webnovel

Yogyakarta

Akhirnya Aya dan Ara tiba di hotel Hyatt Regency Yogyakarta. Ara sengaja memilih hotel ini karena hotel ini merupakan salah satu hotel terbaik dan terbesar di kota Yogyakarta, bahkan di Indonesia.

Bentuknya mengimitasi bentuk dari candi Borobudur di Yogyakarta, dengan banyak memasukkan detil arsitektur candi Borobudur dan terletak di tengah-tengah hijaunya pepohonan lereng gunung Merapi yang menyegarkan. Hotel ini juga memiliki sebuah lapangan golf yang indah dan luas serta ada area olahraga lari yang cukup panjang.

Saat memasuki area lobi, suasana khas Jawa terasa sangat kental. Ada bangunan joglo yang menghiasi pintu masuk hotel.

Ara telah memesan kamar tipe Presidential Suite untuk mereka berdua. Dikarenakan Ara memiliki beberapa hotel di kotanya dan di beberapa kota sekitarnya, maka ia kenal hampir semua pemilik hotel yang ada di Indonesia. Hal ini merupakan salah satu kemudahannya dalam memilih dan memesan hotel dimana saja ia berada.

Mereka disambut hangat oleh manajer hotel yang merupakan kenalan Ara. Ia hendak membawa Ara dan Aya ke suatu ruangan khusus, agar mereka berdua bisa melepaskan penat sekaligus menikmati hidangan yang sudah disajikan oleh hotel.

Namun dikarenakan Aya maunya langsung ke kamar, maka sang manajer langsung mengarahkan Ara dan Aya untuk pergi ke kamar tidur mereka. Manajer tersebut yang langsung membawa Ara dan Aya menuju kamar termasuk bell boy yang mengikuti di belakang sambil membawa barang-barang mereka menggunakan troli khusus barang-barang tamu.

Sesampainya mereka di depan kamar, sang manajer membukakan pintu kamar dan mempersilahkan Ara dan Aya untuk masuk terlebih dahulu.

Saat di dalam kamar, Aya penuh takjub melihat isi kamar hotel ini. Kamar ini dilengkapi dengan ruang tamu, ruang kerja, kamar tidur, dapur dan balkon yang menghadap pada pemandangan yang indah.

Selama ini apabila Aya menginap di sebuah hotel, selalu hotel yang berada di tengah-tengah kota. Sehingga bangunan tersebut jarang mempunyai taman, hutan, maupun area olahraga lari seperti di hotel ini.

Di hotel ini, ia bisa melihat taman yang di tengah-tengahnya terdapat kolam renang dengan berbagai ukuran. Ia juga dapat melihat gunung Merapi dari kejauhan.

Ia puas melihat kelengkapan yang ada di kamar tersebut. Ia tersenyum sumringah kepada Ara dan sang manajer. Sedangkan bell boy, telah meletakkan barang-barang mereka di dalam kamar tidur dan menunggu di luar.

"Kalau pak Ara dan ibu ada butuh sesuatu, bisa hubungi saya langsung atau hubungi ke salah satu petugas kami. Nomornya sudah ada tertera di meja telepon di dalam kamar. Untuk nomor saya pribadi, juga sudah saya letakkan di meja tersebut." Tawar manajer hotel setelah ia menjelaskan beberapa ruangan dan fungsi beberapa perkakas yang ada di kamar tersebut.

Sambil menganggukan kepala, Ara menjawa "baik pak. Terima kasih." Ia langsung menyalami manajer tersebut.

"Jangan sungkan pak, ibu." Kata sang manajer sambil tersenyum dan permisi pergi.

Setelah manajer itu pergi, Ara segera mengunci pintu kamar dan kembali ke ruangan bersama Aya.

👫💓👫💓👫

Aya mulai membongkar barang-barang mereka dan meletakkannya sesuai dengan tempatnya. Sedangkan Ara melihat-lihat seisi kamar. Ia singgah di pantry dan mencoba membuat minuman panas.

Tadi saat di lobi mereka ditawarkan untuk minum minuman panas, namun Ara menolaknya karena melihat Aya yang sudah kecapean. Mereka meminta untuk diantarkan langsung ke kamar.

Jarak perjalanan dari kota mereka untuk sampai ke Yogyakarta cukup lumayan jauh. Dimulai perjalanan dari rumah menuju bandara yang memakan waktu berjam-jam karena harus melewati kemacetan kota dan jauhnya jarak bandara. Lalu penerbangan yang memakan waktu hampir dua jam perjalanan. Sehingga hal ini membuat Aya merasa kelelahan. Ditambah kondisi Aya yang memang kurang sehat karena rasa sedih yang mendalam.

Aya mendengar suara dan beranjak pergi. Ia mengarak ke dapur sesuai dengan suara yang muncul. Aya melihat Ara hendak membuat minuman panas. Segera ia mengambil alih apa yang hendak dikerjakan Ara.

