa sana, mas mau lihat langsung kesana dan tanda tangan kontrak langsung,"
"Sama siapa perginya?"
"Berdua saja sama pak Tino bagian produksi,"
"Berapa hari?"
"Tiga hari, kamu gak apa-apa mas tinggal sendiri dirumah atau mau nginep dirumah mama?"
"Hmmm, gak apa-apa kalau cuma tiga hari, nanti aku pikirin lagi enaknya dirumah aja atau dirumah mama,"
"Maaf yah kamu dan Awan mas tinggal dulu,"
"Iya gak apa-apa mas, namanya juga cari nafkah,"
"Makasih yah sayang, kamu istri yang sangat pengertian sekali,"
"Mas itu yah pinter banget ngerayu, raja gombal,"
"Hahaha ... dipuji koq malah aku dibilang raja gombal,"
"Aku kan jadi malu,"
"Hahaha, Kanaya kamu ada-ada aja sih, masa sama suami sendiri malu,"
"Udah ah jangan ngegodain aku terus,"
"Iya, iya, eh itu makanan mas udah datang, mas makan dulu yah."
"Iya mas selamat makan,"
"Iya sayang makasih yah,"
"Bye, mas."
"Bye, sayang."
TUT!
***
Sore harinya ketika Putra sudah pulang kerja, sudah mandi dan mereka saat ini sedang santai diteras rumah sambil ngopi dan Kanaya membuat teh untuk dirinya dan Awan.
Mereka membahas untuk besok,
"Mas, kayanya aku kerumah mama aja yah besok selama kamu keJawa," Kanaya menceritakan keinginannya
"Iya boleh, menurut mas juga lebih baik kalian disana biar aman jika ada sesuatu sama kamu ada orang yang temanin,"
"Mas besok berangkat jam berapa ke Jawa?"
"Pesawat pagi? Dari sini mungkin subuh dijemput supir dan mobil kantor,"
"Kalau begitu aku sama Awan kerumah mama setelah kamu pergi aj yah,"
"Kamu bawa mobil yah jangan motor",
"Iya nanti aku bawa mobil aja,"
***
Seperti yang sudah mereka bahas kemarin sore, kalau pesawat yang Putra dan Pak Toni berangkat pagi maka pagi-pagi sekali Putra sudah berangkat dijemput oleh supir dan mobil kantornya yang biasa dipakai untuk operasional kantor, Putra pergi hanya berdua dengan pak Toni bagian operasional.
"Sampai sana kabar-kabari yah, mas." ucap Kanaya
"Iya pasti sayang, kamu baik-baik dirumah yah, hati-hati dijalan nanti pas pergi kerumah mama, rumah jangan lupa dikunci-kunciin semuanya jendela pintu." nasehat Putra
"Iya, mas."
"Mas sebenarnya kwatir sama kalian kalau mas tinggal jauh dan lama seperti ini tapi mau gak mau mas harus kesana, untuk kemajuan perusahaan kita juga kan,"
"Iya mas aku paham dan mengerti, mas gak perlu kwatir yah,"
"Kalau begitu mas pergi dulu, doakan semua lancar disana,"
"Amin pasti lancar,"
Sebelum pergi Putra memeluk erat Kanaya dan mencium kening istrinya itu dengan lembut dan sedikit lama. Sebenarnya Putra tidak tega meninggalkan istri dan anaknya dalam kondisi istrinya sedang hamil muda, tapi tuntutan bisnisnya mengharuskan dia pergi berjuang demi masa depan keluarganya.
***
Setelah Putra pergi, Kanaya bersiap diri memasukan pakaiannya dan pakaian Awan kedalam tas, tidak banyak karena mereka hanya menginap tiga hari dirumah orangtuanya.
Karena tidaknmengejar sesuatu Kanaya santai, dia biarkan Awan bangun dengan sendirinya dan mereka sarapan, tidak seperti biasanya sarapan kali ini tanpa Putra karena sudah pergi ke bandara subuh tadi. Awan yang sudah tau papanya akan pergi tidak menanyakan lagi.
"Awan, mama sudah bawa baju kamu, apa kamu mau bawa maenan juga?" Tanya Kanaya
"Gak usah ma, di rumah eyang banyak mainan Awan koq." jawabnya
"Oke kalau begitu, kita berangkat sekarang yah,"
"Naik apa ma?"
"Papa suruh kita naik mobil,"
"Tapi Awan mau naik motor ma, kita naik motor aja yah."
"Okelah kalau begitu kita naik motor aja," jawab Kanaya mengikuti keinginan anaknya untuk pergi menggunakan motor.
Kondisi rumah sudah dalam kondisi rapih bersih saat Kanaya tinggal, pintu dan jendela sudah dikunci, mobil Kanaya tinggal di garasi karena Awan memintanya naik motor.
____________________________________