webnovel

Anak asuhku Anakku

mei_yama · Teen
Not enough ratings
53 Chs

4.

Suasana tegang masih terasa sangat kental di teras belakang rumah itu. Mbok inem menggendong cucunya sambil menggoyang goyangkan badan perlahan. Juno yang menatap serius Lily sambil menepuk nepuk embun yang mulai akan mengeluarkan tangis melengkingnya. Sementara Ali dan Rosmia hanya diam dan melihat Lily dengan penuh harap.

"Hua... Hua....oek..... oek....."

Suara tangis Embun benar benar memekakkan telinga. Tanpa di beri aba aba dengan sigapnya Lily langsung menggendong Embun dan menepuk nepuk perlahan. Seperti terkena sihir, bayi mungil itu malah diam dan seperti terhipnotis oleh Lily. Embun langsung diam dan seperti merasa nyaman.

*Eh, kok embun langsung diam tanpa ada perlawanan ya?* Juno membatin anaknya sendiri yang tengah anteng di gendong oleh orang asing yang baru di jemput ya itu.

"Tuh, kan tuan. Apa saya bilang, setiap bayi yang di pegang Lily pasti langsung anteng. Apalagi kalau di pijit, bisa langsung tidur" ucap Rosmia sambil sedikit menyombongkan keberhasilan usulannya.

"iya iya, coba kamu pijit. Tapi jangan terlalu keras dan jangan pijit di area perut ya" ucap Juno memberi perintah pada lily.

Lily yang sedari tadi menatap sendu wajah embun terus saja tersenyum senyum sendiri. Sepertinya kebahagiaan Lily benar benar membumbung tinggi. Juno yang melihat itu lalu berdehem seperti memberi isyarat akan ucapannya yang tak mendapat respon dari Lily.

"oh, iya tuan." Lily mengangguk cepat dengan senyum manisnya.

"Cumi Cayang, mbak pijit ya." Lily mulai melepas baju embun dengan perlahan.

" namanya siapa sayang? ba...!" Lily sambil bermain ciluk ba dengan Embun.

Padahal bayi mungil itu mana tau tentang ciluk ba. juga mana dia bisa bicara bila di tanya nama. Tapi kepolosan Lily nyatanya mampu memberi kenyamanan pada bayi yang sering menangis itu.

"Namanya Embun" Juno menjawab pertanyaan Lily dan kemudian duduk di sebelah Embun sambil memperhatikan cara Lily memijit mijit lembut badan mungil itu.

"Embun sayang, namamu bagus nak. Jadi anak baik, anak yang anteng dan manis ya, yang menyejukkan seperti embun di pagi hari. Okey....." dengan senyum manisnya Lily terus saja berceloteh dengan kata kata positif kepada bayi mungil itu.

Juno terus saja memperhatikan lily. Juno seperti tak percaya, bayi yang biasanya menangis ketika disentuh orang lain selain dia. Kini bisa senyaman itu dengan Lily.

"Pokoknya aku mau mulai hari ini kamu bekerja di sini menjaga dan mengasuh anakku" ucap Juno dengan suara normal tanpa berbisik bisik.

" maaf tuan, tapi saya hanya sebatas memijit. Tidak untuk seharian ataupun bahkan berbulan bulan bekerja di rumah tuan" jawab Lily sambil terus memijit embun yang mulai akan tertidur.

"Kamu minta gaji berapa?" tanya Juno penasaran.

Juno mulai bingung dengan bagaimana caranya untuk menawarkan pekerjaan kepada orang yang tidak membutuhkan.

"Nanti saja bayarnya tuan kalau saya selesai memijit. Cukup dua puluh lima ribu rupiah saja tuan untuk satu kali pijit" jawab Lily polos.

Sikap polos Lily mulai membuat Juno frustasi. Juno mulai mengetuk ngetuk dahinya dan menggerak gerakkan mulutnya seperti akan menerka nerka tawaran seperti apa yang akan membuat Lily tergiur.