"Eh, sini biar aku yang buat. Maaf, aku lupa untuk buatin kamu minuman panas. Padahal kita baru sampai." Aya segera mengambil teko dan sendok yang dipegang oleh Ara.

"Loh, nggak apa-apa, aku bisa kok buatnya. Kamu lanjutkan aja beberesnya. Kita bagi tugas kan? Lagian tadi kamu bilang kamu capek, jadi aku yang mau buatin kamu minuman." Jelas Ara yang hendak mengambil kembali teko dan sendok dari Aya.

Tapi Aya sudah mulai mengisi teko itu dengan beberapa buah teh celup, gula dan menuang air panas yang sudah tersedia melalui dispenser.

Ara hanya mengangkat bahu dan duduk di kursi pantry menunggu Aya selesai membuat minuman. Sesekali ia bersenandung dan bersiul. Ia membuka handphonenya dan memeriksa isinya.

Aya sempat melihat Ara sedang menulis pesan di handphonenya. "Mungkin tentang pekerjaan." Kata Aya dalam hati. "Ia tidak pernah bisa lupa dengan pekerjaannya walaupun sedang liburan." Tambahnya lagi dalam hati.

Saat Aya selesai membuat teh, ia menyiapkan dua buah gelas dan mengambil kue kering yang sudah tersedia di meja makan.

Mereka minum dan menikmati kue kering di meja makan yang menghadap ke pemandangan luar yang hijau dan asri.

"Kamu capek kah?" Tanya Ara saat Aya menyesap minumannya.

"Lumayanlah." Jawab Aya dan kembali menyesap minumannya.

"Sehabis ini, kita jalan-jalan di sekitaran hotel ini yuk?" Ajak Ara.

"Hmmm, nanti ajalah mas. Aku mau berebah dulu. Mana belum selesai juga aku ngerapiin barang-barang kita." Jawabnya lagi.

"Oh, okelah. Kita istirahat aja dulu. Nanti malam aja kita jalan-jalannya, sehabis makan malam. Ya?"

Aya hanya menganggukkan kepalanya. Mereka menghabiskan minuman mereka dalam diam.

Setelah itu Aya menyelesaikan membereskan barang-barang mereka sambil dibantu oleh Ara.

👫💓👫💓👫

Para staf hotel yang bertugas di bagian restoran, sedang menyiapkan beberapa makanan pesanan Ara.

Saat ini mereka makan di restoran Kemangi Bistro. Ada banyak orang yang juga makan di tempat ini. Alunan musik yang lembut, membuat Aya merasa nyaman sembari memejamkan mata menikmati suasana.

Ara memandangi Aya yang sedang duduk sambil memejamkan mata, dengan sedikit menggoyangkan kepalanya mengikuti suara musik. Ia tersenyum melihat istrinya.

Digenggamnya tangan kiri Aya yang berada di atas meja. Aya pun sedikit terkejut dan membuka matanya. Dengan spontan ia menarik tangannya.

"Oh maaf. Aku kaget." Katanya menjelaskan.

Dengan tersenyum, "nggak apa-apa. Kamu asyik banget deh. Aku senang kamu menikmati suasana disini."

"Aku suka tempat ini." Seru Aya.

"Syukurlah. Besok kita mulai tur wisatanya ya?"

"Eh, mau kemana aja?" tanya Aya yang tiba-tiba penasaran. "Hmmm, kita lihat aja besok." Jawab Ara tersenyum jahil.

*

*

@@@#@@@#@@@

Dari Penulis :

*Joglo adalah rumah tradisional masyarakat Jawa atau daerah lain di Indonesia yang terdiri atas empat tiang utama.*

Maaf ya readers, saya nggak bisa publish ceritanya setiap hari karena ada kesibukan lainnya juga. Saya berkerja di pemerintahan, jadi total seharian di kantor. Saya berusaha menyempatkan waktu untuk bisa menulis.

Awalnya saya menulis ini untuk menyalurkan kesukaan saya dalam menulis aja dan juga mengisi waktu saya kalau pas lagi nggak ngapa-ngapain. Daripada saya obrak-abrik isi handphone tapi nggak ada manfaatnya kan....😁😁 Mendingan saya membuat karya seperti menulis. Saya mau jualan online, tapi nggak berani, malu alias nggak tahu caranya 😁.

Tapi alhamdulillah, dari beberapa bab yang sudah saya publish ini, ada beberapa tanggapan dari readers dan itu membuat saya semangat menulis. Sebenarnya saya tertekan juga kalau nggak bisa publish secara rutin, serasa punya hutang gitu sama readers. Makanya saya coba jelaskan disini, biar readers bisa maklum ya 🤗🤗

Itu saja. Terima kasih.

Salam

SiRA.