Aya sedang asyik memandangi bunga mawar yang banyak mekar di taman depan rumah. Aya tidak tega untuk memetiknya. Sehingga dibiarkan saja mekar ditangkainya dan memperindah taman.
Aya paling suka dengan bunga mawar. Apalagi yang berwarna merah tua. Ia senang bahwa ternyata suaminya mengetahui kesukaannya.
Sebelum mereka pindah rumah, Ara memang meminta tukang taman untuk menanam dan merawat bunga mawar, karena ia tahu istrinya suka dengan bunga mawar. Sehingga saat ini rumah mereka didominasi oleh taman bunga mawar.
Keheningan sesaat terpecahkan oleh suara telepon genggam milik Aya yang berdering. Dilihatnya nama si pemanggil adalah maminya, ibu Ira. Aya langsung mengangkatnya dan berbicara dengan maminya.
"Hallo mi. Apa kabar?" Sapa Aya. "Hallo sayang. Mami baik-baik aja. Kamu apa kabar? Gimana rumah tangga kamu dengan Ara? Baik-baik ajakan?"
"Ihh mami, kok nanyanya tentang rumah tangga Aya sih! Rumah tangga kami baik-baik aja mi. Aya juga baik-baik aja. Gimana kabar papi? Mami lagi dimana ini?"
"Sukur deh kalau kalian baik-baik aja. Mami khawatir aja. Enggak papa dong kan mami tanya-tanya sedikit." Jawab ibu Ira sambil tertawa. Ia tahu, anaknya itu paling tidak suka kalau sudah membahas mengenai Ara.
"Papi kamu baik-baik aja. Sekarang kami lagi di luar kota. Kemarin berangkatnya. Paling cuma tiga hari aja kok. Mendadak. Mami lupa juga ngabari kamu. Kamu juga enggak ada menghubungi mami. Asyik bener yang pengantin baru." Dengan tertawa ibu Ira berbicara panjang tanpa memberi kesempatan Aya untuk bicara.
"Ih mami kok gitu sih!!" Aya dengan cemberut dan memajukan bibirnya. Tanda ia mulai kesal dengan arah pembicaraan. Ia lalu sambil berjalan masuk ke dalam rumahnya.
"Hati-hati ya mi. Titip salam buat papi." Setelah asyik mengobrol dengan maminya, Aya menyudahi penggilan telepon itu.
👫💓👫💓👫
Ia merasa lebih baik setelah berbicara dengan maminya walaupun ia tidak pernah sekalipun membahas tentang pernikahannya. Namun ia merasa nyaman hanya dengan mendengar suara maminya.
Tetapi entah kenapa tiba-tiba ia merasa sedih tidak sempat bertemu dengan orang tuanya selama beberapa minggu ini.
Setelah ia pindah ke rumah barunya dengan Ara, ia baru beberapa kali ke rumah orang tuanya. Itupun hanya sebentar saja. Karena kesibukan Ara, sehingga mereka tidak bisa berlama-lama di rumah orang tuanya. Ara tidak mengizinkan Aya pergi seorang diri ke rumah orang tuanya Aya maupun ke rumah orang tuanya sendiri.
Saat masuk ke kamar, entah perasaan apa yang mendatangi Aya. Ia mulai merasa tidak nyaman dan tidak tenang. Ia kepikiran kedua orang tuanya. Ia berpikir mungkin karena ia sudah jarang bersua dengan mereka terutama dengan papinya.
Aya berusaha mengalihkan perhatiannya dengan membaca buku di dalam kamar. Sekarang Aya melakukam aktivitasnya seperti membaca buku di kamar mereka berdua. Ia tidak berani untuk berdiam diri di kamarnya lagi setelah kemarahan Ara pagi itu.
👫💓👫💓👫
Tidak sengaja Ara menemukan sebuah buku di dalam lemari bupet yang terletak di dekat ruang pakaian mereka. Buku tersebut berjudul "Solusi agar tidak hamil setelah berhubungan intim tanpa pengaman". Ara terkejut dan ia mulai marah. Apa maksudnya Aya membaca buku seperti ini, pikir Ara.
Ara bergegas keluar mencari Aya. Dilihatnya Aya sedang asyik menonton televisi. Dilemparnya buku itu ke pangkuan Aya. Aya yang tidak sadar dengan kedatangan Ara, sontak terkejut dan melihat ke pangkuannya. Ia makin terkejut melihat buku yang dilempar Ara.
Ia lalu berdiri sambil memegang buku tersebut dan menatap Ara. Ia tahu, kalau saat ini Ara sedang marah. Ia mendekati Ara dan berusaha untuk menyentuh dan menenangkannya.
Namun belum sempat Aya menyentuh Ara, tangan Ara segera menepis tangan Aya. Dan ia pergi meninggalkan Aya. Aya hanya terdiam tanpa bisa menahan Ara untuk tidak pergi. Sejujurnya ia belum siap untuk menjelaskan semua ini dengan Ara.
Ia juga bingung bagaimana bisa Ara menemukan buku tersebut padahal ia sudah menyembunyikannya dengan baik. Apa Ara mencurigai ia selama ini. Apa Ara memata-matai ia selama ini. Aya mulai menduga-duga kemungkinan.
*
*
@@@#@@@#@@@
Salam
SiRA.