webnovel

Anak asuhku Anakku

mei_yama · Teen
Not enough ratings
53 Chs

45. Devan

"Mana, aktor yang kalian tunjuk sebagai bintang iklan produk baru kita?"Tanya Lily pada Salsha asistennya.

"10 menit lagi sampai Bu. Sedang dalam perjalanan katanya." Jawab Salsha sambil melihat arlojinya.

"Hem. baik. Tunggu saya di ruang meeting. Saya sedang ingin berbincang sebentar dengan suami saya." Kata Lily sambil duduk di sebelah Juno.

"Baik Bu" jawab Salsha yang kemudian pergi sambil menutup pintu perlahan.

Lily kemudian duduk di sebelah Juno dengan manjanya. Lily bersandar di dada bidang suaminya memainkan jari lentiknya di sekitaran leher Juno sehingga membuat Juno tersenyum geli merasakan sentuhan itu.

"Pa, tumben hari ini ke kantor Bunda? ada apa? Biasanya Papa sibuk sendiri." ucap Lily yang sudah menghentikan gerak jari lentiknya.

"Apa enggak boleh, Papa deteng main ke kantor Bunda?" Kata Juno sambil memandang istrinya.

"Boleh sih boleh, tapi jangan ajak bala tentara gini juga donk Pa. Bunda jadi ga enak sama karyawan Bunda." Protes Lily kepada Juno yang datang membawa Elang dan Embun.

Elang sedang tertidur pulas di sofa. Sedang Embun masih asyik melihat ikan ikan di akuarium besar yang ada di sudut ruangan bundanya.

"Kenapa harus Enggak enak Bun? Perusahaan ini punya Bunda. Gak masalah dong Anak dan suaminya main ke kantor ga boleh" Ucap Juno dengan santai tanpa merasa risih sama sekali dengan kegiatan Embun yang mulai memukul mukul kaca akuarium.

"Kakak, jangan nak. Kasian ikannya." Seru Lily sambil berlari menghampiri putri sulungnya.

"Ikanna cantik ya Bunda, Embun mau." Celoteh Embun yang menginginkan satu ekor ikan sambil melonjak lonjak bahagia.

"Kakak kan udah punya di kamar kakak. Kakak mau lagi yang ini?" Tanya Lily sambil menunjuk satu ekor ikan mas koi yang buncit itu.

"Iya, yang itu kecil. Ini udah gede. Gendut kayak dedek." Ucap Embun dengan antusias, matanya mulai berbinar bahagia karena keinginannya terkabul.

"Bun, kita piknik yok! papa pengen berduaan lagi sama Bunda. Nanti Papa ambil cuti satu Minggu buat kita jalan jalan. Anak anak ikut semua biar Mama bisa rehat sebentar" Ucap Juno sambil bersandar di sofa dan menengadahkan kepalanya. Angannya melayang layang ingin segera bermesraan bersama Lily.

Melihat Lily yang beberapa bulan terakhir ini sangat di bikin repot dan kewalahan oleh anak anaknya membuat Juno ingin memberikan hadiah istimewa kepada Lily. Lily sering berjaga karena Elang cendrung susah tidur di malam hari. Lingkar hitam di mata Lily semakin menghitam karena waktu tidurnya yang berantakan. Juno selalu ingin membantu menggantikan namun seperti kakaknya Elang pun sama hanya mau menempel pada Bundanya.

Beruntung ada Mama Kim yang membantu mengasuh anak mereka. Mama Kim sekarang sedang tidak enak badan maka dari itu Juno memboyong semua anaknya untuk pergi ke kantor karena Juno sangat kewalahan menghadapi mereka berdua di rumah sendirian. Embun yang sudah mulai pintar menyampaikan aspirasinya terkadang kerap membantah jika mendapat teguran dari Papanya.