"Lily, dengar. saya butuh pengasuh untuk anak saya embun. Selama ini tidak ada yang bisa senyaman ini bersama embun. mbok inem pun tidak sanggup. jadi saya mohon sama kamu untuk mau bekerja di rumah ini menjaga anak saya" ucap Juno yang terang terangan meminta Lily untuk bekerja dengannya.

"Tapi pak, jika saya bekerja di sini. lalu bagaimana dengan Mbah saya?" cletuk Lily yang mulai memakaikan baju pada Embun yang sudah terlelap.

"Iya tuan, Kakek dan nenek Lily sudah sangat tua. Jadi sangat membutuhkan Lily untuk merawat mereka. kalau Lily disini, bagaimana dengan mereka?" ucap mbok inem yang sekarang ikut bingung mencari solusi.

"ini, ini sekedar saran loh tuan. jadi bagaimana jika mbok inem bekerja di kampung saja untuk menjaga mbok iti dan Mbah dul. Sementara Lily disini menjaga Embun" saran rosmiah yang terkesan ingin agar mendapat keuntungan dengan keberadaan mbok inem di kampung.

Juno mengangguk angguk sambil melipat tangannya kedada. sebelah alisnya seperti terangkat sebagai tanda jika dia sedang memikirkan sesuatu yang serius.

" nah, itu juga boleh saran kamu. Jadi bagaimana Lily, kamu mau bekerja di sini?" ucap Juno sambil menatap serius Lily yang sudah selesai menidurkan Embun.

"Bisa beri saya waktu untuk berfikir dan berunding dengan si mbok di rumah. tuan?" ucap Lily yang kini tengah berdiri dan kembali menenteng sendal jepitnya.

" Sendalmu itu loh, di taruh dulu. sendal jelek gitu kok" ucap Ali membuyarkan keseriusan mereka.

"Iki pusakaku lho Al, jelek jelek gini belinya cash aku" jawab Lily polos yang sontak membuat Juno tertawa. dan menutup mulutnya dengan tangan.

"Sudah sudah, jangan ribut di sini. nanti non kecil bangun" ucap mbok inem melerai ledekan antara Lily dan Ali.

" Enggak mbok kalau bangun, dia sangat lelah mbok. Setelah di pijit dia pasti bakalan anteng dan lama tidurnya" ucap Lily sambil menatap Embun dengan sayu.

"iya mbok, cucumu ini aja kalau habis di pijit Lily. Bisa 3 sampai 4 jam tidurnya. true jadi anteng" cletuk Rosmia polos.

Apa yang mereka bicarakan di teras belakang rumah itu nyatanya malah memberi pemikiran lain untuk Juno. Juno malah curiga jika Lily memakai jampi jampi atau semacamnya.

" Tapi, kamu enggak pakai sihir sihir gitu kan?" tanya Juno terang terangan.

"Hahahahhahaha. opo kui sihir ndoro?"

"Eh, maksud saya. apa itu sihir tuan?" ucap Lily sambil menahan tawa.

" Sihir itu ya seperti santet, pelet, ya yang begitu begitulah pokoknya." Ali memberi keterangan pada Lily.

"InsyaAllah, dan bismillahirrahmanirrahim. Saya tidak mengenal dan menyentuh sihir" jawab Lily jujur.

"Bagus," ucap Juno yang mulai yakin akan Lily.

" Ini, upah mijitmu. dan besok kabari aku tentang keputusanmu"

"Tuan, saya tidak punya kembalian. Mbok, tuker uang pecahan mbok" ucap Lily yang kebingungan mencari kembalian untuk uang seratus ribuan yang di pegangnya.

" Ambil semuanya buat kamu" ucap Juno sambil memasukkan tangannya ke saku celana.

"Wah, beneran tuan? Makasih loh tuan, semoga tuan rejekinya semakin lancar dan bahagia selalu dan sehat terus" ucapan syukur dan terimakasih Lily karena mendapat uang lebih.

Seperti itulah Lily gadis polos yang lugu dan ceria serta baik Budi pekertinya. Seperti apakah kelanjutan antara Lily dan Embun?