"Papa, kerjaan Bunda masih banyak banget ini selama iklan yang aku kerjain belum selesai. Aku ga bisa kemana mana Pa. Papa Taulah gimana ribetnya ngurus iklan untung aja kak Nando cuma kasih bagian aku kerja dikit. Cuman di suruh cari bintang iklan sama seleksi desain produk aja. Coba kalau semua aku, Wah. Bisa botak ini kepala."

"Lagian kenapa gitu tiba tiba Papa mau Jak bunda piknik?" Tanya Lily yang penasaran sambil berjalan dan berhenti pas di tempat suaminya sedang merebah.

"Kan udah bilang, Papa pengen bermesraan lagi sama Bunda." Jawab Juno yang kini mata mereka saling menatap satu sama lain dengan posisi yang terbalik.

*Aneh, kenapa tiba tiba gini. Beberapa hari kemarin dia cuek banget sama aku. Ada yang mencurigakan ini* Batin Lily sekejap.

tok tok tok..

"Permisi Bu, Klien kita sudah datang. Sekarang mereka sedang menunggu kita di ruang rapat" Ucap Salsha sambil membuka separuh pintu ruangan kerja lily.

"Baik, sebentar lagi saya kesana. Kamu tunggu saya sekarang siakan saya kopi latte untuk bapak" Ucap Lily sambil merapikan penampilannya.

"Pa, bunda rapat dulu ya. Ga lama kok, paling sekitar ayu jam cukup." Ucap Lily sambil mengecup kening suaminya yang masih menengadah menghadap langit langit.

Embun dan Elang juga di pamiti oleh Bunda mereka. Juno menatap punggung Lily yang semakin mengulang terhalang pandang oleh pintu. Juno mengusap kasar wajahnya.

*Bodohnya aku telah membandingkan istriku dengan wanita lain. Dia tampak lusuh dan berantakan itu karena aku dan keluargaku. Dia melupakan mengurus diri sendiri dan lebih mementingkan kebutuhan kami yang terhandle dengan lengkapnya. Silvi, menjauhlah dari rumah tanggaku.* Batin Juno bimbang.

Di ruang rapat.

"Perkenalkan Bu, ini Devan dia yang akan membintangi iklan produk kita." Ucap Salsha sambil menunjuk Devan dengan semua jari tangannya.

"Senang berjumpa dengan anda bapak Devan" Sambut Lily dengan senyum ramah.

"Senang juga bisa bertemu dengan anda ibu Lily. Saya kira anda adalah wanita karir yang sudah berumur paruh baya. Ternyata anda masih seumuran dengan saya." Ucap Devan membuka perbincangan.

*Masih muda gini, udah CEO. Cantik lagi. Tapi sayang dia masih singel. Bukan seleraku.*Batin Devan sambil memperhatikan wajah dan penampilan Lily.

"Anda bisa saja, perkenalkan saya Lily. Saya yang akan mengurus iklan ini dan terimakasih atas pujiannya. Mari silahkan duduk." Ucap Lily mempersilahkan Devan untuk duduk.

Perbincangan selama rapat membahas segala kebutuhan property iklan bersama sang aktor dan produser iklan. Beberapa Usulan mereka sampaikan masing masing. Semuanya berjalan lancar hingga ada satu kreatif iklan yang mengusulkan untuk menambahkan anak anak di dalam iklan itu untuk menarik minat pembeli di pasaran.

Tiba tiba Nando menyebutkan sebuah nama yang sangat membuat Lily terkejut.

"Gimana kalau kita pakai Embun sebagai pemain juga di iklan ini?"

"Wah, saya rasa dana kita masih sangat cukup untuk merekrut artis cilik lain ketimbang harus memasukkan anak saya kedalam iklan. Saya rasa, ini juga masih terlalu dini untuk anak saya yang tidak suka kamera." Ucap Lily beralasan dan menolak usul Nando.

Devan menoleh kearah Lily dengan tatapan kagum.

*Kamu tipeku* Batin Devan sambil tersenyum.